x

2 Penipu Ulung yang Pernah Gemparkan Dunia Sepakbola

Senin, 9 Oktober 2017 16:22 WIB
Penulis: Lanjar Wiratri | Editor: Arum Kusuma Dewi

Dwi Hartanto merupakan salah seorang akademisi yang kini tengah menuntut ilmu di Negeri Kincir Angin, Belanda. Namun ia menjadi sorotan karena mengaku sebagai salah satu kandidat profesor di Technische Universitet (TU) Delft, Belanda.

Dwi bahkan melakukan kebohongan dan menyebut jika dirinya ditawari untuk mengembangkan pesawat jet tempur generasi keenam. Dilansir dari Merdeka.com, Dia juga mengaku memenangkan lomba riset Space craft and Technology di Jerman dan mengalahkan sejumlah ilmuwan dari negara lain.

Dwi Hartanto, penipu yang mengaku ahli dirgantara

Namun semua itu hanyalah sebuah kebohongan karna Dwi ternyata bukanlah lulusan Institut Teknologi Tokyo, Jepang. Ia juka tak pernah ditawari menegmbangkan pesawat jet generasi keenam seperti pengakuannya, ia bahkan bukan ahli dirgantara seperti pengakuannya selama ini.

Baca Juga

Tak cuma di kalangan akademisi, dunia sepakbola dunia juga pernah dihebohkan dengan kehadiran dua penipu ulung. Dalam waktu lama, kedua penipu ini mampu mengelabui banyak pihak terkait kiprah mereka sebagai pesepakbola dunia, yang ternyata merupakan kebohongan. 


1. Dwi Hartanto

Dwi Hartanto, penipu yang mengaku ahli dirgantara.

Seperti dilansir dari Merdeka.com, Dwi Hartanto mengaku tengah merancang jet tempur generasi keenam yang akan jauh lebih canggih dibanding pesawat jet saat ini. Dia juga mengaku memenangkan lomba riset Space craft and Technology di Jerman dan mengalahkan sejumlah ilmuwan dari negara lain.

Namun hal tersebut rupanya memancing kecurigaan pada sejumlah rekan Dwi di Perhimpunan Pelajar Indonesia Delft. Penelusuran mereka ada beberapa kejanggalan. Satu per satu kedok Dwi pun terbongkar.

Dwi Hartanto akhirnya menyampaikan permohonan maafnya. Dia mengakui memberikan informasi yang tidak benar, tak akurat dan cenderung melebih-lebihkan. Khususnya soal prestasinya di bidang dirgantara dan keilmuan soal roket.

"Saya minta maaf yang sebesar-besarnya," kata Dwi seperti dimuat dalam halaman PPI Delft.

Berkaca pada kasus Dwi Hartanto, ternyata kancah sepakbola dunia juga pernah dihebohkan oleh kehadiran dua penipu ulung.


2. Ali Dia

Ali Dia.

Ali Dia merupakan sosok penipu ulung di kancah sepakbola dunia, namun ada juga yang menyebut ia sebagai sosok paling misterius dalam sejarah Liga Primer Inggris. Perjalanan karier Ali Dia di klub-klub Liga Primer Inggris yang diakui sebagai mantan klubnya tidak pernah diketahui.

Seorang jurnalis bernama Kelly Naqi menemukan Dia setelah 20 tahun menghilang dari jagat sepakbola Inggris. Naqi sampai harus terbang ke Dakar, Senegal, guna menemui orang tuanya demi mendapatkan informasi mengenai keberadaan Dia.

Dia direkrut oleh manajer kawakan Graeme Sounness tahun 1996 usai menerima rekomendasi dari sepupunya, yang tak lain adalah legenda AC Milan, George Weah. Selidik punya selidik, Dia ternyata hanyalah teman kampus Weah, dan Dia menemukan nomer telepon Sounness.

Dia lalu berpura-pura sebagai Weah, menelepon Sounness, dan memberitahukan bahwasanya ada pemain hebat bernama Ali Dia.

Namun jejaknya benar-benar misterius. Setelah beberapa kali mengikuti latihan, Sounness membawanya ke susunan pemain saat melawan Leeds United. Ali Dia akhirnya benar-benar melakoni debutnya menggantikan sang legenda sejati The Saints, Matt 'Le God' Le Tissier usai dirinya mengalami cedera di menit ke-20 babak pertama.

Betapa kecewanya Sounness melihat performa Dia di atas lapangan. Dan benar saja, menit 85, Dia kembali digantikan oleh pemain. Total, Dia bermain selama 53 menit, untuk pertama kali, di Liga Primer Inggris, untuk terakhir kalinya pula.

Banyak orang yang mencapnya sebagai penipu karena ia bukanlah seorang pesepakbola hebat seperti yang diakuinya selama ini. Namun Ali Dia menjelaskannya saat ditemui di kawasan London oleh seorang jurnalis bernama Naqi.

"Orang-orang mencap saya sebagai pembohong, itu omong kosong. Saya berlatih keras demi satu tempat di susunan pemain utama. Saya berlatih dari tim cadangan, sekitar dua minggu, lalu manajemen memilih saya naik kasta karena mereka tahu betul kapasitas saya," singgung Dia.

"Melawan Leeds, saya sebenarnya sedang dalam kondisi on fire. Sounness bilang, 'Kamu ikut besok, bersiaplah.' Saya tidak berharap bisa main dari menit pertama, lalu, Anda tahu, Le Tisssier cedera, saya masuk ke lapangan, tanpa sempat latihan, mengalir begitu saja," kata Dia lagi.


3. Carlos Kaiser

Carlos Kaiser.

Layaknya anak-anak kecil lainnya di Brasil, Carlos Kaiser memiliki mimpi untuk menjelma menjadi salah satu pesepakbola hebat. Namun kini ia justru dikenang sebagai salah satu penipu ulung yang pernah menghebohkan jagat sepakbola dunia.

Pria yang memiliki nama asli Carlos Henrique Raposo itu memiliki strategi hebat untuk meyakinkan banyak orang jika dirinya merupakan pesepakbola mumpuni. Nyatanya, Carlos belum pernah mencetak satu gol pun dalam hidupnya!

Dengan modus tipu menipu, Carlos Kaiser sempat dikontrak klub-klub elite Brasil, seperti Bangu, Botafogo,Vasco Da Gama, Palmeiras, Flamengo, serta klub Prancis, Gazelec Ajaccio. Ia sukses membangun image sebagai ‘penyerang hebat’.

Carlos Kaiser memulai kiprahnya sebagai penipu ulung di era 1980-an dengan menjalin persahabatan dengan bintang-bintang Brasil yang tengah naik daun kala itu. Sebut saja Romario, Bebeto, Edmundo, hingga Ricardo Rocha.

Dengan cara itu, ia meminta para pemain hebat Brasil itu untuk merekomendasikannya agar dikontrak oleh klub-klub yang mengontrak mereka. Tak perlu waktu panjang, pria kelahiran tahun 1963 itu hanya menginginkan kontrak berdurasi pendek, lebih kepada trial di dalam klub tersebut.

Dalam salah satu wawancara, Carlos Kaiser pernah secara terbuka membongkar modus operandinya saat menipu. Ketika masa berlatih fisik selesai dan diminta berlatih dengan bola, Kaiser akan mengeluarkan jurus keduanya.

"Saya akan meminta pemain lain memberi saya umpan. Lalu, saya menendang bola itu jauh-jauh. Saat pemain itu kembali setelah mengambil bola, saya akan memegangi hamstring saya, pura-pura cedera," Kaiser membuat pengakuan dalam program televisi Rede Globo, Esporte Espetacular, 2011 lalu.

Kala itu, tak ada pemeriksaan scan MRI atau pemeriksaan cedera dengan cara pemindaian. “Saya menghabiskan waktu selama 20 hari di meja perawatan bersama tim medis. Tak ada scanner MRI pada saat itu, jadi mau tak mau klub harus percaya kepada saya,” tambah Kaiser.

Ali DiaCarlos Henrique KaiserBola Internasional

Berita Terkini