Karl-Heinz Riedle, Pahlawan Dortmund di Liga Champions
Karl-Heinz Riedle adalah legenda sepakbola kebanggaan klub Borussia Dortmund yang aktif bermain di era 1993-1997 di klub tersebut. Ia berperan penting di Die Borussen dalam mencapai puncak prestasinya.
"Karl-Heinz Riedle adalah ikon Borussia Dortmund. Ia adalah pemenang Piala Dunia, beberapa kali Bundesliga, dan Liga Champions," tutur bos klub, Hans-Joachim Watzke.
Pria 52 tahun ini pun kini tengah mengunjungi Indonesia. Riedle memimpin rombongan klub Borussia Dortmund untuk jumpa fans, sekaligus membina hubungan dengan para penggemar klub di Tanah Air.
Berikut INDOSPORT menyajikan secuil kisah perjalanan Riedle dan sejumlah prestasi menterengnya di dunia sepakbola.
1. Sekilas Karier Sang Striker
Riedle memulai karier profesionalnya di klub FC Ausburg untuk tiga tahun. Di musim 1985/86, ia mencetak 22 gol dan berujung pada pemanggilan dirinya ke Timnas Jerman U-21. Potensi dan bakatnya lantas mulai menarik perhatian klub-klub besar dan ia akhirnya berlabuh di klub promosi Bundesliga, Blau-Weiss Berlin.
Meski klubnya itu harus bersusah payah di papan bawah, Riedle tetap bermain impresif. Ia mencetak 10 gol di tahun pertamanya bermain di kasta level top. Ia lantas ditarik oleh Werder Bremen di 1987, membantu klubnya juara Bundesliga dengan torehan 18 gol dari 33 laga.
Riedle lalu dipanggil lagi ke Timnas Jerman dan sukses mempersembahkan angka dalam debutnya ini. Jerman kala itu menang 4-0 atas Finlandia. Bahkan ia masuk dalam skuat saat Der Panzer meraih Piala Dunia 1990 di Italia.
Reputasinya mulai menanjak dan ia direkrut klub Italia, Lazio, pada musim 1990–1993. Riedle pindah dengan biaya transfer 5,5 juta pounds, salah satu transfer termahal saat itu. Pada 1993, ia kembali bermain di Bundesliga bersama Borussia Dortmund.
Di klub inilah ia membawa Die Borussen menjuarai Liga Champions untuk pertama kalinya, pada tahun 1997. Di babak final, ia mencetak dua angka ke gawang Juventus. Dua tahun sebelumnya secara beruntun, Dortmund juga meraih titel Bundesliga.
Setelah sukses di tanah kelahirannya, Riedle mencoba peruntungan di Inggris. Ia bergabung dengan Liverpool selama kurun 1997-1999, mencatat 13 gol dalam 67 penampilan. Pemain kelahiran 16 September 1965 ini kemudian mengakhiri karier di Fulham pada tahun 2001.
2. Karl-Heinz "Air" Riedle
Untuk ukuran seorang atlet Eropa, Riedle mempunyai postur yang tak terbilang tinggi. Namun dengan hanya bertinggi badan 179 cm, ia dinilai pemain kuat karena kemampuan meloncatnya saat duel udara. Belum lagi kemampuan timing tepat saat melancarkan sundulan mematikannya. Maka dari itulah, ia dijuluki "Air Riedle" atau "Udara Riedle".
Penampilan puncaknya tentu saat ia menjadi pahlawan kala Borussia Dortmund menghempaskan Juventus di final Liga Champions 1997 dengan skor 3-1. Memanfaatkan umpan silang Paul Lambert, Riedle mencetak keran gol di menit ke-29 melalui sontekan kaki kirinya.
Tak cukup sampai di situ, lima menit kemudian ia menggandakan kedudukan Dortmund. Sebuah umpan dari tendangan sudut kanan dituntaskan Riedle dengan sundulannya. Kemenangan Dortmund digenapi oleh gol Lars Ricken di menit ke-71. Sementara Si Nyonya Tua hanya mampu membalas satu gol dari tembakan Alessandro Del Piero.
3. Dari Striker Tajam hingga Pebisnis Sukses
Tak hanya haus gol di lapangan, Riedle juga punya insting tajam di bidang bisnis. Usai gantung sepatu pada musim 2000/2001, ia tak benar-benar meninggalkan dunia sepakbola.
Riedle mendirikan akademi sepakbola di Oberstaufen yang dinamainya "Karl Riedle Soccer Academy". Ia juga memiliki pusat olahraga dan kebugaran bintang empat bernama "Evviva Hotel".
Pria 52 tahun ini juga pernah mencicipi peran di bidang manajerial saat menjabat Managing Director dan anggota dewan di klub asal Swiss, Grasshopper Zurich sampai 2007. Reidle juga membantu eks pemain tenis, Steffen Greiner, mendirikan agensi atlet profesional bernama TruStar AG.