3 Pemain Timnas Negara Tetangga Ini Ternyata Berdarah Indonesia
Bertebarannya darah Indonesia di luar negeri sudah terjadi sejak jaman kolonial ratusan tahun lalu. Banyak pesepakbola yang memiliki darah Indonesia bermukim di Suriname, Kaledonia Baru, hingga Belanda.
Di Belanda, banyak pemain top yang memiliki darah Indonesia yang sukses berkarier di Eropa. Salah satunya adalah Giovanni van Bronckhorst.
Meski belum pernah menjuarai Piala Dunia bersama Timnas Belanda, pria berdarah Maluku ini pernah menjadi juara liga di tiga negara berbeda, yakni Rangers (Skotlandia), Arsenal (Inggris), dan Barcelona (Spanyol).
Namun, banyak yang tidak menyangka bahwa ada beberapa sosok keturunan Indonesia yang pernah memperkuat timnas di negara tetangga.
Berikut INDOSPORT merangkum deretan pesepakbola yang memiliki darah Indonesia namun lebih memilih memperkuat negara tetangga.
1. Taufik Suparno (Timnas Singapura)
Taufik Suparno merupakan pemain yang baru direkrut Tampines Rovers untuk berlaga di Liga Champions Asia tahun 2018. Pemain berusia 22 tahun ini merupakan penggawa Timnas Singapura sejak tahun 2015.
Asisten pelatih Timnas Singapura, Alexander Duric, menyebut Taufik merupakan tipe penyerang yang langkah di Singapura. Dia memiliki kecepatan dan pandai menusuk ke area pertahanan lawan.
"Meskipun ukuran tubuhnya tidak terlalu besar, dia (Taufik) punya kecepatan yang luar biasa, terlebih dirinya juga termasuk matang untuk pemain seusianya," jelas Duric seperti dinukil laman Straitstimes.
Menariknya, Taufik memiliki darah Indonesia yang mengalir ditubuhnya. Ayahnya berasal dari Jawa sedangkan ibunya berasal dari Singapura. Meski memiliki nama yang begitu kental dengan Indonesia, namun Taufik mangaku tidak mengetahui tentang negara asal ayahnya.
“Saya tidak tahu apapun soal Indonesia. Yang saya tahu ayah saya berasal dari sana. Pernah sekali saya tanya beliau soal Indonesia, dijawab hanya ia berasal dari Jawa. Begitu pula kakek saya. Keluarga kami sudah lama sekali menetap di Singapura. Selebihnya, saya tidak berani tanya lagi," kata Taufik dilansir dari Football Tribe.
2. Mahalli bin Jazuli (Timnas Malaysia)
Nama Mahalli dahulu pernah ramai diperbincangkan publik Indonesia kala berhasil menjebol gawang Indonesia di pertandingan penyisihan Grup B Piala AFF 2012 yang berlangsung pada 1 Desember 2012 silam. Kala itu Indonesia kalah dari Malaysia dengan skor 0-2. Satu gol lainnya dicetak oleh Azamuddin Akil. Indonesia pun gagal melangkah ke babak semifinal.
Mahalli sendiri sebenarnya memang lahir di Selayang, Selangor, Malaysia, namun ia memiliki darah asli Indonesia dari kedua orang tuanya. Ayahnya yang bernama Jazuli dan ibunya Masyura merupakan orang asli Pulau Bawean, Gresik. Namun mereka berdua bekerja di Negeri Jiran.
"Saya lahir dan besar di Malaysia. Karena itu, saya mantap memilih berkewarganegaraan Malaysia. Keluarga besar saya juga mendukung penuh pilihan saya ini," ungkap pemain yang kini bermain untuk Johor DT tersebut, dilansir dari Jawapos (22/09/16).
Meski anaknya memilih menjadi warga negara Malaysia, kedua orang tua Mahalli dikabarkan tetap menjadi warga negara Indonesia.
"Raja Selangor memberikan rekomendasi untuknya. Karena itu, kami sama sekali tidak cemas dengan masa depannya,’’ kata sang ayah, Jazuli.
3. Noh Alam Shah (Timnas Singapura)
Noh Alam Shah, yang biasa disapa Along merupakan salah satu penyerang asing terbaik yang pernah berkiprah di Liga Indonesia. Pemain terbaik dan top skor Piala AFF 2007 ini, dengan torehan 10 golnya bersama Timnas Singapura.
Along mempunyai ciri permainan yang keras, ngotot, dan tajam saat berada di depan gawang lawan. Maka tak heran saat berseragam Arema pada tahun 2009, Along langsung menjadi idola Aremania.
Sepanjang karir sebagai pemain, Along sudah mengoleksi beberapa gelar juara. Ia sukses membawa Tampines Rovers jadi juara Liga Singapura sebanyak tiga kali pada musim 2004, 2005, dan 2012. Dia juga pernah memenangi ISL 2010 bersama Arema lalu pernah jadi pencetak gol terbanyak Piala AFF 2007. Bersama Singapura, ia dua kali memenangi Piala AFF, edisi 2004 dan 2007.
Along ternyata memiliki darah Indonesia dari kakek ibunya yang berasal dari Pulau Bawean. Ia pun dapat berdialog sedikit menggunakan Bahasa Bawean.
Ibuku berasal dari Bawean. Keluargaku kalau kumpul juga masih menggunakan bahasa Bawean. Aku bisa sedikit, tidak banyak,” kata Along dilansir dari Radar Surabaya.
Kini, Along lebih memilih bekerja di rental mobil usai dirinya meninggalkan dunia sepakbola akhir 2015 lalu. Sebelum memilih bekerja di rental mobil, Along juga sempat menjadi sopir taksi di Singapura.
"Semua tahu, ketika saya masih kecil, saya punya mimpi untuk menjadi pesepak bola yang sukses. Saya pun mencapai itu semua," kata Along dikutip dari Ongisnade.
"Saya harus bermain untuk negara saya, mendapatkan uang besar, melakoni perjalanan ke mana-mana untuk memenangi piala domestik dan internasional. Tapi, di beberapa titik, mimpi harus berakhir dan Anda harus bangun," pungkas pemain yang mencetak 35 gol untuk Timnas Singapura tersebut.