Dari 6 Kompetisi Top Eropa, Hanya La Liga Yang Belum Memakai Teknologi Garis Gawang. Mengapa?
Liga Spanyol baru saja digegerkan dengan putusan kontroversial wasit Ignacio Iglesias yang menganulir Gol Lionel Messi dalam pertandingan antara Valencia vs Barcelona di Mestalla, Senin (27/11/17). Tendangan keras Messi di menit 29 tidak berhasil dihalau dengan baik oleh kiper Valencia dan lolos melewati garis gawang, namun gol tersebut urung disahkan oleh wasit. Tentu saja Barca berang kerena setelah itu Valencia semakin percaya diri dan leluasa membangun serangan.
Perdebatan terhadap keberadaan teknologi di Liga Spanyol pun kembali memanas. Karena pada musim lalu, insiden serupa juga pernah terjadi. Gol Barcelona pada laga melawan Real Betis, tidak diberikan meski bola melewati garis gawang.
Sekedar info, dari 6 kompetisi teratas Eropa (Inggris, Spanyol, Italia, Jerman, Prancis, dan Belanda), hanya La Liga yang belum punya Goal-line Technology alias teknologi garis gawang yang dapat membantu memberi tahukan ke wasit apabila bola sudah melewati garis gawang. Sebenarnya apa yang membuat salah satu liga terbaik dunia ini belum kunjung menggunakan teknologi ini?
Usut punya usut, ternyata biaya yang mahallah yang menjadi kendala buat otoritas Liga Spanyol.
Saat ini, FIFA cuma menunjuk empat provider untuk menyediakan teknologi garis gawang tersebut, yaitu Fraunhofer IIs, ChyronHego, Hawk-Eye Innovations, dan GoalControl.
Nah, sementara itu, Liga Spanyol sudah terlanjur lebih dulu menggandeng Mediacoach. Perusahaan asal Spanyol yang menyediakan sistem tracking yang membuat klub bisa menganalisa hampir setiap aksi pemain di atas lapangan dan mengolahnya dalam bentuk statistik. Seperti jumlah operan, top speed, shot on goal, jarak tempuh pemain, dan data lain-lainnya.
Sayangnya, Mediacoach tidak mendapatkan linsensi dari FIFA sebagai salah satu provider teknologi garis gawang. Salah satu hal yang bisa dilakukan untuk mengakali ini adalah dengan mengusulkan Mediacoach sebagai provider resmi untuk mendapat lisensi. Akan tetapi, Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF) seperti tidak mau ambil pusing karena untuk mendapatkan lisensi tersebut, mereka harus merogoh kocek 4 juta euro.
Secara resmi, di musim 2016-2017, presiden Liga Spanyol menilai goal line technology terlalu mahal untuk mereka. Alhasil, La Liga masih belum bisa menerapkan teknologi dari provider-provider yang ditunjuk FIFA tersebut.
Sementara itu, untuk saat ini La Liga lebih memilih untuk menggunakan teknologi video rekaman (yang dikenal sebagai VAR). Tapi itupun baru akan digunakan pada musim 2018/2019. Untuk VAR sendiri, lagi-lagi mereka harus ketinggalan karena di Serie A pun, VAR sudah digunakan.
Padahal, La Liga adalah salah satu liga top dunia dengan bercokolnya nama-nama besar seperti Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo, namun federasi sepakbolanya terkesan pelit untuk keluar uang demi kualitas kompetisi.