Profil Loris Arnaud: Mantan Pemain PSG yang Kini Memperkuat Persela Lamongan
Sepertinya sudah menjadi tren di sepakbola Indonesia, setiap tim berlomba-lomba untuk memboyong pemain-pemain asing untuk posisi penyerang tengah. Harus diakui memang, bahwa striker-striker asing, memiliki beberapa keunggulan seperti postur atau pengalaman.
Top Skor Liga 1 Indonesia tahun lalu adalah Sylvano Comvalius, seorang pemain asing berdara Belanda; top skor Piala Presiden 2018 diraih oleh Marko Simic, penyerang asing asal Kroasia -- klub-klub Liga 1 menyadari hal tersebut bukanlah sebuah kebetulan belaka.
Salah satu klub teranyar yang berpartisipasi dalam menggaet legiun asing sebagai ujung tombak adalah Persela Lamongan. Tidak tanggung-tanggung, Persela mendatangkan pemain yang pernah membela Paris Saint-Germain.
Loris Arnaud -- nama pemain tersebut. Arnaud merupakan pemain berpaspor Prancis dan merupakan lulusan akademi PSG. Usianya sudah tidak muda lagi, 30 tahun, tapi melihat kiprah pemain-pemain kepala tiga di persepakbolaan Indonesia, sepertinya tidak akan menjadi batu sandungan.
Di usia muda, karier Arnaud sebagai pesepakbola begitu cerah. Di usia 12 tahun ia bergabung bersama akademi PSG, kemudian bergabung bersama tim senior pada awal musim 2007/2008. Bagi Arnaud yang masih berusia 20 tahun kala itu, promosi ke tim senior merupakan hal besar.
Sayangnya, pergantian kepelatihan menghambat progresnya sebagai seorang pemain. Ia berkali-kali menjalani masa pinjaman, di antaranya ke Clermont Foot dan SCO Angers. Bersama PSG sendiri, Arnaud hanya mencatatkan 19 pertandingan dan membubuhkan dua gol.
Di tahun 2013, Arnaud dilepas dari Les Parisiens. Ia kemudian berpetualang ke Bulgaria bersama Cernomorets Burgas sebelum mudik ke Prancis dan memperkuat klub Orleans di kasta kedua sepakbola Prancis.
Arnaud kemudian menjajal persepakbolaan Asia Tenggara, labuhan pertamanya: Klub Vietnam, Ha Noi FC. Arnaud mampu membawa Ha Noi FC menjuarai liga domestik dan memasukki final di dua kompetisi lainnya, Piala Super dan Piala Nasional Vietnam.
Dari Vietnam, Arnaud terus berlayar ke arah tenggara -- ke Lamongan -- mencicipi sepakbola di negara yang begitu fanatik dengan olahraga si kulit bundar ini.