4 Masalah yang Bisa Buat Persib Mengulangi Kegagalan Musim Lalu
Persib Bandung tampil melempem di turnamen pramusim Piala Presiden 2018. Walau menjadi tuan rumah di Grup A, Persib hanya mampu mengoleksi tiga poin hasil sekali menang dan dua kali kalah.
Hasil ini pun membuat para bobotoh berang. Bagaimana tidak, musim ini Persib sudah mendatangkan pelatih baru dan sejumlah pemain anyar, tetapi tetap tak mampu mencetak gol dan menang. Rasa khawatir akan musim lalu di mana Persib hanya mampu finis di peringkat ke-13 Liga 1 pun muncul.
Hal ini cukup beralasan karena jika dicermati, persoalan yang terjadi pada Persib di awal musim ini hampir mirip seperti yang mereka alami musim lalu. Apakah ini artinya manajemen telah gagal menciptakan tim yang lebih baik dari tahun sebelumnya?
Berikut ini INDOSPORT coba paparkan empat hal yang bisa membuat Persib Bandung kembali gagal seperti musim lalu.
1. Tumpulnya Lini Depan
Sudah bukan rahasia lagi jika musim lalu sektor depan menjadi titik lemah Persib Bandung. Produktivitas Persib terbilang rendah di Liga 1 2017 di mana mereka hanya mampu menyarangkan 39 gol. Persib tertinggal jauh dari Bali United (76 gol) dan PSM (67 gol) yang mampu mencetak di atas 60 gol. Bahkan, dengan Mitra Kukar (49 gol) saja Persib kalah.
Striker Persib yang berstatus marquee player, Carlton Cole, nyaris tak memberi kontribusi apapun bagi Tim Maung Bandung. Ditambah lagi, faktor cedera yang menimpa Sergio Van Dijk semakin memperparah keadaan. Alhasil, Raphael Maitimo yang notabene seorang gelandang pun keluar menjadi top skor Persib di Liga 1 musim lalu.
Di musim ini, tanda-tanda itu mulai terlihat. Penampilan Persib di Piala Presiden melempem. Tim Pangeran Biru dihajar oleh PSMS Medan 2-0 dan PSM Makassar 1-0. satu-satunya kemenangan diraih melawan Sriwijaya dengan skor tipis 1-0. Itu pun gol lahir dari penyerang tengah asal Korea, Oh In-Kyun.
Striker baru Persib, Ezequiel N'Douassel, belum mampu mencetak gol di laga kompetitif. Begitu juga dengan Airlangga Sucipto yang bahkan masih kesulitan untuk sekedar menciptakan atau mendapatkan peluang. Satu-satunya striker berkualitas yang tersisa, Sergio Van Dijk, masih dalam kondisi cedera.
Persib masih butuh striker yang benar-benar haus gol layaknya Marko Simic di Persija yang mampu membuktikan sebagai predator yang mampu mencetak gol dari posisi manapun.
2. Bentrok Jadwal Timnas
Tahun 2018 ini adalah tahunnya Timnas Indonesia. Ada dua event besar yang akan diikuti oleh timnas di tahun ini, yaitu Asian Games dan Piala AFF. Dengan adanya dua event ini, maka frekuensi pemain meninggalkan klub untuk bergabung dengan timnas semakin sering demi mengikuti latihan dan rangkaian uji coba.
"Celakanya", dua penggawa Persib merupakan langganan Timnas Indonesia. Mereka adalah Febri Hariyadi dan Gian Zola. Febri dan Zola memainkan peranan penting terhadap kekuatan serang Persib. Kedua pemain ini seringkali menjadi solusi tumpulnya lini depan Persib. Tentunya kehilangna kedua pemain ini akan sangat merugikan Persib.
3. Tekanan Tinggi Bobotoh
Persib merupakan salah satu klub di Indonesia yang memiliki jumlah suporter terbanyak dengan tingkat fanatisme tinggi. Suporter Persib sendiri dikenal sangat kritis. Mereka selalu meminta yang terbaik dari klub. Apalagi Persib memiliki status klub besar dengan sumber dana dan kualitas pemain yang di atas kertas bagus. Tentnya ekspektasi pun semakin tinggi.
Namun, di dalam sepak bola, tekanan dari suporter terkadang bisa menjadi beban tersendiri. Kita lihat kekecewaan Bobotoh di musim lalu ketika Persib terpuruk di luar 10 besar. Harus diakui bahwa para pemain menjadi tertekan baik di dalam maupun di luar kandang. Bahkan di gelaran Torabika Soccer Championship 2016 lalu mantan Pelatih Persib, Dejan Antonic, sampai mengundurkan diri. Tahun ini pun sepertinya akan sama.
4. Terlalu Banyak Gelandang Bertipe Bertahan
Langkah Persib untuk mendatangkan Oh In-Kyun bisa dibilang langkah tepat karena sektor tengah juga menjadi persoalan Persib di musim lalu. Persib hampir tidak memiliki gelandang tipe menyerang yang mantap menyuplai bola. Praktis hanya Zola yang bisa menjalankan peran itu dengan murni. Gelandang yang dimiliki Persib seperti Michael Essien, Maitimo. Hariono, Dedi Kusnanda, sampai Kim Jeffrey merupakan tipe petarung yang cenderung kuat dalam bertahan.
Namun perekrutan In-Kyun dirasa masih tetap kurang. Persib masih membutuhkan satu atau dua lagi pemain bertipe seperti In-Kyun dan Zola yang bisa menjadi jenderal di lapangan tengah dengan umpan-umpan mematikan. Selama ini Persib hanya bertumpu pada Zola dan serangan dari sayap melalui Febri dan Atep atau Supardi. Akan sangat bahaya ketika Febri dan Zola sedang tidak ada di klub karena dipanggil timnas. Performa Supardi sendiri selaku penyuplai bola di sayap masih angot-angotan alias tidak konsisten.