Kisruh Sewa Stadion, Persebaya: Kami Hanya Mau Menghibur Masyarakat!
Persebaya sempat dipersulit oleh Pemkot Surabaya untuk menggunakan Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) sebagai venue laga kandang. Terakhir, tim berjuluk Green Force ini merasa dikerjai saat menyelenggarakan Celebration Game melawan PSS Sleman pada 9 Desember lalu.
Manajer Persebaya, Chairul Basalamah menilai pihak manajemen Bajul Ijo sendiri masih mengalami trauma dimana pihak mereka merasa dikerjai kala tengah menjalani Celebration Games, dimana terjadi chaos saat melawan PSS Sleman dan pihak pemerintah kota Surabaya sendiri seolah tak berkontribusi memberikan dukungan.
Hal tersebut juga turut ia ungkapkan dalam rapat dengar pendapat dengan DPRD Kota Surabaya di Gedung DPRD, Jumat (29/12). Rapat tersebut dihadiri langsung ketua DPRD Armudji dan Kadispora Afghan Wardhana, seperti dilansir Emosi Jiwaku.
"Kita merasa berjalan sendiri. Kita tidak ada masalah diperlakukan seperti penyewa lain. Kita memberikan pemasukan pajak ke Pemkot juga tapi ayo sama-sama. Kemarin terjadi lagi, nanti terulang lagi. Kami hanya ingin memberi hiburan kepada masyarakat," katanya dalam rapat tersebut.
Dengan kondisi seperti yang mereka alami kini, Persebaya Surabaya terancam menjadi tim musafir pada musim depan. Tidak adanya dukungan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menjadi penyebabnya.
Sebelumnya, Persebaya sendiri memilki rencana untuk membawa markas mereka ke luar Surabaya. Hal itu akan mereka lakukan jika sampai nanti Pemkot juga masih terus memberikan kendala soal penyewaan Stadion Gelora Bung Tomo sendiri.
Untuk itu, Persebaya tengah menggodok alternatif venue homebase untuk musim depan. Stadion Tri Dharma, Gresik, dan Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, menjadi opsi yang paling layak. “Mungkin Sidoarjo bisa alternatif, saya gak masalah kalo harus main ke Kalimantan, kita capek, mengurus tim malah ditarik kaya politik, tidak menarik, tidak make sense,” jelas Chairul.