Mencekam, Pengurus Viola Tangsel Beberkan Kronologis Tewasnya Suporter Persita
Salah satu pengurus Viola (sebutan untuk pendukung setia Persita) Tangsel yang tak ingin disebutkan namanya mengungkap detail kronologis terjadinya bentrokan yang menyebabkan satu pendukung Persita tewas tersebut. Korban tewas pendukung Persita atas nama Banu Rusman yang baru berusia 17 tahun.
Sumber yang dihubungi INDOSPORT menceritakan situasi mencekam usai pertandingan PSMS Medan vs Persita Tangerang. Ia pun menegaskan jika oknum berambut cepaklah yang menyerang secara tiba-tiba.
“Kebetulan teman-teman dari Viola ini kan jauh dari titik keributan, titik keributan di ujung sedangkan anak Viola di ujung juga. Tapi memang awalnya anak-anak Viola terlibat sedikit keributan dengan oknum berambut cepak cuma kita gak tahu kenapa mereka bisa mendukung sepakbola Medan (PSMS),” ujar salah satu pengurus Viola tersebut.
“Kita kalah tapi tetap fokus tepuk tangan tapi kita gak tau pihak oknum berambut cepak itu menyerang dengan cara membabi buta. Kita dari dalam stadion dan agak merangsek ke pintu keluar. Pas saya sudah sampai pintu dan ternyata ada anggota oknum yang mukul dan nendang, dan saya masuk kembali ke dalam,” tambahnya.
Saat situasi terdesak, korban Banu Rusman diduga memaksa untuk keluar area stadion, padahal pintu keluar sudah dijaga ketat oknum berambut cepak. Banu pun diduga tewas setelah dihantam benda keras di bagian belakang kepalanya.
“Ada beberapa yang melihat korban ini tetap keluar dan beberapa orang keluar pintu ditutup. Dan ada yang melihat dia kena pukulan balok di kepala bagian belakang. Kena pukulan balok dia langsung jatuh,” beber sumber tersebut.
“Kita ramai-ramai nungguin saat dibawa ke rumah sakit dan ternyata harus dirujuk di rumah sakit otak di Cawang namun ternyata penuh. Lalu tadi dengar kabar sudah dibawa tapi tidak tertolong,” tutupnya.