Deretan Aksi Kekerasan pada Wasit di Liga Indonesia 2017
Dunia sepakbola Indonesia tak pernah sepi dari tindak kekerasan, entah kasus yang terjadi antar pemain, antar suporter, ofisial dan manajemen, dan bahkan kekerasan yang dilakukan pada sang pengadil lapangan. Kasus yang terakhir cukup sering terjadi, bahkan hingga saat ini di setiap level kompetisi nasional.
Para pemain, ofisial, hingga suporter yang sudah terpojok atau kesal, berani melampiaskan ketidakpuasannya pada wasit.
- Wasit Madura vs Borneo Disebut Punya Tangan Siluman
- Curi Poin di Madura, Pelatih Borneo FC Puji Wasit Asing Setinggi Langit
- Wasit Asing Dilaser dan Ditendang Usai Pimpin Laga Madura United vs Borneo FC
- Ngeri, Ancaman Kirim Ilmu Hitam untuk Wasit Warnai Laga PSBK vs Persewangi
- Kubur Mimpi ke Babak 8 Besar, Persibat: Gara-gara Wasit
PSSI sebagai induk sepakbola Indonesia, mencoba melakukan terobosan untuk memperbaiki kualitas wasit dan liga. Salah satu caranya adalah mendatangkan wasit asing di putaran kedua Liga 1 2017. Namun hal ini pun tak lantas menyelesaikan masalah.
Teranyar, wasit asing asal Iran yang memimpin laga Madura FC vs Borneo FC pada Jumat (13/10/17) semalam, menerima tendangan kungfu dari oknum tuan rumah yang kecewa.
Nasib wasit Hasan Akrami itu pun bukan kali pertama terjadi di tahun ini. Berikut INDOSPORT rangkum deretan wasit malang yang mendapat tindak kekerasan di liga Indonesia sepanjang 2017.
1. Madura United vs Borneo FC
Borneo FC berhasil menahan imbang Madura United di Stadion Gelora Ratu Pamelingan, Jumat (13/10/17) malam. Laga panas itu sendiri sempat memicu kericuhan dari kalangan suporter. Bahkan di akhir laga, wasit Hasan Akrami sempat menerima tendangan dari salah satu oknum suporter tuan rumah.
Ketidakpuasan tuan rumah dan suporter disinyalir berawal dari hujan kartu yang dilakukan wasit asal Iran tersebut. Wasit sempat menghadiahi sejumlah kartu kepada pemain dari kedua tim. Tiga penggawa Borneo yaitu Tupamahu, Yamashita Kunihiro, dan Abdul Rahman termasuk di antaranya.
Sementara di kubu MU, ada dua pemain yang juga diganjar kartu oleh wasit yakni A. Berlian dan Dane Milovanovic. Nama terakhir ini bahkan mendapat kartu kuning kedua.
Manajer Sapeh Kerab, Haruna Soemitro, bahkan melontarkan kecaman keras terhadap wasit tersebut. Menurutnya, Hasan memberikan contoh tidak baik sebagai seorang wasit asing.
“Tapi sebaran dan proporsi wasit asing tidak seimbang, sehingga rasanya wasit asing hanya petugas membawa pesanan the invisible hand (tangan siluman). Tangan-tangan yang menggerakkan wasit ini siapa, tentunya menjadi tugas semua, media, federasi untuk melakukan ini (pengusutan)," tutur Haruna, seperti dikutip dari laman resmi klub.
Berbalik dari manajer tuan rumah, pelatih Borneo FC justru memuji Hasan Akrami. "Menurut saya, ini wasit terbaik yang pernah memimpin pertandingan di Liga Indonesia. Hari ini dia luar biasa (terkait kepemimpinannya). Saya apresiasi kepada wasit. Kalau setiap pertandingan wasitnya seperti hari ini, sepakbola Indonesia pasti akan maju," beber Iwan Setiawan.
2. Persiba Bantul vs PPSM Magelang
Pertandingan Liga 2 Indonesia 2017 antara Persiba Bantul melawan PPSM Magelang di Stadion Sultan Agung, Senin (24/07/17) sore berakhir ricuh. Keputusan wasit menjadi pemicunya karena banyak keputusan yang dianggap menguntungkan tim tamu.
Kecewa dengan keputusan wasit, ratusan suporter tuan rumah yang tergabung dalan Paser Bumi dan CNF (Curva North Famiglia) turun ke lapangan.
Tepat di menit ke 91, ratusan suporter tuan rumah memasuki lapangan dan berusaha mengejar wasit Ridwan Pahala karena tidak memberi hukuman kepada pemain PPSM yang melanggar pemain Persiba. Wasit asal Bandung itu pun sempat terkena pukulan dari oknum suporter.
3. PSBK Blitar vs Persewangi Banyuwangi
Persewangi Banyuwangi dibuat naik darah usai mendapati kalah 0-1 dalam laga play-off kontra PSBK Blitar, Selasa (10/10/17) sore. Bukan perkara gol lawan yang dibukukan Prisma C. Anwar di menit 69, namun pihak Persewangi menyoroti kinerja wasit. Suhardiyanto yang bertugas memimpin laga berlabel "khusus" itu, dituding tak becus dalam menegakkan fair play.
Tim berjulukan Laskar Blambangan itu sangat tidak puas dengan kinerja pengadil lapangan hijau asal Muara Enim, Sumatera Selatan itu. Tanda-tanda kericuhan sudah terjadi di awal laga. Baru 26 detik laga berjalan, Suhardiyanto sudah mengeluarkan kartu kuning kepada Didik Ariyanto akibat pelanggaran keras.
Dalam laga yang terhenti di menit 85 itu, wasit memang mengobral kartu. Persewangi sendiri dijerat empat kali kartu kuning, belum termasuk kartu kuning kedua yang berujung dua kartu merah. Sedangkan PSBK hanya dikenai masing-masing satu kartu kuning dan kartu merah langsung.
Laga pun berjalan rusuh dan sampai terhenti sebanyak lima kali. Bisa dibilang, sekitar 20 persen pertandingan adalah permainan sepakbola, sedangkan sisanya diisi adu tinju dan karate. Tak hanya baku hantam, ancaman ilmu hitam kabarnya juga diberikan untuk wasit Suhardiyanto. Wasit pun sempat tampak didorong dan terbirit karena dikejar para pemain.
"Begitu ada kartu merah di menit ketiga, kami sudah ajukan ganti wasit. Tapi PP (Pengawas Pertandingan) tidak menanggapinya," papar Manajer tim, Hari Wijaya usai pertandingan.
"Banyak keributan, wasit seperti ketakutan sendiri. Kami protes malah dia lari. Padahal kalau dia benar, ngapain juga dia menghindar?," Bagong Iswahyudi menimpali.
4. Celebest FC vs Madura FC
Laga Celebest FC kontra Madura FC yang berlangsung di Stadion Gawalise, Palu, Sabtu (12/8/2017) berakhir dengan kericuhan. Target utama kericuhan pertandingan Liga 2 ini adalah sang wasit yang dinilai tak mampu memimpin laga dengan adil.
Para pemain klub asuhan Jafri Sastra yang ditahan imbang dengan skor kacamata oleh Madura FC, melayangkan protes pada wasit di akhir laga. Namun setelah sang wasit diamankan oleh beberapa petugas kepolisian, ia justru mendapat bogem mentah dari seseorang yang diduga oknum dari pihak tuan rumah.
5. PSAP Sigli vs Aceh United
Kekerasan terhadap wasit juga pernah terjadi di pertandingan Liga 3. Laga zona Aceh antara PSAP Sigli melawan Aceh United ini dihelat di Stadion H Dimurthala, Lampineung, Banda Aceh, Jumat (18/08/17).
Mengutip Serambinews.com, kerusuhan terjadi pada menit ke-62. Saat itu, pemain Aceh United M Fayrushi menekel keras pemain PSAP, Samsuar, hingga terjatuh di sektor kiri gawang. Pemain PSAP pun melontarkan protes dan mengejar wasit Aidil Azmi, hingga ke belakang bangku ofisial. Aparat TNI dan Polri lantas mengamankan sang wasit.
Laga akhirnya dihentikan. Pada saat itu, Aceh United sudah unggul 3-0.