Ini Dia 5 Pesepakbola Terkorup Sepanjang Masa
Perilaku korup menjadi hal yang biasa ditemukan dalam sepakbola. Sepakbola sebagai sebuah olahraga sinonim dengan fans yang pergi melintasi dunia untuk melihat timnya bermain dan secara berapi-api menanyikan chant-chant bagi pemain favoritnya. Namun, sepakbola tetap saja memiliki sebuah sisi gelap yang menghiasi.
Korupsi, nepotisme, masalah pajak, match fixing adalah sejumlah skandal yang telah muncul menodai sportivitas sepakbola. Persoalan ini tak hanya melibatkan pemilik klub, tetapi juga para pemain. Parahnya, banyak dari pemain ini adalah pemain-pemain terkenal.
Berikut ini adalah 5 pesepakbola hebat yang disebut-sebut sebagai sosok terkorup sepanjang masa seprti dikutip dari laman footyjokes.net.
1. 5. Giuseppe Signori
Giuseppe “Beppe” Signori adalah salah satu pesepakbola yang dikenal dengan kekuatan kaki kirinya. Dirinya, bersama dengan Sinisa Mihajlovic, adalah satu dari dua pemain yang mencetak hattrick dari free kicks di serie A. Signori merupakan striker yang hebat bagi setiap klub yang dibelanya. Ia telah mencetak 283 gol dari 541 kali penampilan sepanjang karirnya. Ia telah memenangkan top skorer Serie A sebanyak 3 kali. Sebuah prestasi luar biasa. Legenda Lazio dan Bologna ini juga mencetak selusin goal untuk tim nasional italia dan menjadi salah satu dari squad italia yang finish sebagai runner up di Piala Dunia 1994.
Signori memasuki dunia gelap perjudian setelah ia pensiun dari dunia sepak bola. Ia ditangkap pada tahun 2011 atas keterlibatannya pada pengaturan pertandungan (match fixing) yang dikenal dengan skandal calcioscommesse. Vonis dari kasus tersebut membuat dia dilarang beraktivitas di dunia sepakbola selama 5 tahun ke depan.
2. 4. Paul Breitner
Paul Breitner masuk dalam FIFA World Cup All Time Team dan juga dimasukan Pele dalam salah satu dari 125 pemain sepakbola yang pernah hidup di acara FiFA Awards Ceremony di tahun 2004. Dia juga satu dari 4 pesepakbola –selain Pele, Vava, dan Zinedine Zidane- yang pernah mencetak gol di dua pertandingan final piala dunia berbeda.
Tetapi reputasi dia tercoreng bersama dengan pemain lain setelah pertandingan grup antara Jerman Barat melawan Austria di Piala Dunia 1982. Sebelum pertandingan, Aljazair tampak siap untuk lolos ke piala dunia pertama mereka setelah memainkan pertandingan grup terakhir mereka sehari sebelumnya.
Tapi kemenangan tipis 1-0 untuk Jerman Barat berarti bahwa Jerman Barat dan Austria akan lolos dan Aljazair akan tersingkir. Paul Breitner dan teman-teman setimnya melakukan pesis seperti itu dan FIFA tidak bisa melarang apapun dari hal terebut karena secara teknis mereka tidak melanggar peraturan.
3. 3. Paolo Rossi
Sebelum skandal Calciopoli mengguncang Italia di tahun 2006, pengaturan skor sudah terjadi di negara tersebut semenjak tahun 80an, dengan skandal Totonero menimpa pertandingan-pertandingan di Serie A dan Serie B di tahun 1980. Hampir 7 klub diberi hukuman termasuk klub seperti Milan dan Lazio. Tidak hanya klub, tapi juga ada individu. Dan individu yang paling menonjol saat itu adalah Paolo Rossi.
Rossi saat itu bermain untuk Perugia dan mendapat hukuman 3 tahun tak boleh bermain sepakbola, yang mana dikurangi menjadi 2 tahun, pas dengan gelaran piala dunia 1982. Setelah masa hukuman berakhir, ia segera menjadi pemain termahal ketika Juventus segera membelinya. Paolo Rossi pun menjadi bagian dari perjalanan timnas italia dalam menjuarai Piala Dunia 1982.
Walau tidak benar-benar fit (2 tahun tak bermain) ia mengemas 6 gol dan golnya yang paling terkenal adalah gol pembuka melawan Jerman Barat di final – dan dia pada akhirnya memenangkan Golden Boot di turnamen tersebut. Penampilannya di Piala Dunia mengganjarnya pengghargaan Ballon d’Or tahun 1982.
4. 2. Bruce Grobbelaar
Bruce Grobbelaar tak diragukan lagi sebagai kiper terbaik yang pernah bermain untuk Liverpool. Ia membuat 628 penampilan untuk The Reds dan memenangkan 6 juara liga, 3 piala FA, 3 Piala Liga, 1 European Cup, dan 1 UEFA Super Eropa.
Di tahun 1994, ketika ia bermain untuk Southampton, koran inggris “The Sun” menuduhnya melakukan pengaturan pertandingan selama ia berada di Liverpool dalam sebuah perjudian yang kontroversial. Dia tertanklap kamera menerima uang untuk sengaja bermain buruk di pertandingan. Grobbelaar mengelak dari tuduhan suap. Ia menyerahkan bukti-bukti ke polisi.
Kasus ini berlanjut cukup lama di mana ada dua kali persidangan berturut-turut dan juri belum dapat menyetujui sebuah putusan dan pada tahun 1997 dia dibebaskan. Ia pun mensomasi The Sun untuk penghinaan di mana dia menang dan mendapat kompensasi sebesar 85.000 pound.
Namun, The Sun kembali mengajukan banding, di mana Grobbelaar dinyatakan bersalah atas ketidakjujuran. Dia diperintahkan untuk membayar biaya hukuman untuk The Sun, sebesar £ 500.000, dan sebagai hasilnya, ia pun bangkrut.
5. 1. Michel Platini
Michel Platini adalah salah satu playmaker terbaik sepanjang masa dengan rentetan penghargaan baik di klub maupun di level individual. Platini memegang rekor sebagai pemegang gelar Ballon d’Or terbanyak (3 kali) sebelum dipecahkan oleh Messi.
Tuduhan korupsi mulai terjadi saat dia menjadi presiden UEFA. Tuduhan ini muncul bahwa baik Platini maupun presiden FIFA (Sepp Blatter), masuk dalam penyelidikan formal oleh tim kode etik independen FIFA untuk apa yang disebut “disloyal payment”
Dia dinyatakan bersalah dan dilarang melakukan aktivitas apapun dalam sepak bola selama enam tahun. Dia juga kemudian diketahui terlibat dalam skandal sepakbola Yunani 2015. Terakhir, namanya muncul dalam bocoran Panama Papers yang terkenal pada bulan April 2016, dengan ini Platini tidak memiliki kesempatan lagi untuk bisa kembali ke olahraga yang telah banyak ia berikan jasa-jasanya.