Persebaya dan PSMS Lolos, 4 Hal Ini Akan Terjadi di Liga 1 2018
Dua klub sarat sejarah di Indonesia, Persebaya Surabaya dan PSMS Medan, dipastikan akan bermain di kasta teratas Liga Indonesia musim depan, Liga 1. Hal tersebut dipastikan setelah mereka berhasil mengalahkan lawannya masing-masing di laga semifinal Liga 2 pada Sabtu (25/11/17) kemarin.
Persebaya Surabaya dipastikan lebih dulu lolos ke fase final dan menggenggam tiket ke Liga 1 pasca meredam perlawanan Martapura FC dengan skor 3-1. Sementara PSMS Medan menyusul kemudian pasca mengalahkan lawan kuat mereka, PSIS Semarang, dengan skor 2-0 di babak perpanjangan waktu.
Keberhasilan dua klub yang khas dengan warja hijau tersebut turut menuai pujian dari berbagai kalangan, baik pencinta sepakbola Tanah Air, pesepakbola, maupun beberapa klub-klub Liga 1.
Seperti pemain muda Persib, Gian Zola, misalnya. Dirinya memberikan ucapan selamat kepada Persebaya di Instagram Storynya. Tak hanya Zola, Andik Vermansah dan Evan Dimas pun juga turut memberikan selamat kepada Persebaya.
Tak hanya dari kalangan pesepakbola dan klub saja, komentator ternama Valentino Simanjuntak pun juga turut memberikan ucapan selamat dan rasa bangganya kepada PSMS Medan, sebagai bentuk antusiasme dirinya yang merupakan putra asli Medan.
Tingginya antusiasme para netizen pencinta sepakbola Tanah Air atas keberhasilan dua klub tersebut bukan tanpa alasan. Walau menyisakan satu tiket tersisa untuk diperebutkan oleh PSIS Semarang dan Martapura FC, keberhasilan Persebaya dan PSMS untuk lolos ke Liga 1 seakan ‘menyudahi’ kompetisi Liga 2 lebih awal.
Bergabungnya PSMS Medan dan Persebaya Surabaya ke Liga 1 dapat menimbulkan berbagai kemungkinan yang akan terjadi di musim depan. Oleh karenanya, INDOSPORT mencoba merangkum beberapa kemungkinan yang akan terjadi di Liga 1 musim depan.
1. Berkumpulnya Beberapa Mantan Tim Perserikatan
Dengan hadirnya Persebaya Surabaya dan PSMS Medan ke Liga 1, maka sudah dipastikan sebanyak tujuh tim mantan Perserikatan akan berkumpul bersama dalam kompetisi kasta tertinggi Liga Indonesia, Liga 1.
Ketujuh tim tersebut adalah Persib Bandung, Persija Jakarta, PSM Makassar, Persebaya Surabaya, Perseru Serui, Persela Lamongan, dan PSMS Medan.
Bila PSIS Semarang berhasil mengalahkan Martapura FC di babak perebutan tempat ketiga, maka secara keseluruhan terdapat delapan tim mantan Perserikatan yang akan bergabung dalam Liga 1 musim 2018.
2. Semakin Sengit, Akan Tersaji 2 Derby El Clasico-nya Indonesia
Banyak yang menganggap laga Persija Jakarta vs Persib Bandung merupakan laga El Clasico-nya Indonesia saat ini. Namun, hal tersebut merupakan sebuah kesalahan besar.
Sejauh ini, terdapat dua El Clasico-nya Indonesia, yakni Persija Jakarta vs Persebaya Surabaya dan Persib Bandung vs PSMS Medan. Dipastikan bergulirnya kompetisi Liga 1 musim 2018 akan berjalan dengan tensi yang sangat tinggi.
Dilihat dari sejarahnya, duel dua El Clasico Indonesia tersebut meninggalkan banyak sejarah dalam perjalanannya.
El Clasico Persib adalah Kontra PSMS Medan
Melansir RSSSF Indonesia, Persib dan PSMS jumpa tiga kali di final Perserikatan pada tahun 1967, 1983, dan 1985. Persib awalnya kalah dari PSMS pada final Perserikatan musim 1966/67 dengan skor 2-0.
Tensi memanas ketika kedua tim bertemu di final Perserikatan 1983/84. Pada saat itu, Persib yang merupakan tim promosi berhasil melaju ke final untuk meladeni PSMS di Stadion Senayan.
Tim Ayam Kinantan pun kembali berhasil menjadi juara usai menang 3-2 melalui drama adu penalti setelah skor imbang tanpa gol menutup jalannya laga selama 90 menit.
Puncak persaingan Persib vs PSMS kembali terjadi dua tahun kemudian pada final Perserikatan 1985 di tempat yang sama, yakni Stadion Senayan. Partai ini merupakan salah satu sejarah sepakbola Indonesia karena memecahkan rekor penonton.
Menurut buku Asian Football Confederation (AFC) terbitan 1987, pertandingan ditonton oleh 150 ribu orang yang merupakan pertandingan terbesar dalam sejarah pertandingan amatir dunia. Jumlah ini tentu sangat membeludak mengingat Stadion Senayan kala itu memiliki daya tampung sebesar 110.000 orang. Alhasil, para penonton sampai harus duduk di trek lari karena tribun sudah tak mampu untuk menampung animo suporter.
Pertandingan sendiri berlangsung sangat seru dan juga dramatis. Persib yang sempat tertinggal 0-2 dari PSMS mampu menyamakan kedudukan dan memaksa laga berlanjut lewat adu penalti.
Sayang di babak adu penalti, Maung Bandung gagal menuntaskan dendam setelah takluk 1-2 dari PSMS.
El Clasico Persija adalah Kontra Persebaya Surabaya
Sementara itu, laga El Clasico untuk Persija Jakarta adalah menghadapi Persebaya Surabaya. Kedua tim kerap kali bertemu di final Perserikatan.
Melansir RSSSF Indonesia, Persija awalnya kalah dari Persebaya di final Perserikatan 1952. Selanjutnya, Macan Kemayoran berhasil menjadi juara Perserikatan musim 1971/73 usai mengalahkan Persebaya. Persebaya kembali berjaya di final Perserikatan 1975/78 dengan mengalahkan Persija 4-3.
Terakhir, Persija mampu mengalahkan Persebaya di semifinal Liga Indonesia 2001. Persija pun melenggang ke laga final dan menjadi juara usai kalahkan PSM Makassar 3-2.
3. Meroketnya Pemain Lokal yang Baru
Mantan penyerang Bali United, Slyvano Comvalius, keluar sebagai pencetak gol terbanyak sekaligus pencetak rekor sebagai pemain yang mampu mencetak gol di kasta teratas Liga Indonesia dengan 37 gol.
Namun pada musim depan, Comvalius tidak akan bermain di Liga 1 lantaran kontraknya bersama Bali United tidak diperpanjang. Penyerang Bhayangkara FC, Ilija Spasojevic, diprediksi akan tampil sebagai yang tertajam di Liga 1 musim depan.
Walau begitu, Spaso setidaknya harus waspada akan beberapa pemain lokal yang muncul dari dua klub yang baru promosi, Persebaya dan PSMS Medan. Pasalnya, kedua klub tersebut memiliki beberapa pemain yang mampu merangkak naik untuk menjadi top skor Liga 1 musim depan.
Dari kubu Persebaya, terdapat nama Irfan Jaya yang kini menjadi top skor Persebaya Surabaya saat ini. Masih berusia 21 tahun, dirinya telah berkontribusi dalam 15 gol yang dicetak oleh Persebaya, dengan enam assists dan sembilan gol telah ia bukukan.
Sementara dari kubu PSMS Medan terdapat nama Suhandi dan Dimas Drajad, yang menjadi andalan Djajang Nurdjaman dalam meloloskan Ayam Kinantan ke Liga 1. Bahkan nama terakhir menjadi penentu keberhasilam PSMS Medan dalam menggenggam satu tiket ke Liga 1, pasca mencetak gol ke gawang PSIS Semarang, Sabtu (25/11/17) kemarin.
4. Antusiasme Penonton Semakin Meningkat, Baik atau Buruk?
Sebelumnya telah dijabarkan bahwa akan banyak tim dari perserikatan ‘bereuni’ dalam Liga 1 musim 2018. Ditambah lagi akan tersaji dua El Clasico-nya Indonesia, diprediksi akan membawa antusiasme para penonton sepakbola Indonesia membludak di musim depan.
Hal tersebut dapat berdampak positif dan negatif secara bersamaan. Dampak positifnya, tentu para pemain akan merasakan dukungan yang dahsyat dari para penggemar setia mereka yang menyesaki setiap sudut stadion.
Negatifnya bila tidak dikawal dan diberi arahan dengan baik, maka perseteruan antar suporter dapat saja terjadi. Tentu, kita tidak ingin beberapa masa kelam Liga 1 2017 kembali terjadi di tahun 2018.
Adalah perhatian klub, perwakilan suporter, dan PSSI yang dapat memantau perkembangan antusiasme suporter dalam memberikan dukungan nantinya.