Francis Kone 'Malaikat' bagi yang Senasib Choirul Huda
Meninggalnya kiper Persela Lamongan, Choirul Huda, usai berbenturan dengan rekan setimnya saat laga melawan Semen Padang di Liga 1 masih menuai simpati hingga saat ini. Tak tertolongnya Huda dianggap sebagian pihak karena tak sigapnya tim medis untuk memberikan pertolongan saat ada pemain yang mengalami cedera serius.
Di ajang penghargaan FIFA Football Awards malam tadi, FIFA secara khusus mendedikasikan salah satu penghargaan bagi sosok pesepakbola yang telah menyelamatkan nyawa pemain lain di atas lapangan. Sosok pemain asal Togo, Francis Kone, dianugerahi gelar tersebut setelah sepanjang kariernya tercatat menyelamatkan empat nyawa pemain di atas lapangan.
Kone menyelamatkan hidup pemain lain, meskipun itu lawannya sekalipun, sehingga di masa depan insiden meninggalnya pemain seperti Choirul Huda di atas lapangan tak perlu terjadi lagi. Penasaran dengan sosok Kone yang menjadi ‘malaikat pelindung’ dan menyelamatkan empat nyawa pemain?
Berikut INDOSPORT menyajikan profil singkat Kone, pemain peraih penghargaan Fair Player FIFA 2017 berkat jasa-jasanya.
1. Menyelamatkan nyawa kiper tim lawan
Pada Februari 2017 silam, Kone yang masih memperkuat klub Ceko, Slovacko, melakukan penyelamatan bagi kiper tim lawan asal klub Bohemian 1905. Kiper Bohemian, Martin Berkovec, yang saat itu berusaha menyelamatkan gawangnya justru bertabrakan dengan pemain lain hingga membuatnya terkapar di atas lapangan.
Tanpa menunggu, Kone langsung memberikan pertolongan pada Berkovec yang rubuh tak jauh dari kotak pinalti. Sebelum petugas medis masuk, penyerang 26 tahun tersebut dengan sigap berlutut dan berusaha menyelamatkan nyawa sang kiper yang sudah terkapar tak berdaya.
“Saya melihat kiper itu terkapar tak bergerak, dia tidak sadarkan diri dan mungkin bisa lebih buruk dari itu. Saya melihat bagian matanya putih,. Jadi saya menahan satu kaki di dadanya untuk menjaga lengan kiriny karena terkadang tubuh bisa menegang, menjadi sangat kuat, dan Anda tidak dapat selalu mengendalikannya,” ujar Kone.
“Lalu saya berusaha untuk memasukkan jari-jari saya ke dalam mulutnya, namun rahangnye terkunci rapat, tapi saya fokus untuk membuat lidahnya tidak tertelan. Semua akhirnya selesai dalam beberapa detik, dan saat kiper tersebut benar-benar mencoba mengatakan sesuatu, saya tahu dia akan baik-baik saja dan saat itulah saya bangkir dan berjalan pergi,” beber Kone.
Usai Kone memberikan pertolongan bagi Berkovec, petugas medis pun masuk dan menandu sang kiper keluar lapangan pertandingan. Berkat jasanya, Kone langsung mendapat standing ovation dan riuh tepuk tangan dari penonton di stadion yang melihatnya langsung menyelamatkan nyawa pemain lain.
2. Selamatkan empat nyawa
Kone tak pernah mengenyam pendidikan untuk menjadi dokter atau petugas penyelamat, namun hati nurani dan pengalaman yang membuatnya menyelamatkan nyawa pemain lain di lapangan. Sebelum membantu kiper Bohemian, pemain kelahiran 29 November 1990 itu telah menyelamatkan tiga nyawa pemain lain.
Saat berada di Thailand, Kone pernah menyelamatkan rekan setimnya yang lain saat cedera, lalu seorang pemuda berusia 18 tahun yang nyaris meninggal dunia karena menderita cedera kepala di gym.
Tak hanya itu, saat bermain untuk Togo dalam sebuah laga ekspedisi di Oman, Kone juga kembali menyelamatkan pemain lawan yang nyaris menelan lidahnya karena benturan yang dialami saat berada di atas lapangan.
"Saya harus menarik lidahnya dari tenggorokannya saat itu,," ujar Kone. "Kali kedua kembali ke Afrika, di mana saya bermain untuk Togo dan diminta oleh seorang teman untuk tampil dalam sebuah pertandingan eksibisi sebelum kembali ke klub saya, Al-Mussanah, di Oman,” tambahnya.
"Seorang pemain bentrok dengan kiper, lalu terjatuh dan bagian belakang lehernya membentur tanah. Waktu itu saya benar-benar berjuang untuk mengeluarkan lidahnya karena tubuhnya telah menegang dan dia benar-benar tidak sadarkan diri,” jelas pemain yang kini memperkuat klub Zbrojovka Brno tersebut.
“Orang-orang datang untuk membantu saya, termasuk petugas medis, memeluknya, sementara saya mendorong dua jari ke mulutnya untuk mencoba dan menarik lidahnya. Lalu kali ketiga kalinya saya menyelamatkan (nyawa lagi di Afrika), baru dua tahun yang lalu,”
3. Dapat perlakuan rasis
Menjadi pemain kulit hitam yang bermain di Eropa membuat Kone harus merasakan perlakuan rasis saat ia awal memulai karier sebagai pesepakbola. Dianugrahi Fair Player nerkat jasanya meneyelamatkan nyawa pemain di atas lapangan, membuat Kone kembali mengingat perjuangannya bertahan sebagai pesepakbola di Eropa.
Kone yang berdarah Togo, mengalami banyak kesulitan dalam mengejar karir sepak bolanya. Dia menghabiskan masa kecilnya memancing kepiting dan mencuci mobil untuk mendapatkan cukup uang untuk membeli sepatu bot, hingga akhirnya membawa klub divisi semi profesional juara.
Kone yang mengidolai Didier Drogba akhirnya memulai debut karier sepakbola profesionalnya ke Thailand hingga kini berlanjut di Ceko.
"Saya masih muda, dan saya harus kuat di negara baru, sebuah budaya baru. Rasisme sebenarnya jauh lebih buruk. Saya sebenarnya satu-satunya pemain sepak bola kulit hitam di liga, jadi saya semakin menonjol," ujar Kone.