x

3 Hal Ini yang Buat Sepakbola Vietnam dan Indonesia Banyak Kesamaan

Rabu, 27 Desember 2017 18:35 WIB
Penulis: Tiyo Bayu Nugroho | Editor: Ardini Maharani Dwi Setyarini

Sepakbola Indonesia hingga kini bisa dibilang masih jalan ditempat. Mimpi untuk bisa menyanyikan lagu Indonesia Raya dalam ajang Piala Dunia saja seperti hal yang mustahil untuk dilakukan dalam waktu dekat maupun berjangka.

Bahkan Tim Nasional (Timnas) Indonesia sendiri hanya mampu bertaji di ajang Piala AFF saja. Ketika mereka sudah melangkah ke Piala Asia, Skuat Garuda seperti kehilangan kekuatannya dan hanya menjadi lumbung gol saja.

Nguyen Huu Thang dan Skuat Timnas Vietnam.

Jika bicara kompetisi sepakbola, Indonesia bisa dibilang banyak sekali problematika yang seperti tidak ada habisnya sama sekali. Bahkan disetiap periode kepengurusan selalu memiliki masalah yang tidak bisa diselesaikan.

Selain itu klub-klub yang mengikuti kompetisi oleh operator liga, sangat sulit untuk memenuhi apa-apa saja standar FIFA yang sebenarnya demi kebaikan mereka sendiri.

Skuat Timnas Indonesia U-19.

Akan tetapi, jika ditelusuri, ternyata problematika sepakbola Indonesia mirip sekali dengan negara Vietnam. Sejarah kompetisi sepakbola mereka hingga hal-hal yang tentang klub-klub yang gampang sekali berganti nama adalah hal yang juga saat ini tengah dilanda Indonesia.

Baca Juga

Berangkat dari hal tersebutlah INDOSPORT coba untuk merangkum bagaimana perjalanan sepakbola Vietnam dan Indonesia bisa sangat mirip.


1. Sejarah Sepakbola di Vietnam

Lambang Vietnam Utara.

Sama seperti di Indonesia dan sama-sama berada di Asia Tenggara, sepakbola adalah olahraga yang paling populer di Vietnam. Federasi sepakbola Vietnam awalnya dijalankan oleh Vietnam Football Federation (VFF) yang sekarang memiliki liga utama dengan nama V.League 1.

V.League sendiri dicetuskan pada tahun 1980an setelah negara Vietnam membuka pintunya bagi dunia, sehingga pada tahun tersebut hingga kini perlahan mulai menjadi lebih teratur dan terpusat.

Baca Juga

Selain itu, pada tahun tersebut terdapat 17 klub yang berpartisipasi di ajang V.League dengan satus liga semi-profesional. Seperti Galatama di dunia sepakbola Indonesia.

Lalu pada tahun 2000an liga papan atas di Vietnam menjadi profesional. Mereka bahkan terus berkreasi dengan munculnya komersilisasi dan sponsor dalam skala besar.

Skuat Timnas Vietnam melakukan latihan di hotel jelang melawan Timnas Indonesia.

Klub-klub di Vietnam banyak mengambil sponsor dari Korea Selatan dan China. Usai sukses di klub-klub papan atas Liga Vietnam, para sponsorpun mulai merambah ke nama kompetisi dari yang teratas hingga ke bawah.

Hal itu sama persis dengan bagaimana perjalanan sepakbola Indonesia selama ini. Mulai dari era Perserikatan dan Galatama yang kemudian dilebur menjadi sepakbola profesional di era modern ini.


2. Masyarakat Vientam Mulai Melupakan Klub Lokal

Suporter Vietnam merayakan gol Vu Van Thanh.

Masyarakat Vietnam ternyat memang menggilai sepakbola. Bahkan klub-klub seperti Real Madrid, Barcelona, Manchester United, dan Liverpool memikili jumlah pengikut yang besar sekali.

Bahkan dalam sebuah media sosial, mereka sering mengadakan nonton pertandingan bersama, saling tukar informasi dalam mencari jersey impian. Sehingga hal itu dapat dilihat sebagai kecintaan yang tidak diragukan lagi untuk sepakbola asing.

Tim Timnas Vietnam merayakan kemenangan juara Piala AFF tahun 2008.

Bahkan mereka seperti acuh saja kepada klub-klub lokal. Sehingga klub-klub lokal yang telah berdiri lama sekali perlahan-lahan mulai tenggelam karena kalah pamor dari sepakbola Eropa.

Hal itu juga sama seperti di Indonesia, banyak klub-klub zaman dahulu berjaya dalam kompetisi Perserikatan ataupun Galatama. Namun sekarang nama mereka hilang ditelan zaman sekaligus generasi.

Baca Juga

Jika pembaca tahu, klub-klub seperti Bandung Raya, PSIM Mataram, Detras Sidoardjo, dan sebagainya mungkin kini telah ditinggal oleh sejarah. Jika sejarahnya ada, mungkin tidak selengkap pada masa jaya-jayanya dulu.


3. Banyak Klub yang Mudah Ganti Nama

Stadion Thong Nhat, Vietnam

Klub-klub di Vietnam ternyata juga mudah sekali dalam mengganti namanya ketika ada sponsor dengan dana segar. Mereka rela melepas jati dirinya demi kelangsungan hidup orang-orang yang berkecimpung di klub tersebut.

Contohnya, pada tahun 1956 klub Hanoi Police FC dibentuk dan berkompetisi di sepakbola tertinggi Vietnam dan pada tahun 2001 mereka ganti nama lagi menjadi Vientam Aviation selama satu musim.

Baca Juga

Seiring berjalannya waktu, sponsor yang menghidupi mereka silih berganti. Nama klub juga ikut terganti sesuai keinginan sang pemilik uang segar. Bahkan yang terakhir klub tersebut berganti nama menjadi Ha Noi ACB pada tahun 2011.

Lalu pada tahun 2012, klub tersebut harus dibubarkan karena sang pemilik ditangkap atas tuduhan korupsi. Sehingga orang-orang yang berkecimpung di klub tersebut harus pergi dan menemukan pekerjaan yang lain.

Di Indonesia sendiri ganti-ganti nama klub dengan membeli lisensinya kerap terjadi. Bahkan telah menjadi hal yang lumrah sekali, dimana jika ada orang dengan kantong tebal dan ingin punya klub sepakbola Indonesia, tinggal beli saja lisensinya.

Jika pembaca tahu, klub Pelita Jaya hingga kini terus berpindah-pindah dengan membeli lisensi klub. Bahkan identitas klub tersebut tidak jelas hingga saat ini. Sejarahpun tidak mereka miliki.

IndonesiaVietnamLiga Indonesia

Berita Terkini