Amanda Staveley, Wanita Kaya Raya Penakluk Klub-Klub Raksasa Inggris
Pada pekan lalu, Liverpool ditahan imbang Newcastle United 1-1 di St James Park. Banyak dari pendukung kedua tim yang menyoroti gaya permainan Liverpool atau momen reunian para pemain The Reds dengan bekas pelatih mereka dulu, Rafael Benitez yang jadi pelatih Newcastle.
Namun lupakan hal tersebut sejenak, dan mari lihat ke arah tribun penonton. Sesosok wanita dengan pakaianya yang berwarna hitam hadir memperhatikan dengan jeli setiap gerak gerik penampilan para pemain kedua tim saat berlaga.
Ia adalah wanita kaya yang berencana ingin menggenggam Liverpool di dalam tangannya, Amanda Staveley. Beberapa waktu lalu, wanita berusia 44 tahun tersebut digadang-gadang menjadi sosok paling potensial yang mampu membeli Newcastle.
Dalam laga tersebut, Staveley memang berposisi sebagai tamu bagi Newcastle ketimbang penonton yang ingin melihat Liverpool. Hal itu diperkuat momen pertemuannya dengan Benitez usai laga tersebut, namun bukan tidak mungkin jika wanita tersebut juga tertarik untuk mendapatkan Liverpool.
Staveley adalah sosok wanita kaya kelahiran Ripon, Yorkshire. Tumbuh bersama nenek kakeknya, Staveley berasal dari sebuah keluarga kaya, dengan ayahnya yang seorang pemilik taman bermain besar dan ibunya yang atlet penunggang kuda.
Dalam pekerjaannya, Staveley dikenal sebagai seorang wanita karir yang memiliki koneksi kuat dengan investor asal Timur Tengah dan juga fans dari Liverpool. Bahkan ia sendiri terlibat tawaran Dubai International Capital (DIC) untuk mengendalikan Liverpool pada 2008 lalu.
Salah satu perusahaan konsultan milik Staveley, PCP Capital Partners, berhasil membawa Manchester City ke tangan Sheikh Mansour dengan harga 265 juta poundsterling pada 2008 lalu dari Thaksin Shinawatra. Pada 2016 lalu, ia pun menjadi bagian dari proyek bisnis China, Everbright yang berencana untuk menjaga saham mereka di Liverpool.
Pemilik dari Newcastle, Mike Ashley, nyatanya memang berencana ingin menjual klub. Kehadiran Staveley di markas mereka dalam laga imbang Liverpool vs Newcastle menjadi salah satu pemicu spekulasi mengenai koneksinya dengan investor Timur Tengah.