3 Persamaan Liga 1 dengan Ligue 1, Bundesliga, dan Eredivisie
Usai sudah kompetisi tertinggi sepakbola di Tanah Air, Gojek Traveloka Liga 1. Dalam pagelaran yang dimulai pada Sabtu (15/04/17) sore lalu ini berhasil mengeluarkan nama Bhayangkara FC sebagai jawara Liga 1 musim ini.
Bhayangkara keluar sebagai juara walau menelan kekalahan di laga pamungkas mereka. Seperti yang kita ketahui, The Guardian dikalahkan oleh Persija Jakarta dengan skor 1-2 di Stadion Patriot Chandrabhaga, Bekasi, pada Minggu (12/11/17) malam kemarin.
- Semen Padang Degradasi, Manajemen Siap Tanggung Jawab
- Gagal Juara, Ini yang Dilakukan Suporter PSM Makassar
- Pelatih Mitra Kukar: Kualitas Pemain Kontrak Musim Ini Tak Sesuai Harapan
- Skuatnya Kembali Gemuk, Persis Solo Buru Kemenangan di Laga Kedua
- Gagal Juara Liga 1, Syamsul Pamit Tinggalkan PSM Makassar
Walau menelan kekalahan, posisi Bhayangkara di puncak klasemen tak tergoyahkan. Memiliki poin yang sama dengan Bali United, 68 poin, anak asuh Simon McMenemy unggul head to head dari Serdadu Tridatu dan keluar sebagai jawara.
‘Ketatnya’ persaingan yang terjadi nyatanya sempat menjadi pusat perhatian media asing ternama, Fox Sports Asia. Kala itu seorang penulis Fox Sports Asia, John Duerden, mengatakan bahwa Liga 1 disebut sebagai yang terbaik soal drama, seluk beluk dan pasang surut liga.
Media asing itu juga menyebutkan bahwa kedatangan mantan bintang Liga Primer Inggris seperti Michael Essien, Carlton Cole, Didier Zokora, Mohamed Sissoko, dan Peter Odemwingie menjadi daya tarik utama kompetisi Liga 1 di Asia.
Hal tersebut ditambah dengan tidak adanya nama-nama tim besar seperti Persib Bandung, Arema FC, dan Persipura Jayapura dalam daftar lima besar klasemen Liga 1. Hal itu lah yang membuat Liga 1 Indonesia menjadi sesuatu yang bernilai lebih di mata Fox Sports Asia, dibanding Liga Thailand maupun Malaysia.
Kini seiring dengan berakhirnya kompetisi musim ini, INDOSPORT nyatanya menemukan persamaan Liga 1 dengan beberapa liga divisi utama di Eropa, seperti Ligue 1 Prancis, Bundesliga Jerman, dan juga Eredivie Belanda. Apa saja persamaannya?
1. Bentuk Trofi Liga yang Mirip
Pertama adalah bentuk trofi Liga 1 yang sangat mirip bentuknya dengan ketiga liga elite Eropa tersebut. Terlihat dengan jelas bahwa trofi yang diraih oleh Bhayangkara ini, mirip dengan apa yang diraih oleh Kylian Mbappe, Arjen Robben, dan Dirk Kyut musim lalu.
Bentuknya yang mirip dengan sebuah piring, trofi Liga 1 dengan Eredivisi Belanda sejatinya sangatlah mirip. Memiliki lekungan di dalamnya, dan pada bagian pinggirnya lebih naik ke atas.
Sementara untuk trofi Ligue 1 Prancis dan Bundesliga Jerman, keduanya memang berbentuk lingkaran. Perbedaan terletak pada trofi Ligue 1 Prancis yang tembus dan dapat digenggam dari dalam.
2. Dikejutkan dengan Tim 'Antah-berantah'
Keberhasilan Bhayangkara menjuarai Liga 1 Indonesia tentunya diluar ekpektasi para penikmat sepakbola Tanah Air. Sebelum kompetisi dimulai, banyak yang memperkirakan bahwa tim-tim macam Arema FC, Persib Bandung, Persija Jakarta, hingga Persipura Jayapura akan keluar sebagai jawara.
Namun, hal tersebut justru berbanding terbalik. Diluar dugaan The Guardian yang sempat dianggap sebelah mata, berhasil keluar sebagai jawara Liga 1. Uniknya, hal tersebut pun sempat dirasakan oleh ketiga liga Elite Eropa.
Tentu kita ingat ketika di musim 2011/12 Montpellier keluar sebagai jawara Ligue 1 Prancis. Di luar dugaan, klub yang kala itu menggunakan Olivier Giroud sebagai mesin golnya mampu mengalahkan Paris Saint-Germain, yang berada di peringkat kedua.
Sementara dari Eredivisie Belanda, ada nama FC Twente. Kala itu, klub yang dinakhodai oleh Steve McClaren berhasil keluar sebagai jawara Eredivisie Belanda, mengungguli Ajax Amsterdam.
Teruntuk Bundesliga, memang belum ada tim yang mampu memberikan kejutan sejauh RB Leipzig. Klub yang disponsori oleh minuman berenergi ternama, Red Bull, itu berhasil mengakhiri musim 2016/17 dengan duduk di peringkat kedua. Hal tersebut merupakan prestasi luar biasa, mengingat mereka merupakan tim yang baru promosi dari Bundesliga 2 di musim yang sama.
Hanya VfL Wolfsburg, tim yang sempat dianggap sebelah mata yang mampu meraih gelar juara Bundesliga. Di musim 2008/09, Mesut Ozil dkk kala itu berhasil mengungguli Bayern Munchen dengan selisih dua poin.
3. Status Juara yang Diraih dengan Sengit
Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, Bhayangkara FC keluar sebagai jawara Liga 1 dengan perolehan poin yang sangat sengit. Diluar kontroversi yang ada pasca keputusan Komdis PSSI, Bhayangkara berhasil merengkuh ‘piring’ Liga 1 dengan perolehan poin yang sama dengan Bali United, yakni 68 poin.
Beruntung, The Guardian unggul secara head to head, sehingga berhasil memastikan diri mereka sebagai klub yang terbaik di Tanah Air. Hal tersebut pun sejatinya pernah dirasakan oleh Bundesliga Jerman.
Pada musim 1999/00, Bayern Munchen keluar sebagai jawara dengan perolehan 73 poin, sama dengan Bayer Leverkusan yang berada di bawahnya. Secara head to head, keduanya sempat saling mengalahkan di kandang masing-masing dengan skor 4-1 dan 2-0.
Namun The Bavarian kala itu keluar sebagai jawara lantaran unggul dalam jumlah selisih gol. Tercatat kala itu Munchen berhasil memperoleh 45 selisih gol, sementara Leverkusen hanya 38 gol saja.
Sementara poin sengit juga pernah dirasakan oleh Lyon, ketika berhasil menjuarai Ligue 1 Prancis musim 2002/03. Kala itu, Lyon unggul satu poin dari AS Monaco yang berada di peringkat dua dengan 67 poin.
Teruntuk di Belanda, Twente keluar sebagai jawara di musim 2009/10 dengan selisih satu poin dari Ajax Amsterdam yang berada di bawahnya dengan raihan 85 poin.