Begini Kondisi Jersey Terakhir Mendiang Choirul Huda
Kesedihan akan kepergian Choirul Huda tampaknya masih menggelayuti publik Lamongan dan publik sepakbola tanah air. Choirul Huda meninggal saat masih mengenakan seragam Persela. Pihak klub pun berencana untuk memuseumkan jersey terakhir yang dikenakan sang legenda tersebut.
Choirul Huda meninggal setelah mengalami benturan keras dengan rekan satu timnya, yaitu Ramon Rodrigues, saat melawan Semen Padang, Minggu (15/10/17). Benturan itu memicu trauma di bagian dada, kepala, dan leher.
Persela Lamongan melalui kanal YouTube resminya memperlihatkan kondisi jersey terakhir yang dikenakan putra asli Lamongan tersebut di saat-saat terakhir hidupnya. Meskipun hanya diperlihatkan bagian belakangnya, tapi sangat kentara bahwa jersey itu tampak sobek di bagian depannya.
Sobekan itu ada bukan akibat dari benturan dengan Ramon, melainkan karena digunting dengan sengaja yang bertujuan memudahkan penanganan tim medis memberikan pertolongan di lapangan saat itu.
Jersey yang koyak itu terlihat sedang dirapikan dan akan disimpan baik-baik untuk menjadi inspirasi generasi masa mendatang.
Langkah tersebut jadi jalan lain bagi Persela untuk menghormati kiper yang seumur hidupnya hanya membela tim berjuluk Laskar Joko Tingkir tersebut.
Sebelumnya, tim yang berdiri tahun 1967 itu memilih memensiunkan nomor punggung Choirul Huda. Setidaknya untuk 10 tahun ke depan.
- 3 Penghormatan Terakhir Persela dan Kota Lamongan untuk Choirul Huda
- Choirul Huda Meninggal, Kiper Borneo FC Rasakan Keanehan Kala Hadapi Persela Lamongan
- 'Makhluk Misterius' di Depan Gawang Persela, Sandy Walsh Tampil di Liga Europa
- 'Makhluk Misterius' Muncul di Gawang Persela saat Melawan Borneo FC
- Bikin Merinding, Cerita Penunggu Tak Kasat Mata di Mes dan Markas Klub Sepakbola
- Merinding, Langit Lamongan Pun Menangis Ketika Choirul Huda Meninggal
Selain itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamongan juga akan memberikan apresiasi khusus terhadap mendiang Huda. Beberapa opsi tengah dipertimbangkan, termasuk mendirikan patung dan menanggung biaya pendidikan anak-anak yang ditinggalkannya.