Tim-tim Unggulan yang Tampil Melempem di Liga 1 2017
Ajang Gojek Traveloka Liga 1 telah berakhir dan menyisakan banyak cerita. Momen tak terlupakan dan tak terduga pun menghiasi kompetisi sepakbola kasta tertinggi di Indonesia ini.
Banyak kejutan-kejutan terjadi, mulai dari kontroversi tim juara, regulasi yang berubah-ubah, adanya pemain yang meninggal, hingga melempemnya tim-tim unggulan. Di antara kejadian-kejadian tersebut mungkin yang paling mendapat sorotan adalah melempemnya penampilan klub-klub unggulan.
Bagaimana tidak, klub-klub tradisionil yang dianggap bisa mendominasi papan atas dan digadang-gadang bisa juara ini justru tampil jauh panggang daripada api, alias tak sesuai ekspektasi. Padahal. mereka telah berinvestasi besar-besaran untuk mendatangkan pemain-pemain bintang. Secara materi pemain pun mereka di atas rata-rata.
Dalam Liga 1 edisi tahun ini tak tanggung-tanggung, ada tiga tim sekaligus yang tampil jauh di bawah ekspektasi. Siapa saja mereka?
1. Persib Bandung
Persib Bandung bisa dibilang menjadi tim yang paling banyak mendapat sorotan. Bagaimana tidak, klub yang berhasil mendaratkan eks bintang Chelsea, Michael Essien, dan dihuni banyak pemain Timnas ini hanya mampu duduk di peringkat ke-13 klasemen akhir Liga 1.
Tak pelak, Atep dkk. sering mendapat hujatan yang dilontarkan dari para Bobotoh. Pernah dalam suatu waktu, Persib tak mampu menang di 8 laga secara beruntun. Jika tak seri, ya kalah. Persib Bandung pun sempat dijuluki tim spesialis seri.
Persib mungkin bisa mendapat poin di kandang, tapi tidak di luar kandang. Melawan tim-tim yang notabene di bawahnya pun mereka tidak mampu menang, atau bahkan sekedar seri. Di laga tandang, mereka dikalahkan oleh Persela, Borneo FC, Bhayangkara, Barito, Madura United, sampai Mitra Kukar. Praktis poin-poin yang didapat pun mayoritas hanya dari hasil-hasil imbang di kandang.
Gejolak pun muncul di tubuh Persib dengan mundurnya pelatih Djajang Nurdjaman dan diganti oleh care taker sampai pelatih baru. Tetapi dewi fortuna masih belum mau menaungi Sang Pangeran Biru. Belum lagi polemik ketika dikalahkan oleh Persija di Patriot.
Prestasi Persib Bandung yang melempem di sepanjang Liga 1 2017 ini sempat membuat bobotoh "ngambek" seperti laga Persib Bandung vs Madura United di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung, Kamis (19/10/17) hanya disaksikan sebanyak 7.223 penonton.
Di pekan terakhir, para Bobotoh pun berniat memenuhi Stadion Si Jalak Harupat sebagai bentuk dukungan akhir, Namun, alih-alih memberikan perpisahan manis, Persib justru keok di tangan Perseru Serui. Rekor tak terkalahkan di kandang pun berakhir setelah kalah di laga yang dihiasi hujan deras tersebut.
Pemain sendiri terlihat terpukul dengan kekalahan ini, semuanya tertunduk lesu, bahkan tak sedikit yang menitikkan air mata. Bayangkan, tim kaya berisikan materi pemain Timnas seperti Ahmad Jufrianto, Atep, Supardi, Tony Sucipto, Febri Haryadi, Gian Zola, I Made Wirawan, plus Michael Essien dan Carlton Cole terpuruk di peringkat ke 13. Total, tim Maung Bandung mencatatkan 9 kemenangan, 14 seri, dan 11 kekalahan sepanjang gelaran Liga 1.
Menyongsong musim depan Persib pun sedang gencar mencari pelatih yang tepat. Sejumlah nama sempat muncul mulai dari Rahmad Darmawan, Dejan Antonic, sampai Milijan Radovic. Kita lihat saja apakah Persib akan kembali kompetitif untuk musim depan.
2. Arema FC
Sama seperti Persib, klub besar kebanggaan Arek Malang ini juga melempem di Liga 1. Bedanya, posisi mereka di klasemen masih lebih baik.
Arema sejatinya tampil cukup menjanjikan di awal musim, setelah sempat mencatatkan 3 kemenangan, 1 seri dari 4 pertandingan awal. Mereka berhasil menundukkan Bhayangkara FC, Persiba Balikpapan, Barito Putera, dan seri dari Persib. Namun, tanda-tanda ketidaksolidan mulai muncul ketika Arema menelan kekalahan telak 0-4 dari Persela Lamongan. Publik pun menjadi bertanya-tanya akan kapasitas Arema sebagai contender juara.
Selepas kekalahan itu, Arema mulai mendapat hasil yang kurang konsisten, kadang kalah dan kadang menang. Bahkan, mereka sempat dicukur 1-6 oleh tuan rumah Bali United. Arema juga jadi tim jagoan seri di kandang. Pertandingan mereka melawan PS TNI sepekan setelah dibantai Bali United menjadi hasil seri ketujuh mereka di kandang secara beruntun.
Pada akhir Juli 2017, pelatih Aji Santoso pun mengundurkan diri. Penggantinya, Joko Susilo, juga tidak bisa berbuat banyak.
Hasil buruk yang didapat Arema ini tak terlepas dari macetnya keran gol dari striker maut mereka, Cristian Gonzales. Gonzales hanya mencetak 9 gol sepanjang gelaran. Marquee player Juan Pablo Pino, pun juga tak terlalu bagus. Namun, yang paling telak adalah kehilangan kiper Kurnia Meiga akibat cedera. Tim yang juga bertabur bintang-bintang macam Esteban Vizcarra dan Adam Alis ini pun hanya mengoleksi 13 kemenangan, 10 seri, dan 11 kekalahan.
3. Sriwijaya FC
Sang pemilik dua gelar juara Liga Indonesia satu ini juga memasang target tinggi di Liga 1, yaitu papan atas. Namun, apa daya Sriwijaya justru terdampar di peringkat ke-11 klasemen akhir.
Sriwijaya sendiri mengarungi Liga 1 dengan bermodalkan materi pemain yang cukup mumpuni di segala lini. Mereka memiliki pemain seperti Bobby Satria, Bio Paulin dan M. Robby di barisan belakang. Di tengah, mereka juga tidak buruk-buruk amat. Ada Tijani Belaid dan Yanto Basna. Nah, di urusan penyerangan inilah keunggulan terkuat Sriwijaya. Mereka memiliki duo maut Hilton Morreira dan Alberto Goncalves. Dua striker yang sudah sarat pengalaman di Liga Indonesia. Total, Beto, sapaan Alberto Goncalves sudah mengemas 22 gol. Sementara Hilton 10 gol.
Performa Sriwiaya sudah terlihat kurang stabil semenjak awal hingga pertengahan musim. Mereka pun akhirnya hanya menjadi penghuni papan tengah klasemen.
Menurunnya performa Sriwijaya musim ini disinyalir karena persoalan badai cedera di dalam tim. Pemain seperti Bobby, M. Robby, hingga Bio Paulin bahkan sempat dibekap cedera bersamaan yang tentu memusingkan pelatih Hartono Ruslan. Secara total, musim ini Sriwijaya mendapatkan 11 kemenangan, 9 seri, dan menelan 14 kekalahan.
Manajemen tim berjulukan Laskar Wong Kito pun langsung mengadakan evaluasi untuk menghadapi musim depan. Mereka ingin prestasi tim meningkat sehingga bisa memenuhi target empat besar pada Liga 1 2018.