Kemenangan Harga Mati, Timnas Guyana Justru Buta Kekuatan Indonesia
Pelatih Timnas Guyana, Wayne Dover menargetkan kemenangan dalam lawatan ke Indonesia, Sabtu (25/11/17) di Stadion Patriot, Bekasi. Hal itu dinilai menjadi harga mati sekaligus sebagai kado bagi warga Guyana, karena baru kali ini tim berjuluk Jaguar Emas itu menyambangi kawasan Asia Tenggara.
Sayangnya, meski mengincar poin penuh Wayne Dover justru mengaku buta kekuatan Indonesia. Ia memilih tidak menggunakan media internet untuk mencari video maupun berita mengenai kelebihan tuan rumah. Guyana justru ingin mencari pendekatan langsung di atas lapangan lantaran hal itu dianggap sebagai tantangan tersendiri.
"Kami tidak tahu soal permainan Indonesia, memang sekarang ada internet, video dan lainnya tapi kami sengaja tidak memanfaatkan itu. Karenanya kami akan hati-hati saat bermain, kemudian perlahan mencari tahu kondisi di lapangan dan kami juga akan berusaha menangkal setiap serangan Indonesia," aku Wayne.
"Ini pertama kali kami ke ASEAN dan kami harap mendapatkan hasil yang positif sehingga bisa membanggakan warga Guyana. Yang terpenting kami berjuang di sini, dan hasil terbaik adalah dengan menang, tidak ada yang lain," tegasnya.
Khusus laga melawan Indonesia, Tim Nasional (Timnas) Guyana membawa 19 pemain yang merupakan skuat gabungan dari sejumlah pemain yang merumput di luar negeri maupun dalam negeri. Mereka tiba sejak Senin (20/11/17) lalu dengan membawa dua kiper, lima pemain belakang, tujuh gelandang dan lima pemain depan.
Selain itu selama beberapa hari belakangan di Tanah Air, pelatih Guyana mengaku cukup nyaman dengan keramahan yang ditunjukkan orang Indonesia. Ia senang dengan segala fasilitas dan pelayanan yang diberikan panitia PSSI dalam menyambut pertandingan yang berstatus FIFA A Match melawan Indonesia.
“Saya sangat senang berada di Indonesia, negara ini indah dengan orang-orang yang ramah seperti yang dikatakan kawan-kawan saya. Kebutuhan kami terpenuhi karena pelayanan yang diberikan oleh federasi Indonesia yang juga amat luar biasa, mulai dari penjemputan kami di bandara hingga penginapan dan makanan, semuanya fantastis,” tutup pelatih berusia 44 tahun itu.