Modena dan Deretan Klub Liga Italia yang Pernah Bangkrut
Baru-baru ini, klub asal Italia yang berlaga di Serie C, Modena dinyatakan bangkrut dan disingkirkan dari kompetisi oleh Lega Pro. Pernyataan bangkrut dan disingkirkan dari Serie C dialami Modena usai para pemainnya mogok bermain lantaran gaji yang belum dibayar oleh pihak klub.
Tak hanya klub-klub Serie C yang sering mengalami kebangkrutan, di kompetisi tertinggi sepak bola Italia, Serie A juga banyak klub yang sudah mengalami kebangkrutan.
- Persib Degradasi, Komdis: Mohon Maaf, Kami Belum...
- Main di Patriot, Partai Bhayangkara FC vs Persija Diundur
- Legenda PSM Makassar Pernah Bela Klub yang Dimanajeri Mantu Jokowi
- 5 Bidadari Cantik di Balik Kegemilangan Bali United Musim Ini
- Usai Tendangan Kungfu, Giliran Patrice Evra Diserang Fans Klubnya Sendiri
Alasan-alasan tidak membayar gaji para pemain, para pelatih bahkan petugas keamanan stadium, menjadi masalah yang mampu membuat beberapa klub top Serie A bangkrut.
Berikut adalah nama-nama klub Serie A yang sempat mengalami kebangkrutan yang telah dirangkum Indosport:
Penulis: Matheus Elmerio
1. Parma - Utang sebesar 218 juta euro
Klub ini juga merupakan klub yang pernah dibela oleh Hernan Crespo dari tahun 1996 hingga tahun 2000. Pada tahun 2014, bersama Roberto Donadoni, Parma berhasil berada di peringkat ke-6 klasemen Serie A dan lolos ke kompetisi Eropa. Kembali ke kompetisi Eropa sejak terakhir kali masuk pada tahun 2007, membengkaknya pajak klub membuat mereka tidak lolos lisensi UEFA. Hal ini membuat mereka malah mendapatkan hukuman pengurangan poin memasuki Serie A musim 2014-15.
Masalah keuangan akibat perubahan pada kepemilikan klub berujung pada utang yang meninggi mencapai 218 juta euro dan gaji para pemain yang tidak dibayar selama berbulan-bulan. Meski sudah dinyatakan bangkrut, Parma tetap mengikuti Serie A hingga giornata terakhir, namun harus puas berada diposisi ke-20.
Pada Juli 2015, Parma kembali muncul dengan nama S.S.D. Parma Calcio 1913 dan mengamankan tempat di Serie D musim 2015-16. Pada musim pertama klub, mereka mampu menjual lebih dari 9.000 tiket musiman, yang merupakan rekor baru untuk sebuah klub di Serie A. Parma mendapatkan promosi dari Serie D ke Lega Pro (Serie C) dengan musim masih menyisakan tiga laga. Mereka mengakhiri musim dengan bertengger di puncak klasemen dengan raihan 94 poin dari 38 giornata, dan sebuah rekor tak terkalahkan dengan mencatat 28 kemenangan dan 10 kali imbang.
Parma mengakhiri Lega Pro musim 2016-17 sebagai runner-up di Grup B, tapi berhasil promosi ke Serie B usai menang 2-0 atas Alessandria dalam babak final play-off. Saat ini, Parma berada di urutan ke-8 klasemen sementara Serie B 2017-18 dengan raihan 20 poin dari 13 giornata yang sudah dimainkan.
2. Fiorentina - Utang sebesar 50 juta dollar AS
Klub yang pernah 2 kali Scudetto dan sekali runner-up Liga Champions ini harus dinyatakan bangkrut pada tahun 2002 ketika mengalami krisis finansial. Pemilik klub, Vittorio Cecchi Gori, sudah menambahkan sejumlah uang ke dalam klub, tapi sayang sekali hal tersebut tidak cukup untuk mempertahankan klub.
Fiorentina terdegradasi pada akhir musim 2001-02 dan berada dibawah naungan pemerintah pada Juni 2002. Bahkan, saat jelang musim 2002-03, Fiorentina memutuskan untuk tidak ambil tempat di Serie B dan memilih kompetisi Serie C2, kompetisi keempat di sepak bola Italia.
Di musim pertama, La Viola langsung menjuarai grup Serie C2 dan promosi ke Serie C1. Namun, karena kasus yang dijuluki Caso Catania (kasus yang adanya penambahan klub peserta Serie B), Mantam tim Gabriel Batistuta itu melewatkan Serie C1 dan langsung masuk Serie B.
Klub berhasil mengakhiri musim 2003-04 dengan berada di posisi ke-6 dan memenangkan babak play-off kontra Perugia untuk kembali ke kompetisi tertinggi Serie A.
3. Torino - Tidak Bayar Pajak Selama Lima Tahun
Klub yang pernah merasakan Scudetto sebanyak 7 kali ini ternyata pernah mengalami kebangkrutan pada akhir musim 2004-2005.
Klub yang berjuluk the Granata ini, padahal baru saja memastikan diri kembali ke Serie A pada Juni 2005 dengan menyingkirkan Perugia di babak play-off. Namun, promosi ke Serie A malah menjadi biang masalah untuk Torino yang ternyata memiliki utang dalam jumlah besar dan tidak lolos uji kelayakan bermain di Serie A.
Selama pengajuan banding, Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) malah mengungkapkan bahwa pemilik klub Francesco Cimminelli sudah tidak membayarkan pajak klub selama lima tahun. Oleh karena itu, tidak lama dari pembatalan promosi ke Serie A, Torino dalam 99 tahun sejarah klub, untuk pertama kalinya dinyatakan bangkrut pada tanggal 9 Agustus 2005.
Pada tanggal 19 Agustus 2005, sebuah kabar bahwa klub telah dijual kepada pebisnis besar asal Italia bernama Urbano Cairo. Hanya dalam kurun 7 hari setelah kepemilikan berganti ke Cairo, Torino dinyatakan dapat kembali berpartisipasi pada Serie B musim 2005-06. Torino berhasil bertengger di posisi ketiga klasemen akhir Serie B dan mampu menang menghadapi Cesena dan Mantova di babak play-off, dan kembali ke Serie A pada musim 2006-07.