Chile Gagal Lolos ke Piala Dunia karena Banyak Pemain Mabuk-mabukan?
Tim Nasional (Timnas) Chile harus kembali gagal berlaga di Piala Dunia 2018 pasca kekalahan telak 0-3 dari Brasil pada laga akhir babak Kualifikasi Piala Dunia 2018 Zona CONMEBOL. Gagal meraih tiga poin tambahan membuat La Roja harus puas di peringkat keenam, dengan 26 poin dari 18 laga.
Mereka pun harus kembali memupus harapan mengharumkan nama negaranya setelah terakhir kalinya pada 2006 lalu, Chile juga gagal lolos dari babak kualifikasi.
Kegagalan untuk tampil di Rusia pada tahun depan itu pun tentunya membuat para warga Chile merasa sedih dan kecewa karena tidak bisa melihat negaranya unjuk gigi di kompetisi elite dunia itu. Hal itu juga turut menyita perhatian istri dari pesepakbola Claudio Bravo.
- Gagal Loloskan Chile ke Piala Dunia, Arturo Vidal Umumkan Pensiun
- Terungkap! Falcao Ajak Para Pemain Peru Bermain Curang Demi Lolos Piala Dunia
- 3 Laga Kontroversial Argentina di Piala Dunia
- Lolos ke Piala Dunia, Panama Tetapkan Hari Libur Nasional
- Para Pria Gagal ke Piala Dunia, Prestasi Timnas Wanita AS Lebih Unggul
Carla Pardo, wanita yang telah dinikahi oleh kapten Timnas Chile itu sejak 2007 lalu itu meluapkan ekspresi kekecewaan dan kemarahannya lantaran tim negaranya tidak bisa berlaga di Piala Dunia 2018.
Pernyataan dari wanita cantik itu pun seakan mengumbar kejelasan mengapa Timnas Chile tidak bisa lolos dari babak kualifikasi.
Lewat akun Instagram miliknya, @carlapardolizana, Carla mengunggah foto skuat Timnas Chile. Dirinya pun turut memberikan caption yang cukup panjang, yang ditunjukkan untuk kekasihnya dan juga beberapa pemain yang dianggapnya menjadi sumber masalah kegagalan Chile.
Pasalnya, Carla mengumbar bahwa La Roja gagal lolos dari babak kualifikasi karena banyak pemain yang tidak mengikuti sesi latihan dengan baik. Sebaliknya, mereka malah bersenang-senang dengan berpesta dan mabuk-mabukan.
"Terima kasih untuk semua momen spesial, Tim Nasional saya. Terima kasih untuk kapten Amerika saya untuk semua yang telah kita jalani. Namun, saat mengenakan seragam itu, tentu harus ada profesionalisme."
"Saya tahu bahwa sebagian besar bekerja sangat keras, sementara yang lain pergi berpesta dan tidak latihan karena tingkat mabuk yang mereka alami. Jika sepatu itu cocok untuk dipakai, maka gunakanlah, dan berhentilah menangis. Karena sekarang ini, seluruh negara sedang menangis. Kami akan menunggumu di sini dengan tangan terbuka, kapten saya," tulisnya.