3 Orang Ini yang Wajib Disalahkan atas Pertandingan WO Persija vs Persib
Laga super big match antara Persija Jakarta kontra Persib Bandung, Jumat (03/11/17), masih menyisakan buntut yang panjang. Pertandingan yang berlangsung sengit dan panas tersebut berakhir sekitar 7 menit dari waktu normal.
Penghentian pertandingan yang dilakukan oleh wasit itu tak lama usai bek Persib, Vladimir Vujovic menerima kartu merah. Saat itu para pemain Persib memang langsung berkumpul di pinggir lapangan, di depan bench pemain.
Menurut bek Persib, Achmad Jufriyanto, saat itu skuat Persib memang berkumpul untuk berunding soal formasi pemain tanpa Vujovic. Namun, tak lama kemudian wasit meniup peluit tanda berakhirnya pertandingan dan langsung meninggalkan lapangan.
Inilah yang kemudian memunculkan wacana degradasi bagi Persib karena dianggap melakukan walked out (WO). Jelas ini menjadi sebuah kerugian besar bagi tim Maung Bandung. Bahkan tim pujaan Bobotoh itu terancam degradasi jika memang terbukti melakukan WO.
Namun demikian, sebenarnya ada 3 sosok yang patut disorot dan disalahkan terkait insiden WO yang terjadi dalam pertandingan tersebut. Siapa sajakah mereka?
1. Shaun Roberts Evans
Bagaimanapun juga kepemimpinan wasit asal Australia ini merupakan pemicu dari aksi WO, jika memang dianggap demikian, yang dilakukan skuat Persib. Pemanggilan para pemain usai Vladimir Vujovic mendapat kartu merah merupakan akumulasi dari kekecewaan terhadap kinerja wasit.
Shaun Evans memang diketahui mengambil putusan kontroversial dengan tidak mensahkan gol yang dicetak Ezechiel N'Douassel. Bola sundulan kapten Timnas Chad ini sudah menembus gawang Persija dan menggetarkan jala bagian atas, lalu kemudian memantul kembali keluar gawang.
Putusan lain yang membuat kubu Persib makin kecewa adalah memberikan penalti bagi Persija. Meski dalam tayangan ulang insiden di dalam kotak penalti Persib masih terbilang 50:50. Kekecewaan kubu Persib pun memuncak saat Vujovic diusir dari lapangan.
Seandainya Shaun Evans mampu memimpin laga dengan baik dan fair, bisa jadi tidak akan ada insiden panas yang berbuntut panjang di antara Persib dan Persija.
2. Herrie Setyawan
Sejak Persib Bandung ditinggal Djadjang Nurjaman, Herrie Setyawan memang yang muncul ke permukaan. Bahkan, ketika Persib sudah mendapatkan sosok pengganti saat menarik Emral Abus, Herrie tetap menjadi sosok sentral dalam mengatur strategi dan formasi skuat Maung Bandung.
Asisten pelatih yang akrab dipanggil Jose itu berinisiatif memanggil para pemain saat Vlado mendapat kartu merah di laga kontra Persija. Padahal, tak ada satu pun aturan yang membolehkan pelatih atau ofisial tim memanggil pemain ketika bola masih berada di dalam lapangan. Karena memang tidak ada aturan time-out atau water break di kompetisi Liga 1.
Terkecuali, wasit memang menghentikan pertandingan karena ada kondisi eksternal yang mengganggu pertandingan dan mengancam para pemain yang ada di lapangan. Jadi tindakan Jose yang memanggil para pemain tetap tidak bisa dibenarkan secara aturan yang berlaku.
3. Umuh Muchtar
Sudah bukan rahasia lagi jika manajer Persib, Umuh Muchtar, punya kuasa yang besar terhadap skuat Persib. Bahkan dikabarkan kerap melakukan tindakan yang sebenarnya bukan wewenangnya sebagai manajer. Termasuk ikut memanggil para pemain Persib di tengah pertandingan melawan Persija.
Pria yang akrab disapa Wak Haji ini memang terlihat berada di pinggir lapangan saat para pemain berkumpul. Kalaupun, harus ada perubahan strategi, wewenang tersebut tetap berada di tangan pelatih atau asistennya. Bukan manajer tim.
Mestinya, sebagai manajer, Umuh bisa meredam emosi para pemain Persib untuk tetap tenang dan tidak terbawa tensi yan makin tinggi. Di situlah fungsi sebenarnya dari manajer yang dianggap sebagai sosok dituakan di antara ofisial tim. Bahkan, ketika ada yang mengajak untuk mogok bertanding, sang manajer lah yang menjadi orang pertama yang menolak ajakan tersebut.