Fabregas Buka Cerita Masa Kelam Permusuhannya dengan Mourinho
Pepatah tak kenal maka tak sayang mungkin berlaku bagi Fabregas yang sempat menganggap Mourinho sebagai musuh. Kala itu Cesc masih berada di Arsenal dan pelatih asal Portugal itu masih bergabung dengan Chelsea.
Fabregas menilai bahwa Arsenal berada di bawah bayang-bayang Chelsea. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk bergabung dengan Barcelona.
Beberapa tahun kemudian, ternyata Fabregas diajak Mourinho untuk bergabung dengan Chelsea. Dirinya terpikat dengan tawaran pelatih asal Portugal tersebut. Padahal sebelumnya gelandang Sapnyol itu menganggap Mourinho sebagai musuh.
"Dia adalah musuh saya saat bertugas di Madrid atau Chelsea, bersaing dan ingin mengalahkannya," kata Fabregas kepada Vanity Fair.
Setelah bergabung dengan The Blues, persepsi Fabregas kepada Mou yang kini melatih Manchester United pun berubah. Berkat pelatih Portugal tersebut, pemain berusia 30 tahun itu kini justru memiliki komitmen setia sampai mati di klub The Blues.
"Dari situlah saya menjadi pemainnya di Chelsea dan akan pergi bersamanya sampai mati, saya belajar banyak, saya memiliki kenangan yang sangat positif tentang dia. Selamanya,” tambah Fabregas.
Fabregas sempat mengalami masa-masa sulit bersama Chelsea saat awal Antonio conte datang dan membesut The Blues. Suami Daniella Semaan itu sempat kehilangan tempat di tim inti dan kabarnya bakal hengkang ke AC Milan sebelum akhirnya kembali bangkit.
"Saya telah menemukan kebahagiaan mutlak di Chelsea," katanya. "Keluarga saya senang, benar-benar beradaptasi dengan kehidupan di London dan para penggemar mencintaiku," beber Fabregas.
Bergonta-ganti klub diakui Fabregas memang sempat menjadi fase dalam hidupnya. Namun kali ini tak berlaku bagi dirinyamengaku hanya merindukan keluarga dan kerabatnya yang berada di Barcelona.
"Saya terlalu senang mengganti klub, saya hanya merindukan keluarga dan teman saya di Barcelona."