Sebelum Minati Persikota, Yusuf Mansur Sempat Ingin Beli Man United
Nama pendakwah kondang, Ustad Yusuf Mansur, belakang menjadi perbincangan hangat di kalangan publik sepakbola Tanah Air karena keinginannya menjadi investor untuk klub sepak bola Persikota Tangerang.
Hal tersebut diketahui setelah beredar kabar kalau Walikota Tangerang, Arief R Wismansyah, melakukan pertemuan tertutup dengan Yusuf Mansur beberapa waktu lalu.
Dalam pertemuan tersebut, Arief menawarkan kepada Yusuf untuk mengelola Persikota. Namun, belum dibahas secara teknis pengambilalihan klub berjuluk Bayi Ajaib itu.
Turut hadir pula mantan pelatih Timnas U-19, Indra Sjafri dalam pertemuan tersebut. Digadang-gadang Indra akan didapuk menjadi arsitek strategi dari Persikota, jika Yusuf berhasil mengakuisisinya.
“Perlu ada kesamaan visi terlebih dahulu sebelum mengambil alih Persikota. Ustadz Yusuf Mansur inginnya sih Persikota merger lebih dahulu dengan Persitangsel. Kemudian apabila ingin membeli Persikota, kepada siapa harus membayar?" kata Indra Sjafri dikutip dari Satelitnews.
Kecintaan pria bernama lengkap Jam'an Nurchotib Mansur terhadap sepakbola rupanya tak hanya baru-baru ini. Dirinya kerap hadir ke Stadion untuk menyaksikan Timnas Indonesia bertanding.
Tak hanya sepakbola Nasional, Yusuf juga menyukai sepakbola Internasional, khususnya liga-liga elite Eropa. Ustad berusia 41 tahun itu bahkan mempunyai klub favorit, yakni Manchester United.
Bahkan, saking gilanya kepada sepakbola, ia mempunyai mimpi untuk membeli klub Man United, dan Real Madrid dari hasil bisnis manajemen investasi syariah atau Paytren yang telah ia jalaninya.
Hal tersebut ia lontarkan, setelah izin usaha PT Paytren Aset Manajemen disetujui oleh Otoritas Jasa Keungan (OJK) beberapa waktu lalu.
"Konsep ini saya jadikan kekuatan untuk PayTren Aset Manajemen. Kita maen receh bos. Tapi kita bisa beli Manchester United, Manchester City, Real Madrid, Ronaldo, Messi. Kita bisa jadi investor infrastruktur di Asia Tengah, kilang gas di negara-negara asing," ujar pria kelahiran 19 Desember 1976 itu, dikutip dari CNN Indonesia.