Kiprah Roberto Carlos Mario Gomez, Arsitek Anyar Persib Bandung
Persib Bandung akhirnya resmi mengumumkan pelatih baru mereka untuk musim depan. Mereka akhirnya mengontrak pelatih asal Argentina, yakni Roberto Carlos Mario Gomez.
Hal itu terlihat dari situs resmi klub Persib Bandung dan juga media sosial Persib Bandung.
Gomez teken kontrak untuk menukangi Persib selama dua tahun ke depan. Diharapkan ia mampu membawa Maung Bandung kembali meraih prestasi gemilang di Liga Indonesia.
Namun sambil menantikan kiprahnya, berikut INDOSPORT telah rangkum profil dan fakta Roberto Carlos Gomez, sang pelatih anyar Persib Bandung.
1. Karier sebagai Pemain
Atletico Kimberley de Mar del Plata menjadi klub pertama Roberto Carlos saat memulai karier pesepakbolanya pada 1979. Setahun kemudian, ia berlabuh ke klub Ferro Carril Oeste saat diboyong manajer Carlos Timoteo Griguol.
Griguol tercatat sebagai pelatih tersukses Ferro. Di bawah asuhannya, Gomez dkk mencatat puncak kejaan klub di era 1980-an dengan menjuarai kompetisi kasta tertinggi Argentina saat itu, tepatnya pada tahun 1982 dan 1984.
Gomez total membukukan 135 penampilan dari rentang 1980 hingga 1987 dan mengemas tiga gol.
2. Berlanjut sebagai Pelatih
Usai pensiun merumput, Gomez ditarik menjadi asisten pelatih Carlos Griguol di Ferro dan Gimnasia de La Plata. Mereka nyaris memenangkan kompetisi pada 1995, tapi kalah dari San Lorenzo di hari terakhir kompetisi.
Pada 1997, Gomez diangkat menjadi pelatih Club Atletico Lanus setelah ditinggal pelatih sebelumnya yang hijrah ke Spanyol, yakni Hector Cuper.
Setelah dua musim di Lanus, Gomez mengembangkan kiprahnya ke Spanyol dan membina klub Mallorca. Sayang ia tak bisa melanjutkan pekerjaannya karena regulasi mengharuskan pelatih memiliki pengalaman manajerial selama dua tahun. Padahal Gomez baru bertugas dalam lima laga.
Gomez lantas berpindah-pindah klub, pernah kembali ke Argentina untuk menukangi Gimnasia y Esgrima de Jujuy hingga ke Yunani untuk menjadi arsitek Asteras Tripoli. Gomez sempat mengantarkan Gimnasia Jujuy tersebut memenangkan kompetisi kasta kedua Argentina, Primera B Nacional pada 2005.
3. Melebarkan Sayap ke Asia
Pada Desember 2014, Roberto Carlos Mario Gomez menangani tim di divisi utama Hongkong, South China. Namun selama semusim mengabdi di sana, ia belum bisa mempersembahkan satu gelar pun bersama tim dan finis di peringkat empat kompetisi.
Gomez lantas pindah ke Malaysia di musim berikutnya. Di Negeri Jiran, ia menjadi pelatih Johor Darul Takzim setelah ditinggal Bojan Hodak. Saat ditinggal Bojan, JDT dalam keadaan kurang impresif padahal sudah menghabiskan dana besar di bursa transfer.
Namun di tangan Gomez, JDT mampu meraih Liga Super Malaysia pada 2015 dan memenangkan Piala AFC di tahun yang sama. Ini pun menjadi sejarah baru klub tersebut. Gomez akhirnya didaulat sebagai pelatih terbaik Malaysia 2015.