Piala Presiden 2018 Junjung Fair Play dan Tanpa Dana Pemerintah
Perhelatan Piala Presiden 2018 akhirnya kembali dihelat. Memasuki tahun ketiga, Piala Presiden dipastikan akan berlangsung fair play dan transparan.
Hal ini seperti diutarakan oleh Head of Steering Committe, Maurara Sirait dalam laporannya sebelum laga Persib Bandung melawan Sriwijaya FC. Pria yang kerap disapa Ara ini setidaknya ada beberapa aspek yang diharapkan terjalin dalam Piala Presiden 2018 ini.
"Acara ini sesuai visi misi presiden. Dimana piala presiden menanamkan fair play. Jadi tak ada pengaturan skor bila ada akan dihukum seberatnya dan diporeses secara hukum," ujar Ara.
Ia juga menambahkan penyelenggaraan Piala presiden juga akan transparan. Mengingat untuk ketiga kalinya sejak 2015, 2017, 2018 nanti semua uang masuk dan uang keluar akan di audit sehingga bisa dipertanggung-jawabkan sesuai dengan instruksi presiden.
"Turnamen ini tak gunakan uang negara dan akan transparan," tambahnya.
Tak hanya itu, Ara juga berharap adanya aspek prestasi yang ditonjolkan pada laga ini. Yakni dengan Piala Presiden akan ditemukan bibit baru dari ajang ini.
Selain itu, politisi PDIP Perjuangan itu juga berharap akan ada aspek ekonomi kerakyatan yang tumbuh karena gelaran Piala Presiden tahun ini. Geliat sepakbola akan membawa manfaat kepada orang banyak, seperti pedagang asongan tukang ojek di sekitar stadion sehingga mereka bisa menikmati hasil dari perhelatan ini.
Sementara itu pertandingan fase grup di Piala Presiden 2018, yang dimulai hari ini, akan berlangsung di lima kota, yakni Bandung, Malang, Surabaya, Denpasar dan Tenggarong. Sementara laga 8 besar akan digelar di Solo, Jawa Tengah. Untuk penutupan (laga puncak) akan digelar 17 Februari 2018 di Stadion Gelora Bung Karno.
"Semoga pertandingan ini bisa memberikan kegembiraan untuk semua pihak. Terimakasih juga kepada Kapolri karena keamanan sangat mendukung," tutupnya.