Mengenal Lebih Dekat Penyambung Lidah Simon McMenemy
Bhayangkara FC berhasi menorehkan sejarah di kancah sepakbola Indonesia. Bagaimana tidak, klub berjuluk The Guardian ini berhasil menjadi kampiun Gojek Traveloka Liga 1 2017.
Bhayangkara menjadi yang terbaik setelah raihan poin mereka tidak dapat dikejar kembali oleh Bali United sebagai pesaing terdekat mereka. Memang keberhasilan Bhayangkara menjadi jawara Liga 1 sempat menjadi buah bibir di kalangan pecinta sepakbola Indonesia.
Sebab, banyak yang tak menyangka bagi tim besutan Simon McMenemy ini mampu menjatuhkan tim-tim yang memiliki nama besar di kancah sepakbola Indonesia. Tak hanya itu, bila berkaca dari materi pemain yang berada di skuat Bhayangkara FC memang tidak banyak pemain beken di daftar pemain Bhayangkara FC.
Hanya segelintir pemain eks Timnas U-19 yang sudah familiar di telinga pecinta sepakbola Indonesia. Namun itu semua mampu dipoles dengan ciamik oleh tangan dingin Simon McMenemy sebagai juru taktik.
Akan tetapi juru jitu Simon dalam meracik strategi juga tidak akan berjalan sempurna bila tiada sosok Antonio Ishariadi. Mungkin sosok Antoni kerap berada di dekat Simon, tapi publik belum tahu banyak akan siapa gerangan dia.
Antonio merupakan penerjemah bagi Simon dalam memberikan instruksi kepada anak asuhnya dan juga memberikan pernyataan kepada media. Kehadiran Antoni dalam tubuh Bhayangkara tentu sangat membantu. Terlebih Simon yang tak fasih berbahasa Indonesia akan menjadi kendala bila sosok Antonio tidak ada.
Kini INDOSPORT mencoba mengenal lebih dalam akan sosok Antonio Ishariadi. Berikut penelusuran INDOSPORT akan kepribadaian pria berbadan gempal ini.
1. Diam-diam dari Keluarga
Kiprah Antonio sebagai penerjemah di Bhayangkara FC ternyata sempat tidak diketahui oleh keluarga besarnya. Dia mengaku tidak meminta izin kepada sanak keluarganya bila akan menjadi bagian dari Bhayangkara FC.
"Memang awalnya saya tahu dari teman bahwa pihak POlda Jatim sedang mencari penerjemah. Tapi saya tidak tahu kalau untuk penerjemah di Bhayangkara dan untuk Simon. Saya biasanya penerjemah untuk skripsi dan tugas kuliah saja," ucap Antonio kepada INDOSPORT.
"Keluarga juga gak tahu kalau saya bekerja di Bhayangkara. Tapi kini setelah mereka tahu, mereka juga bangga," jelas dia.
2. Kesan Pertama yang Mempesona
Selepas tahu dirinya akan bekerja sebagai penerjemah Simon McMenemy dan sebuah klub sepakbola, pria berbadan gelap ini mengaku antusias. Dia pun mengaku sudah tidak sabar dan ingin segera bekerja.
"Saya langsung gak sabar pas tahu buat Bhayangkara dan mendampingi Simon. Saya jadi mau buru-buru kerja," jelas Antonio dengan wajah berseri.
Bukan tanpa alasan Antonio ingin segera bekerja bersama dengan pelatih asal Skotlandia itu. Sebab bagi dia Simon memberikan kesan pertama yang begitu membuat dirinya terpesona.
"Kesan pertama saya saat bertemu Simon, dia itu orang yang jenius. Bisa dibilang salah satu pelatih jenius di Liga 1 saat ini," beber dia.
"Dia (Simon) suka guyon dan baik. Tapi kalau sudah marah mending gak usah diajak ngomong karena gampang temperamen," jelas dia.
3. Bangga Menjadi Bagian Sejarah BFC
Kini Antonio pun mengaku menjadi bangga. Banyak suka dan duka dia lalui bersama tim berjuluk The Guardian. Dia pun masih begitu ingat beberapa kejadian pahit maupun manis selama bekerja di Bhayangkara.
"Pengalaman paling mengesankan saat menang lawan Madura kemarin. itu membuat kita jadi juara tentu bangga karena ikut bikin cetak sejarah bersama Bhayangkara," kenang dia.
"Tapi momen paling gak enak saat awal-awal liga. Soalnya BFC sempat naik turun sempat kalah dua kali berturut. Itu buat komunikasi sama Simon menjadi kurang enak," beber dia.
4. Berharap BFC Tembus Level Asia
Kini pria yang menimba ilmu di Universitas Airlangga pun memiliki harapan untuk Bhayangkara. Baginya dia ingin melihat Bhayangkara dapat berlaga di kancah Asia.
"Ke depannya kalau bisa tetap seperti ini. Sama kalau musim depan gak juara lagi gak apa-apa asal tetap bisa tampil di level Asia. Sementara untuk saya ke depannya bisa bantu lebih banyak lagi," tutup dia.