Profil Tim Peserta Liga 1 2018: Mitra Kukar
Jadwal Liga 1 Indonesia kembali diundur dan bahkan belum ada kepastian mengenai tanggal dipukulnya gong tanda dimulainya kompetisi paling ditunggu pecinta sepakbola nasional tersebut. Tentu saja, keterlambatan jadwal ini tidak menyurutkan antusiasme dan euforia para penggemar. Penundaan beberapa pekan tidak seberapa dibandingkan kerinduan pada tim-tim kesayangan.
Salah satu dari 18 tim yang akan berlaga di kasta tertinggi dalam kompetisi sepakbola Indonesia adalah Mitra Kukar. Naga Mekes -- bagaimana tim ini dijuluki -- merupakan satu dari tiga representasi pulau Kalimantan di Liga 1.
Musim lalu, Mitra Kukar tidak dapat disebut memiliki hasil yang begitu buruk, tapi juga tidak dikatakan sebagai kampanye idaman. Di akhir kompetisi, nama Mitra Kukar hanya bertengger di peringkat ke-10 klasemen. Lalu, target musim 2018? Lima besar.
CEO Mitra Kukar, Endri Irawan, sempat membocorkan harapan tim yang bermarkas di Stadion Madya Aji Imbut tersebut untuk mencicipi kompetisi kelas Asia.
"Ini harapan besar kami agar Mitra Kukar bisa berkiprah di ajang AFC, sehingga paling tidak bisa finis di tiga besar," ungkap Endri pada Desember tahun lalu.
"Yang jelas, target awal masuk lima besar musim depan."
Sekilas, target tersebut terlihat tidak muluk-muluk. Namun jika kita mempertimbangkan ketatnya persaingan di setengah tabel atas klasemen Liga 1 musim lalu, bahkan target lima besar merupakan tugas berat.
Jarak antara tim yang berhasil menjadi juara musim lalu misalnya, Bhayangkara FC (68 poin), dan tim yang finis di peringkat keenam, Persipura (60), hanya dipisahkan oleh delapan poin. Mitra Kukar, di lain pihak, tertinggal 25 poin dibandingkan sang jawara.
1. Pergantian Personil Menghadapi Musim Baru
Untuk memangkas perbedaan poin itu lah Mitra Kukar melakukan pergantian beberapa personil jelang pergantian musim baru. Bukan hanya personil di atas lapangan, Mitra Kukar juga menukar sosok yang dipercaya untuk meracik strategi di tiap-tiap pertandingannya.
Rafael Berges Martin -- pelatih asal Spanyol yang ditunjuk sebagai pelatih. Pengangkatan ini secara kasarnya dapat dipandang sebagai taruhan. Sebab Mitra Kukar adalah yang pertama kalinya bagi pelatih 47 tahun tersebut menjajal persepakbolaan Asia.
"Kami berharap Rafael bisa meramu tim dengan gaya permainan Spanyol, yakni sepakbola modern dengan permainan cepat saat menyerang, namun tidak melupakan sisi pertahanan," tutur Endri Irawan terkait pelatih anyar Mitra Kukar tersebut.
Pelatih asal Spanyol memang sedang laku keras di persepakbolaan Indonesia khususnya. Anggapan bahwa dengan merekrut pelatih asal negeri Matador tersebut, tim akan mampu belajar dan mereplika gaya bermain tim-tim seperti Barcelona, Real Madrid atau Timnas Spanyol -- merupakan salah satu faktor larisnya pelatih Spanyol saat ini.
Sebelumnya, Rafael telah menangani klub-klub lokal asal Spanyol: UD Logrones, Real Jaen, Cordoba, Pozoblanco, Linares dan Almeria B. Tidak ada nama besar yang langsung menarik perhatian, tapi pengalamannya di sepakbola Spanyol juga tidak dapat diremehkan.
Untuk tambahan-tambahan amunisi di dalam skuat, Mitra Kukar mendatangkan beberapa nama seperti Ahmad Bustomi, Arif Suyono, Rendi Siregar dan satu penggawa timnas U-19, Muhammad Lutfi.
Untuk pemain asing, Mitra Kukar telah menggaet: pemain berpaspor Brasil, Marucio Leal, yang sebelumnya membela Persipura Jayapura; penjaga gawang Korea Selatan, Yoo Jae-Hoon, juga dari tim Mutiara Hitam; penyerang Spanyol, Fernando Rodriguez Ortega; dan yang paling mencuri sorotan -- Danny Guthrie yang merupakan jebolan Manchester United dan Liverpool.
2. Formasi dan Strategi
Tidak banyak yang data yang bisa diteliti dari Mitra Kukar di bawah kepelatihan barunya ini. Klub baru, skuat baru di negara baru, tentu saja pelatih Rafael membutuhkan waktu untuk meraba-raba dan beradaptasi.
Tapi dari dua pertandingan terakhir di Piala Gubernur Kaltim, Mitra Kukar -- melawan PSIS Semarang dan Arema Malang -- selalu menurunkan formasi 4-2-3-1.
Beberapa nama yang sepertinya telah menempatkan dirinya sebagai pemain-pemain utama adalah Yoo Jae-Hoon di bawah mistar, Mauricio Leal dan Wiganda Pradika sebagai dua duo bek tengah dan Fernando Rodriguez di posisi ujung tombak.
Sedangkan untuk posisi-posisi lainnya, masih terdapat kompetisi di antara para pemain untuk menjadi langganan di kesebelasan utama. Terutama dengan fakta bahwa Danny Guthrie yang masih mengalami cedera di awal kariernya.
3. Player to Watch: Fernando Rodriguez
Direkrut untuk menggantikan kekosongan yang ditinggalkan Marclei Santos yang hengkang ke klub Thailand Chonburi FC -- Fernando memiliki lubang besar untuk diisi.
Bagaimana tidak, meskipun berakhir di peringkat ke-10 bersama Mitra Kukar, Santos merangsek di posisi runner-up dalam urusan mencetak gol. Catatan 22 golnya di Liga 1 musim lalu hanya dikalahkan oleh Sylvano Comvalius (37).
Fernando sendiri sebenarnya telah menunjukkan ketajamannya di depan gawang dalam waktu singkat yang dimilikinya sejak bergabung. Di pertandingan debutnya di Piala Presiden 2018, contohnya, ia mencetak dua gol kemenangan melawan Martapura FC.
Untuk catata di CV-nya, bahkan jauh lebih baik. Fernando mencetak 26 gol dari 32 penampilannya bersama Ceres-Negros. Di musim tersebut ia memainkan peran penting dalam raihan tim Filipina tersebut meraih gelar juara.