3 Alasan Manchester City Pecahkan Rekor Transfer untuk Aymeric Laporte
“Athletic Club [Bilbao] ingin mengucapkan terima kasih kepada sang pemain untuk dedikasinya dalam masanya bersama klub,” salah satu kalimat yang terlihat di dalam pernyataan resmi Athletic Bilbao mengenai pemain bertahan Aymeric Laporte yang telah mengaktifkan release clause-nya.
Tidak disebutkan klub mana Laporte akan berlabuh, tidak disebutkan pula berapa biaya klausul tersebut.
Namun semua terjawab setelah adanya pernyataan resmi dari satu klub, Manchester City.
Klub biru Manchester juga dilaporkan harus menggelontorkan dana sebanyak 57 juta Pound Sterling, rekor transfer baru Manchester City. Belanja termahal Man City sebelumnya merupakan pembelian Kevin de Bruyne dari Wolfsbur dengan biaya 55 juta Pound Sterling.
Apa yang spesial dari pemain bertahan ini hingga Man City rela memecahkan rekor transfer?
1. Kebutuhan bek tengah Manchester City
Berada di puncak klasemen Premier League Inggris, Manchester City masih memiliki kelemahan dalam aspek pertahanan. Empat gol yang harus ditelan saat melawan Liverpool di liga dan tiga gol dalam dua leg Piala Liga melawan Bristol City membunyikan alarm bagi klub.
Sederhananya, pelatih Pep Guardiola hanya dapat mengandalkan dua pemain dalam posisi bek tengah: John Stones dan Nicolas Otamendi.
Vincent Kompany lebih banyak menghabiskan masanya di ruang medis di bandingkan lapangan akhir-akhir ini. Guardiola memang masih memiliki mantan bek Porto Eliaquim Mangala, namun tidak stabilnya performa pemain yang akan berusia 27 tahun Februari mendatang tersebut, membuat Guardiola sungkan untk menaruh kepercayaan di pundaknya. Peminjaman Mangala ke Everton menjadi bukti ketidak siapannya untuk menjadi tembok pertahanan tim di mata sang pelatih.
Aymeric Laporte, di lain pihak, telah menjadi pemain bertahan utama di Athletic Bilbao selama beberapa tahun terakhir. Laporte mampu mengisi kebutuhan Guardiola, terutama dengan empat kompetisi yang masih diikuti oleh Manchester City.
2. Pemain muda berpengalaman
Kata muda dan pengalaman memang jarang disematkan bersamaan, tapi tidak untuk Aymeric Laporte. Meskipun baru berusia 23 tahun, Laporte telah memiliki lebih dari 200 penampilan dalam CV-nya.
Dengan usianya yang masih muda, Laporte juga memiliki banyak ruang untuk berkembang ke depannya. Terutama dengan pelatih seperti Guardiola yang terkenal mampu membantu pemain-pemain tumbuh, Laporte akan memiliki semua yang dibutuhkan untuk menjadi salah satu pemain bertahan terbaik di dunia.
3. Pasangan yang sempurna untuk Stones
Guardiola gemar menginstruksi pemain-pemainnya untuk membangun serangan dari belakang. Stones merupakan salah satu bumbu kesuksesan racikan Guardiola musim ini. Stones merupakan pemain bertahan yang mampu memainkan bola dengan kakinya, salah satu yang terbaik di peran ini jika bukan yang terbaik. Musim ini, dalam lima liga top Eropa [Liga Inggris, Spanyol, Jerman, Italia, Perancis], Stones merupakan pemain dengan akurasi operan terbaik dengan 96,5% dari bola yang dilepaskan bek Inggris ini menemukan rekan setimnya.
Di sini lah Laporte mampu memberikan rasa baru. Berbeda dengan Stones yang gemar melalukan oper-operan pendek, Laporte merupakan spesialis bola panjang.
Berdasarkan statistic, Laporte merupakan pemain dengan percobaan operan panjang terbanyak di La Liga Spanyol (124), dengan persentase akurasi sebesar 62,7%. Untuk perbandingan, bek Tottenham Hotspur Tony Alderweireld dengan percobaan bola jauh terbanyak di Premier League Inggris, memiliki tingkat akurasi 56,3%.