Tanggung Kerugian, Arema FC Ingin Kepastian Kick Off Liga 1
Arema FC menjadi salah satu tim yang menanggung kerugian pasca kembali mundurnya jadwal kompetisi. Klub berlogo kepala singa itu pun mengharapkan kepastian jadwal Liga 1, untuk menjalani semua program yang telah disusun sejak jauh hari.
Sebelumnya, kick-off kompetisi tertinggi tanah air itu bakal dihelat pada 10 Maret ini. Namun karena beberapa faktor, PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) sebagai operator kompetisi, lalu memundurkan jadwal kick-off sampai 23 Maret mendatang.
Hal ini pun berdampak pada hal finansial, di mana Arema FC sudah mulai berhitung pada pos pengeluaran operasional sejak awal tahun ini.
"Tim juga sudah mulai aktif dalam hal keuangan untuk menggaji pemain sejak Desember 2017. Sementara saat ini jadwal tim sudah harus fokus kompetisi, setelah mengikuti turnamen pra musim," ujar Media Officer tim, Sudarmaji.
Di sisi lain, Arema FC juga mengerti betul terkait penyebab utama mundurnya jadwal Liga 1 musim ini. LIB ingin memenuhi segala kewajiban kepada klub, dalam hal ini sisa subsidi di musim lalu.
Seperti diketahui, Arema FC dan klub lainnya masih memiliki piutang subsidi kompetisi senilai lebih dari Rp2 Miliar/ Jumlah itu terdiri dari subsidi bulanan Rp 625 juta dan Rp 1,5 Miliar berbentuk dana komersial, serta share rating televisi yang belum ditentukan.
"Di sisi lain, kami juga paham dengan ikut mendorong pihak LIB untuk memenuhi kewajibannya itu," imbuhnya.
Tak ayal, pengunduran jadwal kompetisi bisa berdampak pada pekan terakhir Liga 1 yang terancam molor dari November. Pasalnya, ada sejumlah agenda besar sepakbola yang menggerus waktu seperti perhelatan Piala Dunia dan Asian Games di pertengahan tahun hingga Piala AFF di akhir tahun.
"Makanya kalau bisa jangan sampai di luar Maret kick off kompetisi. Jika kompetisi berakhir melebihi November, pasti akan semakin merugikan secara operasional," pungkasnya.