Jelang Final Piala Presiden, Ini 5 Kenangan Indah Persija di SUGBK
Persija Jakarta akan bertanding melawan Bali United di final ajang pramusim Piala Presiden 2018. Pertandingan ini berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan Jakarta, Sabtu (17/02/18) malam.
Pada pertadingan nanti, Persija Jakarta dan Bali United akan bermain habis-habisan untuk membuktikan diri sebagai yang terbaik di Indonesia. Sehingga bisa diprediksi pertandingan kali ini akan berlangsung panas.
Persija Jakarta bisa dibilang sangat diunggulkan, pasalnya penyerang anyar mereka Marco Simic saat ini menjadi bahan pergunjingan. Sebab dirinya tampil sangat subur mencetak gol di ajang pra musim ini.
Bali United sendiri juga merupakan tim tangguh kala pada pagelaran kali ini. Sebab mereka belum menyentuh kekalahan sama sekali sejak bergulirnya ajang pramusim ini.
Di sisi lain ternyata Persija memiliki kenangan manis tersendiri kala bermain di laga final yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Stadion ini seperti memiliki daya magis tersendiri bagi bagi Macan Kemayoran.
Stadion yang diresmikan sejak tahun 1962 ini telah beberapa kali menjadi saksi bisu atas keperkasaan Persija Jakarta di partai final. Terlebih lagi Persija didukung langsung oleh puluhan ribu suporter bernama The Jakmania di tribune stadion.
Oleh karena itu INDOSPORT coba merangkum kembali kenangan indah yang berhasil Persija Jakarta dapatkan kala bertanding di laga final yang berlangsung di Stadion utama Gelora Bung Karno.
1. Persija Jakarta vs Persebaya Surabaya (1964)
Pada saat sepakbola Indonesia masih menggunakan format perserikatan, final pertama Persija Jakarta di Stadion Utama Gelora Bung Karno terjadi saat melawan Persebaya tahun 1964 silam.
Lawan Persija pada laga tersebut adalah wakil Jawa Timur, yakni Persebaya Surabaya. Bahkan pertandingan tersebut bahkan mampu menyedot 60 ribu pasang mata penonton yang hadir ke stadion paling bergengsi ini.
Di hadapan ribuan The Jakmania, Persija Jakarta mampu melumat Persebaya Surabaya dengan skor mencolok 4-1. Gelar ini merupakan trofi pertama yang direngkuh Persija saat berlaga di Stadion utama Gelora Bung Karno.
Sebelumnya Persija tercatat menjadi kampiun perserikatan sebanyak lima kali pada tahun 1931, 1933, 1934, 1938 (sebagai Voetballbond Indonesia Jacatra), 1954 silam. Sehingga kemenangan ini menjadi gelar keenam Perija Jakarta.
Pada tahun tersebut Persija Jakarta diarsiteki oleh Endang Witarsa. Kala ditukangi Endang, penggawan Macan Kemayoran diisi oleh Sinyo Aliandoe, Soetjipto Soentoro, Surya Lesmana, hingga Yudo Hadijanto.
2. Persija Jakarta vs Persebaya Surabaya (1973)
Selang sembilan tahun kemudian, Persija Jakarta kembali menginjakan kakinya di Stadion Utama Gelora Bung Karno lagi. Tepatnya pada tahun 1973, Macan Kemayoran kembali menghadapi Persebaya Surabaya.
Pada edisi final kali ini Persija Jakarta tidak lagi ditukangi oleh Endang Witarsa. Melainkan diasuh oleh mantan anak didiknya Sinyo Aliandoe. Sebab Endang ditarik untuk menukangi Tim Nasional Indonesia.
Pertandingan ini menghadirkan banyak pemain bintang dari kedua tim di masanya. Persija memiliki kapten Oyong Liza, Sutan Harharah, hingga Anjas Asmara. Sedangkan Persebaya diperkuat oleh Abdul Kadir, Rusdi Bahalwan, hingga Waskito.
Seperti dicuplik laman Harian Merdeka, laga tersebut bahkan berlangsung ini beberapa kali terjadi insiden kurang mengenakan dari kedua pemain. Akan tetapi masih bisa diredam dan pertandingan bisa terus berlanjut.
Persija sendiri terus ditekan dan tak mampu untuk mengembangkan permainan. Namun sebuah keajaiban muncul di menit ke-81 saat pemain Persija Andi Lala berhasil mempecundangi kiper Persebaya Harry Tjong.
Skor 1-0 ini bertahan hingga laga usai. Sehingga Persija kembali mendapatkan gelar ketujuh sepanjang sejarah klub dan yang kedua kala bermain pada partai final yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno.
3. Persija Jakarta vs PSMS Medan (1975)
Dua tahun berselang Persija Jakarta kembali bermain di final yang bertempat di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Kali ini mereka berhadapan dengan tim tangguh PSMS Medan.
Pertandingan bersejarah ini sampai disaksikan hingga 125 ribu orang penonton. Catatan tersebut merupakan yang kedua setelah final PSMS Medan melawan Persib Bandung pada 1985 silam.
Ayam Kinantan berhasil membukan keunggulan terlebih dahulu pada menit ke-10. Gol pembuka itu dicetak oleh Parlin Siagian. Dirinya mampu mempecundangi kiper Persija Sudarno kala itu.
Macan Kemayoran pun langsung meresponsnya dengan apik. Adalah Andi Lala yang berhasil membuat skor imbang menjadi 1-1. Andi mampu membuat The Jakmania kembali bersorak melalui sundulan tajamnya itu.
Dilansir Harian Merdeka, pertandingan tersebut sudah terlalu panas karena banyak perkelahian yang terjadi, akhirnya membuat Ketua Umum PSSI kala itu, Kardono memanggil manajer kedua tim.
Setelah rembukan tersebut, akhirnya diputuskan untuk kedua tim keluar sebagai juaranya. Hal ini dilakukan demi meredam tensi pertandingan. Kemanangan ini menjadikan Persija mendapat gelar kedelapan.
4. Persija Jakarta vs PSMS Medan (1979)
Empat tahun berselang, Persija Jakarta kembali bersua PSMS Medan dalam ajang final di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada edisi tahun 1979 lalu.
Di tahun tersebut Persija Jakarta kembali mengulang sukses yang sangat berarti. Pasalnya kali ini mereka menjadi pemenang tunggal di kancah sepakbola Indonesia.
Macan Kemayoran berhasil mempecundangi Ayam Kinantan dengan skor 1-0. Andi Lala di menit ke-64 menjadi aktor protagonis dari Persija untuk PSMS Medan. Pasalnya pada edisi final sebelumnya, dirinya berhasil mencetak gol.
Ini menjadi gelar kesembilan untuk Persija Jakarta sekaligus menjadi trofi terakhir di kompetisi sepakbola perserikatan. Lalu pada tahun 1995 PSSI membuat gebrakan baru dengan meleburkan klub-klub Galatama dan Perserikatan menjadi format Liga Indonesia (seperti dikenal sekarang).
5. Persija Jakarta vs PSM Makassar (2001)
Pertandingan yang berlangsung pada Minggu malam 7 Oktober 2001 ini, menjadi momen yang sangat sumringah bagi Persija Jakarta. Sebab Macan Kemayoran kembali bisa menginjakan kakinya di Stadion utama Gelora Bung Karno dalam partai final.
Partai puncak kai ini mempertemukan Persija Jakarta melawan PSM Makassar. Laporan pertandingan menyebutkan kalau laga ini menyita perhatian hingga 60 ribu penonton yang hadir di stadion.
Jalannya laga pun sangat menarik sekali, pasalnya kedua tim memainkan sepakbola terbukan dan menyerang. Alhasil Persija Jakarta keluar sebagai juara usai menumbangkan PSM Makassar dengan skor 3-2.
Kemenangan ini membuat para penggawa Persija Jakarta langsung menggelar perayaan di Bundaran Hotel Indonesia. Parade tersebut disambut suka cita oleh para The Jakmania. Namun gelar tersebut menjadi gelar terakhir yang didapat Persija Jakarta.
Lantas pada laga nanti malam melawan Bali United, akankah Persija Jakrta mampu mengulang lima final sebelumnya yang berakhir dengan kemenangan? Mari saksikan bersama.