4 Calon Rising Star Persebaya Surabaya yang Siap Menggebrak Liga 1 2018
Peluang Persebaya Surabaya untuk naik ke kasta tertinggi sepakbola Indonesia, Liga 1 musim depan terbuka lebar. Saat ini Green Force sudah lolos ke semifinal Liga 2 dan akan menantang Martapura FC, Sabtu (25/11/17) di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA). Jika menang atas Martapura, maka dipastikan tiket promosi sudah di genggaman tim asuhan Angel Alfredo Vera.
Dengan pencapaian Persebaya hingga saat ini, setidaknya ada empat pemain muda yang sepak terjangnya terus menyita perhatian penggemar. Mereka memiliki talenta dan potensi yang dianggap bisa membantu tim Bajul Ijo promosi ke Liga 1.
Empat pemain ini juga diprediksi akan menjadi andalan dan calon bintang masa depan Persebaya andai berkompetisi di Liga 1 2018. Oleh sebab itu, manajemen tim harus bekerja ekstra keras untuk memagari kontraknya, lantaran bukan tidak mungkin mereka akan terus digoda tim-tim lain untuk membelot.
Lantas, siapa saja empat pemain yang diprediksi menjadi calon rising star Persebaya tersebut? Simak ulasan lengkap INDOSPORT berikut ini.
1. Rachmat Irianto
Nama yang satu ini memang sudah tidak asing bagi pencinta sepakbola nasional lantaran menjadi kapten di Timnas Indonesia U-19. Gaya bermain yang lugas dan tanpa kompromi menjadi ciri khas Rian, yang permainan dinilai mirip sang ayah Bejo Sugiantoro yang juga merupakan legenda Persebaya.
Usia Rian bahkan masih sangat muda, baru menginjak 18 tahun pada September lalu. Namun, potensi besar yang dimilikinya langsung membuat Persebaya memagari dengan kontrak jangka panjang hingga 2019 mendatang.
Meski disibukkan dengan Timnas U-19 dan baru bermain dalam dua laga atau dalam 186 menit, Rian tetap menjadi prioritas utama bagi Green Force. Hal itu karena manajemen Persebaya sangat suka akan dedikasi pemain bertinggi 173 cm itu atas profesinya.
"Kita salut dengan kepribadian Rian. Ketika ada libur di Timnas U-19, dia selalu pulang latihan dan dengan tim Persebaya," ujar Media Officer Persebaya, Rocky Maghbal kepada INDOSPORT.
"Umumnya pemain di usia dia, biasanya ingin libur. Tetapi dia di sela-sela itu selalu menyempatkan diri bergabung dengan tim tanpa ada yang meminta. Ini yang kita salut dengan etos kerjanya," tutupnya.
Rian mengawali kariernya berangkat bukan dari bek melainkan striker. Kini, pemuda yang mengawali kiprah di lapangan hijau bersama klub Bintang Timur sebelum ke Indonesia Muda itu bisa main di tiga posisi. Selain bek tengah, peran menjadi gelandang bertahan dan fullback juga bisa dijalaninya dengan apik.
2. Irfan Jaya
Lahir dan besar di Bantaeng, Sulawesi Selatan, membuat Irfan Jaya cukup dekat dengan olahraga si kulit bundar. Sebelum bergabung dengan Persebaya musim ini, sejatinya Irfan Jaya sudah menunjukkan kualitas di ajang Indonesian Soccer Championship (ISC) U-21 musim lalu. 14 gol dilesakkan pemain 21 tahun itu untuk PSM Makassar U-21 serta mengukuhkan diri menjadi top skor ajang tersebut.
Rayuan Persebaya untuk merumput di Liga 2 tak kuasa ditolak Irfan Jaya, meski peluangnya untuk menembus skuat senior PSM Makassar terbuka lebar.
Keputusan Irfan Jaya nyatanya sangat tepat. Di Green Force pemain 21 tahun itu menjadi andalan pelatih Alfredo Vera. Terbukti selama 19 kali penampilan ia berkontribusi dalam 12 gol yang tercipta dengan rincian tujuh gol serta lima assist untuk rekannya.
Satu gol cantik ke gawang PSIS Semarang di babak delapan besar Liga 2, lantas memastikan langkah Persebaya ke semifinal dan semakin dengan dengan promosi ke Liga 1 musim depan.
Irfan menekuni sepakbola dengan mengawali karier sebagai siswa SSB Butta Toa Cabang Sinoa Bantaeng angkatan 2012 di mana selama pelatihan diasuh langsung oleh pelatih Kusnadi. Ia juga sempat memperkuat Persiban Bantaeng di turnamen Sulsel Super League (SSL).
3. Miswar Saputra
Awalnya pemuda asal Aceh ini hanya menjadi kiper pelapis untuk Dimas Galih. Namun, berkat ketekunan dan kerja kerasnya Miswar berhasil mencuri perhatian pelatih Alfredo Vera. Sontak posisi penjaga gawang nomor satu pun berpindah ke pemain 21 tahun ini.
Gaya bermain Miswar dinilai cocok dengan gaya sepakbola modern sekarang ini. Dirinya kerap keluar dari gawang untuk berubah sesaat menjadi sweeper keeper. Kemampuannya dalam menghalau bola patut diacungi jempol. Beberapa kali arah bola-bola yang sulit berhasil dihalau olehnya.
Dengan usia yang masih belia, potensi Miswar menuju peran yang lebih dinamis yang mengintegrasikan kiper, secara taktis dan psikologis, ke dalam tim terbuka lebar. Mantan kiper Persiraja Banda Aceh ini bukan hanya berperan sebagai benteng pertahanan terakhir, namun juga sekaligus berperan sebagai orang pertama untuk memulai serangan.
Sejauh ini Miswar sudah mencatatkan 1.326 menit bermain atau dalam 14 laga dan berhasil menjaga gawangnya tidak kebobolan dalam lima laga. Tiga di antaranya bahkan dicatatkan secara beruntun dalam babak delapan besar Liga 2.
4. Rangga Muslim
Dari tiga pemain di atas, bisa dibilang Rangga Muslim menjadi satu-satunya pemain dengan usia menginjak 23 tahun tahun. Namun, untuk ukuran pesepakbola, usia pemain asal Nusa Tenggara Barat itu tergolong muda dan masih banyak hal yang bisa digapai.
Bertubuh mungil, Rangga Muslim adalah tipe pemain yang cukup jeli ketika menguasai bola, dan tak mudah direbut oleh lawan. Pengidola Alessandro Del Piero ini berposisi sebagai gelandang serang sebelah kiri, dan kerap melakukan akselerasi lewat kecepatan yang dimilikinya.
Jebolan Tunas Jogja ini kerap memanfaatkan lebar lapangan di sisi kiri untuk mengacak-acak pertahanan lawan layaknya ketika Persebaya masih memiliki Andik Vermansah. Baru bergabung dengan Persebaya saat putaran babak 16 besar.
Penampilan Rangga Muslim sejauh ini pun mendapat apresiasi dari pelatih Alfredo Vera. Pria asal Brasil itu cukup puas dengan kualitas pemain 23 tahun itu meski masih harus bekerja keras untuk bisa mewujutkan mimpi ke Liga 1 musim depan.