Fakta Menarik Turnamen AWSC 2017: Dari Pemain Tertua hingga Sumbangan Bhayangkhara FC
Tim Nasional Indonesia akan mengikuti turnamen Aceh World Solidarity Cup 2017 pada 2-6 Desember 2017 mendatang. Timnas Indonesia akan menghadapi tiga tim undangan lainnya di turnamen tersebut.
Ketiga tim yang diundang mengikuti Aceh World Solidarity Cup 2017 adalah Kirgistan, Brunei Darussalam, dan Mongolia. Pertandingannya sendiri akan digelar di Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh.
Berikut ini adalah sejumlah fakta menarik mengenai Aceh World Solidarity Cup 2017 dan keikutsertaan Timnas Indonesia di dalamnya.
1. Bhayangkara Sumbang Pemain Terbanyak
Klub Bhayangkhara FC penyumbang terbanyak dalam skuat Indonesia di ajang ini. Ada lima nama, yaitu Awan Setho Raharjo, Evan Dimas, I Putu Gede Juni Antara, Ilham Udin Armayn, dan tak lupa Ilija Spasojevic.
2. Round Robin
Turnamen Aceh World Solidarity Cup 2017 menggunakan format round robin. Itu artinya keempat tim peserta akan saling berhadapan satu sama lain. Pemenang kompetisi ini adalah tim dengan poin terbanyak di akhir musim. Sama dengan model kompetisi penuh.
3. Ilija Spasojevic
Striker naturalisasi baru, Ilija Spasojevic menjadi pemain tertua di ajang ini jika ia dipanggil Luis Milla. Spasojevic kini berusia 30 tahun.
Sebelumnya pelatih Timnas Indonesia, Luis Milla sudah mengkonfirmasi bahwa ia akan membawa 25 pemain di turnamen tersebut. "Kami akan membawa 25 pemain ke Aceh dimana terdiri dari tiga pemain senior," ucap Luis Milla.
Namun saat disinggung akan siapa saja penggawa senior yang akan diboyong, Milla masih enggan membocorkannya. Dia menilai biarkan PSSI sebagai federasi yang akan mengumumkannya.
"Nanti list-nya akan diberitahukan oleh PSSI," tambah mantan pemain Barcelona dan Real Madrid ini.
4. Egy Maulana Vikri
Egy Maulana Vikri merupakan pemain termuda dalam skuat Timnas Indonesia dalam turnamen ini. Saat ini Egy Maulana Vikri baru berusia 17 tahun.
Egy ialah super star baru sepakbola Indonesia. Karier Egy tengah mengkilap, ia pun disebut-sebut memiliki kesempatan untuk tampil di Eropa.
Ayahanya Egy Maulana Vikri, Syarifudin, menyebut jika klub Eropa merupakan pilihan tepat bagi Egy jika ingin bermain dalam kompetisi resmi. Bukan ingin meremehkan klub dalam negeri, namun pengalaman bermain di luar dengan atmosfer persaingan yang lebih ketat akan menambah daya jelajah pemuda kelahrian 7 Juli 2000 lalu itu.
"Kalau ada pinangan dari luar apalagi klub Eropa sebaiknya diambil. Ini semakin mengasah kemampuanya di lini depan. Apalagi kemajuan yang akan didapatnya juga nantinya berguna mengharumkan nama bangsa saat memperkuat Timnas Indonesia," ujar ayah kandung Egy Maulana Vikri, Syarifudin, kepada INDOSPORT
5. Kirgistan Pimpin Peringkat FIFA
Kirgistan adalah negara dengan peringkat FIFA tertinggi yaitu 115. Sementara itu Timnas indonesia ada di peringkat 154, Brunei Darussalam di peringkat 190, dan terakhir Mongolia di perngikat 199.
Dikutip dari vice.com (29/11/17), Krygyztan ialah satu negara yang jadi pintu gerbang sejumlah talenta Afrika jika ingin berkarier di Eropa.
Sejumlah pemain Afrika akan coba peruntungan di liga Krygyztan selama satu atau dua musim sebelum memutuskan untuk pindah ke liga Rusia atau ke Eropa Barat. David McArdle, seorang jurnalis Skotlandia menyebut bahwa negara ini ialah satu jalur baru bagi 'perbudakan' sepakbola dari Afrika selain Ukraina dan negara-negara Asia Tengah dan Eropa Timur lainnya.
"Negara ini disukai oleh para penjahat sepakbola yang ingin menaruh pemain Afrika berbayaran murah. Ini wilayah di mana korupsi merajalela. Wilayah ini ialah pintu belakang sepakbola Eropa," tulis McArdle.
6. Baru Pertama Kali Diadakan
Aceh World Solidarity Cup 2017 adalah yang pertama kalinya digelar sebagai ajang memorial untuk mengingatkan kembali Aceh yang menjadi saksi dahsyatnya tsunami kala itu serta membayar rasa hormat kepada para korban dan keluarga yang terkena dampak.