Sosok Djanur Pikat Eks Bhayangkara Gabung PSMS
Menjadi pemain inti adalah mimpi setiap pemain. Hal ini juga yang menjadi alasan Antoni Nugroho berlabuh ke skuadt PSMS Medan.
Kendati sempat dirumorkan telah bergabung bersama Semen Padang, namun Antoni tetap memilih Medan sebagai kota pelabuhan untuk melanjutkan karir sepakbola profesionalnya.
Sosok sang arsitek Djajang Nurdjaman dan pemain lain seperti M Robby, serta Dani yang juga berasal dari Yogyakarta menjadi alasan lain bagi Toni bergabung di markas PSMS Medan.
Pria yang masih aktif berstatus sebagai Polisi di Polda Jawa Timur ini pun berharap tuah Djanur untuk memberikannya kesempatan lebih banyak bermain bersama klub yang punya catatan sejarah yang cukup baik di sepakbola tanah air ini.
"Ini pengalaman pertama saya main di Medan bersama klub besar PSMS. Saya berharap mendapatkan kesempatan lebih banyak untuk bermain di sini biar bisa bawa klub ini menjadi lebih baik lagi," ujar Antoni, saat ditemui awak media belum lama ini.
Antoni merupakan pemain yang baru saja bergabung. Namun, dirinya optimis bisa beradaptasi dengan tim yang dikenal dengan gaya bermain rap-rapnya ini. Karakter permainan keras namun tak kasar menurut Antoni adalah gaya bermain yang paling disukainya.
“Ya, kalo gaya permainan keras suka saya. Karena waktu masih di Malang saya mainnya keras. Mudah – mudahan saya bisa adaptasi dengan gaya permainan PSMS,” ujarnya.
Sebagaimana diketahui, Antoni merupakan pemain yang kerap menjadi penghangat bangku cadangan dalam skuad yang baru saja meraih titel juara Liga 1 musim lalu itu.
Saat masih memperkuat The Guardian – julukan Bhayangkara FC, Antoni hanya dapat kesempatan bermain tiga kali sebagai pemain inti. Antoni lebih banyak diturunkan pelatih Simon McMenemy sebagai pemain pengganti sebanyak 10 laga. Bahkan, pemain 23 tahun ini hanya mencetak satu gol saat masih berseragam Bhayangkara FC.
Antoni yang lebih rajin bermain di daerah sayap dalam membangun serangan ini pun tak lagi dibutuhkan. Mengingat, sang pelatih memiliki formasi dan gaya penyerangan berbeda dengan lebih mengandalkan serangan dari lini tengah.
"Kebutuhan tim untuk posisi sayap memang sangat minim. Wajar jika saya tak lagi dibutuhkan dalam tim," terangnya mengakhiri.