5 Alasan Madrid Wajib Ucapkan Selamat Tinggal ke Zidane
Tidak pernah mudah memang memimpin tim seperti Real Madrid. Nama besar dan tuntutan fans fanatik sering kali menjadi hal yang terus membayangi seorang manjer hingga berujung kegagalan di Santiago Bernabeu.
Buat Zinedine Zidane yang ditunjung menangani madrid sejak 4 Januari menggantikan Rafa Benitez yang dipecat, kariernya di Madrid bisa dibilang sukses. Berhasil membawa Los Galaticos meraih La Liga setelah terakhir pada 2011/12, mendapatkan La Duodecima, Piala Super Eropa dan Piala Dunia Antara Klub jelas merupakan torehan emas oleh pria keturunan Aljazair tersebut.
Namun itu dimusim lalu, musim ini berubah drastis buat Zidane. Madrid terseok-seok di La Liga, tampil kurang impresif di Liga Champions dan terakhir tersingkir di Copa Del Rey dari klub sekelas Leganes.
Rentetan hasil buruk tersebut membuat suara sumbang mulai kencang terdengar meminta Zidane lekas meninggalkan Tim Ibukota ini. Meski ada pula yang masih mempercayainya, bayang-bayang tanda kesuraman masa depan Real Madrid d ibawah Zidane mengkhawatirkan banyak fans setiannya.
- Jelang Lawan PSG, Real Madrid di Antara Harapan dan Keraguan
- Dirumorkan ke Real Madrid, De Gea Akhirnya Buka Suara
- Kembali Raih Kemenangan, Kiper Madrid Minta Los Blancos Tidak Menyerah
- Dirumorkan ke Real Madrid, Presiden PSG Yakin Neymar Bertahan
- Rekap Rumor Transfer: Pelle Kembali ke Inggris, Real Madrid Tukar Ronaldo untuk De Gea
- Petinggi Monaco Blak-blakan Soal Tawaran Madrid untuk Mbappe
Banyak alasan yang diteriakan, mulai dari hasil sampai kebijakan transfer. Diantara banyak hal tersebut INDOSPORT merangkum beberapa alasan yang membuat Zidane layak untuk segera di depak klub pimpina Florentino Perez tersebut. Berikut diantaranya:
1. Tekanan Madridista
"Anda lebih baik mati sebagai pahlawan, dibandingkan hidup selamanya namun berubah menjadi penjahat." Ungkapan ini rasanya sangat cocok disematkan untuk kondisi Zidane saat ini.
Sukses membawa Madrid meraih gelar liga Champions ke-12, dan membawa Tim Ibu kota ini menjadi juara di kompetisi dunia antara klub, rasanya sekarang bisa menjadi waktu yang tepat buat Zidane angkat koper dari Santiago Bernabeu.
Mungkin masih banyak fans Madrid yang mempercayai Zidane, namun ditengah pencapaian mengecewakan untuk klub sekelas Madrid, teriakan fans yang kecewa dan menginginkan mantan peraih Ballon d'or ini dipecat pun tak kalah banyaknya. Paling mudah dilihat melalui sosial media, tagar ZidaneOut sering kali muncul menjadi trending topic ketika Madrid meraih hasil kurang maksimal di tiap pertandingannya.
2. Buruknya kebijakan Transfer
Selepas musim 2016/17 yang luar biasa. Zidane membuat blunder kebijakan transfer yang akhirnya berakibat buruk buat Loc Blancos.
Nama-nama seperti Alvaro Morata, James Rodriguez, Pepe, Danilo, Mariano Diaz, danFabio Coentrao yang memiliki kontribusi besar terhadap kesuksesan pada musim tersebut, dilepas dengan mudahnya oleh pria asal Perancis.
Sementara sebagai penggantinya, tidak satupun nama besar didatangkan Zidane. Hanya pemain-pemain muda yang dianggap potensial yang menjadi rekrutannya di bursa transfer 2017/18.
Hal tersebut mungkin bagus buat masa depan Madrid, tapi buat saat ini, kebijakan tersebut berimplikasi sangat buruk buat posisi Madrid. Lain halnya jika Zidane bisa lebih seimbang mendatangkan pemain, membeli pemain muda, namun tetap merekrut satu-dua pemain bintang untuk membantu Cristiano Ronaldo dkk.
Usahanya di bursa tranfer Januari ini untuk mendatangakan pemain bintang seperti Hazard pun belum terwujud sampai saat ini.
3. Faktor Florentino Perez
Madrid dibawah Presiden Florentino Perez memang terkenal tak segan mendepak Manajer. Sederet nama tenar mulai dari Ancelotti sampai Benitez didepak begitu saja karena dianggap tidak cukup pantas memimpin El Galaticos bersaing meraih gelar juara. Bayangkan saja sudah enam nama Manajer berganti di era kepempinannya dalam satu dekade ini.
Beruntung bagi Zidane, pria Perancis yang mengantarkan El Real meraih gelar Liga Champions ke-12 musim lalu ini, masih tetap aman meski tim yang dipimpinnya telah gagal di Copa del Rey, tercecer di La Liga Spanyol, dan masih harus bersaing keras di Liga Champions. Namun melihat dari track record Perez, rasanya tinggal menunggu saja sejauh mana Zidane akan dipertahankan.
4. Terpuruk di La Liga
Berada di Posisi empat dengan selisih 19 poin dari pemuncak liga, Barcelona yang juga sekaligus kompetitor utamanya jelas bisa menjadi alasan utama Zidane harus segera mundur.
Banyak pandit berpendapat bahwa apa yang ditampilkan Zidane musim ini merupakan hal yang buruk, secara taktik. Zidane dinilai keras kepala. Meski beberapa kebijakan taktiknya berujung hasil buruk, Zidane terlihat enggan merubah dan tetap menggunakan pendekatan yang sama dari pertandingan ke pertandingan.
Keras kepala tersebutlah yang akhirnya memberikan Madrid hasil hanya mencatat 11 kemenangan dari 20 pertandingan dengan poin 38 di La Liga musim 2017/18 ini.
5. Gugur Dini di Copa Del Rey
Sulit bersaing di La Liga, Copa Del Rey sebenarnya menjadi hal yang paling realistis untuk diraih Luca Modric dkk. Namun tak dinyana, Madrid justru kalah oleh tim kecil Leganes di babak perempatfinal akhir pertengahan Januari lalu.
Kekalahan secara aggregat tersebut, membuat Madrid harus angkat koper lebih cepat. Hasil yang jelas sangat memalukan buat tim dengan pemain bintang seperti Cristiano Ronaldo, Gareth Bale, Luka Modric, Toni Kroos, dan Karim Benzema.
Kekalahan dengan tim sekelas Leganes, juga semakin meragukan kualitas Madrid di bawah asuhan Zidane. Jika melawan tim sekelas Leganes saja kalah, bagaimana nasib di Liga Champions yang harus menghadapi tim bertabur bintang, Paris Saint-Germain di babak 16 besar pada Febuari 2018 nanti?