Choirul Huda: Sang One Man One Club hingga Ajal Menjemput
One Man One Club merupakan gambaran yang tepat untuk sosok Choirul Huda yang telah mengawal mistar gawang Laskar Joko TIngkir selama 18 tahun. Di Persela, Huda yang juga kapten tim tentunya dianggap sebagai sosok pemain senior yang kontribusinya sudah tidak perlu dipertanyakan lagi.
Mengawali kariernya bersama Persela hingga menghembuskan napas terakhir sesaat setelah membela Persela, kepergian penjaga gawang berusia 38 tahun itu menimbulkan kehilangan mendalam. Tak hanya pemain Persela yang melepas Huda dengan tangisan, jagat sepakbola Indonesia pun turut kehilangan.
Huda bermain untuk Persela semenjak klub tersebut masih bermain di divisi II, ia pun membawa kebanggan untuk klub kebanggan masyarakat Lamongan tersebut. Perlahan tapi pasti, kiper kelahiran 2 Juni 1979 tersebut membawa Persela merangkak dari divisi II, I, hingga Indonesia Super League (ISL) 2007.
Tak pindah klub semenjak 1999, Huda telah memperkuat Persela dalam 500 laga dan ia pun mendapat predikat sebagai pemain paling setia di Indonesia.
Karier lain Choirul Huda
Selain masih aktif di kancah sepakbola Indonesia, di usianya yang menginjak 38 tahun Huda juga tercatat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Sejak 2001, Huda tercatat menjadi bagian dari Dinas Olah Raga & Pemuda (Disorda) Lamongan dan resmi diangkat sebagai pegawai tetap pada 2008.
Bersama Persela, Huda sukses mempersembahkan berbagai prestasi. Ia membawa Laskar Joko Tingkir menjuarai ajang Piala Gubernur Jawa Timur sebanyak empat kali.
Nyawa Choirul Huda tak terselamatkan setelah ia mengalami benturan keras di bagian kepala dan rahang dengan rekan setimnya saat menghalau bola di laga melawan Semen Padang. Ia meninggal dunia saat di RSUD dr. Soegiri, Lamongan. Selamat jalan Choirul Huda, loyalitasmu akan dikenang selalu.