6 Faktor Kunci yang Membawa Persebaya Juara Liga 2
Selasa (28/11/17) menjadi malam yang tak akan terlupakan bagi Persebaya Surabaya. Malam itu menjadi malam pentahbisan kembalinya skuat Green Force ke kasta tertinggi sepakbola Indonesia. Persebaya Surabaya sempurnakan tiket ke Liga 1 dengan menjadi juara Liga 2 setelah mengalahkan PSMS Medan di partai puncak.
Skuat Bajul Ijo berhasil mengandaskan lawan klasiknya tersebut dengan skor tipis 3-2, setelah pertandingan dilanjutkan dengan sistem perpanjangan waktu di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, Jawa Barat.
Namun dalam perjalanannya, perjuangan Persebaya untuk bisa berkompetisi di Liga 2 musim ini tidaklah mulus. Berbagai rintangan dan tantangan menghalangi. Mulai dari pemecatan pelatih, konflik dengan bonek, dan penampilan yang sempat inkonsisten. Lalu, faktor apa yang akhirnya membuat Skuat Bajul Ijo bisa kembali ke Liga 1 dan bahkan menjadi juara?
Berikut ini INDOSPORT telah rangkum setidaknya 6 faktor kunci yang membuat Persebaya bisa menjadi juara Liga 2 dan kembali ke Liga 1.
1. Pulihnya status mereka di PSSI.
Setelah sempat terkendala kasus dualisme berkepanjangan, akhirnya pada Januari 2017 status mereka dipulihkan oleh PSSI dan berhak untuk berkompetisi di kompetisi resmi. Hal ini memberikan semangat baru bagi Persebaya dan bonek mania untuk bangkit dan menatap Liga 2. Melakui pemulihan status ini, harapan dan semangat besar pun mulai dicanangkan, yaitu kembali ke Liga 1. Bisa dibilang, semangat itu sudah ada mulai dari pemulihan status ini.
2. Pergantian ke Pelatih Alfredo Vera
Di awal musim, Persebaya menunjuk Iwan Setiawan sebagai pelatih mereka. Namun di bawah Iwan Setiawan, performa Persebaya tak bagus. Hasil ini membuat Bonek gerah dan menuntut Iwan Setiawan untuk turun jabatan. Iwan Setiawan pun terlibat friksi dengan Bonek. Pasca friksi-friksi tersebut, Iwan Setiawan pun dipaksa meletakkan jabatannya sebagai pelatih Persebaya Surabaya.
Selesai dari Iwan, Persebaya menunjuk pelatih Alfredo Vera yang sukses membawa Persipura juara ISC A tahun 2016 lalu. Pemilihan ini dianggap sangat tepat karena pelatih ini memiliki track record yang bagus. Bahkan, pemecatan ia di Persipura pada Liga 1 lalu pun sebenarnya menimbulkan pro-kontra.
Alfredo Vera menjadi sosok paling protagonis dalam memperbaiki performa dari Persebaya, khususnya di babak 16 besar. Permainan persebaya meningkat, dan tidak ada konfik dengan bonek. Ia dinilai manajemen memiliki visi dan perencanaan yang detail untuk Persebaya.
3. Loyalitas Bonek Mania
Dukungan Bonek Mania tak perlu diragukan lagi. Kemana pun Persebaya bermain, ribuan bonek akan ikut menyertai. Tiap pertandingan kandang di Gelora Bung Tomo, stadion hampir selalu penuh dengan bonek. Dukungan ini menjadi suntikan semangat tersendiri bagi pasukan Bajul Ijo.
Selama babak 8 besar, Persebaya Surabaya juga mendapatkan dukungan penuh dari suporter setia, Bonek. Pada semifinal dan final para bonek yang tersebar tak hanya di Surabaya, melainkan di Jawa Barat dan sekitarnya pun ikut merapat ke Bandung memberi dukungan.
4. Guyuran Bonus
Presiden Persebaya, Azrul Ananda, tak segan mengapresiasi jerih payah para staf dan pemainnya dengan guyuran bonus. “Bonus itu urusan gampang. Pokoknya saya rasa tidak akan ada tim lain di Liga 2 yang bisa memberikan [bonus] seperti Persebaya, Insyaallah,” kata Azrul seperti dikutip dari cnnindonesia.com
Selain guyuran bonus berupa uang, manajemen Persebaya disebut akan memberangkatkan pemainnya yang beragama muslim untuk umroh. Beragam bonus apapun bentuknya tentunya bisa memotivasi permainan tim.
5. Perekrutan Irfan Jaya
Pemain sayap mungil bernama Irfan Jaya didatangkan Persebaya pada 2016 dari PSM Makassar. Perekrutan ini merupakan salah satu pembelian penting yang membawa kesuksesan Persebaya. Mantan Top Skor ISC A 2016 ini mencetak sembilan gol dalam 20 penampilan selama kompetisi Liga 2. Dalam laga final, Selasa lalu, penyerang berusia 21 tahun itu menyumbang dua gol untuk kemenangan 3-2 atas PSMS Medan.
6. Pembelian Fandy Imbiri
Bek asli Jayapura ini termasuk pembelian sukses bagi Persebaya. Didatangkan pada pertengahan musim, ia langsung jadi andalan dan cukup tangguh di posisi belakang.
Dengan berhasil membawa Persebaya promosi, maka ia termasuk pemain yang bernasib mujur. Pasalnya, klub yang ia bela sebelumnya, Semen Padang, kini terdegradasi ke Liga 2.