5 Pemain Termuda yang Pernah Berseragam Timnas Indonesia
Mengenakan seragam 'merah-putih' dengan lambang garuda di dada memang menjadi impian begitu banyak generasi-generasi muda. Mulai dari mereka yang berada di akademi sepakbola, hingga kanak-kanak yang membayangkan lapangan berbatu di pinggir jalan sebagai Stadion Utama Gelora Bung Karno.
Berbaris sejajar menghadap ke bangku penonton, menyanyikan Lagu Indonesia Raya, teriakan semangat para penonton di penghujung lagu -- membayangkannya saja membuat beberapa bagian tubuh bergetar.
Meskipun seiring berjalannya waktu, banyak di antara para pemimpi itu yang tidak lagi mengejar cita-cita yang sama, tapi setidaknya sebagian besar dari kita pernah berbagi mimpi yang sama.
Bagi beberapa orang bagaimanapun, hal tersebut bukan lagi sebuah impian. Orang-orang terpilih ini mampu mengemban beratnya beban mengenakan seragam tim nasional Indonesia bahkan sejak usia dini.
Berikut INDOSPORT merangkum pemain-pemain Indonesia yang pernah bermain di laga resmi untuk tim nasional Indonesia:
1. Indriyanto Nugroho (19 Tahun, 2 Bulan, 22 Hari)
'Mister Cepek' begitu Indriyanto Nugroho biasa dikenal. Sebutan itu memiliki sejarah sendiri tentang transfer pemain asal Solo ini ke Pelita Jaya yang hanya bernilai 100 rupiah. Tapi itu adalah cerita untuk lain waktu.
Indriyanto merupakan salah satu produk dari program pembinaan pemain muda, PSSI Primavera. Beberapa bakat-bakat muda terpilih dikirim ke Italia untuk dibina dan dilatih.
Tidak heran jika saat ia kembali menginjakkan kakinya ke bumi nusantara dua tahun setelah keberangkatannya ke Eropa, ia langsung disirami dengan lampu sorot dan menjadi incaran klub-klub Indonesia.
Di tahun 1995, di ajang SEA Games, ia dan beberapa koleganya di program Primavera mendapatkan kesempatan untuk merumput sebagai pemain timnas Indonesia. Indriyanto yang paling muda di antara semuanya -- hanya 19 tahun, dua bulan dan 22 hari. Tidak hanya itu, ia turut mencetak gol di kemenangan 10-0 atas Kamboja kala itu.
Sayangnya perjalanan Indriyanto di timnas Indonesia tidak berlangsung lama -- terakhir di Piala Asia 1996. Setelah pensiun, ia tetap menggeluti sepakbola sebagai pelatih.
2. Kurniawan Dwi Yulianto (19 Tahun, 4 Bulan, 21 Hari)
Salah satu jebolan proyek Primavera lainnya. Kurniawan juga mendapatkan debutnya bersama tim nasional Indonesia di SEA Games 1995, tetapi di pertandingan yang berbeda. Kurniawan melakoni laga pertamanya saat Indonesia ditaklukkan Thailand dengan skor akhir 2-1.
Di pertandingan berikutnya melawan Kamboja, Kurniawan yang masih muda dan ingin membuktikan dirinya pada publik, berhasil menorehkan hattrick pertamanya untuk tim Garuda.
Sayangnya, Kurniawan mengalami sandungan dalam perjalan kariernya. Ia sempat bermasalah dengan penggunaan obat-obatan terlarang. Meskipun, ia mampu bangkit dan menata ulang kariernya.
3. Hendra Adi Bayauw (19 Tahun, 2 Bulan, 13 Hari)
Dualisme PSSI di tahun 2012 lalu tidak menyisakan pelatih timnas Indonesia kala itu, Nilmaizar, banyak pilihan untuk mengisi skuatnya. Pemain-pemain yang berlaga di Indonesia Super League (ISL) tidak diizinkan oleh pihak klub untuk membela timnas karena berada di bawah PSSI yang berbeda.
Mau tidak mau, pemain-pemain yang merumput di Indonesia Premier League menjadi satu-satunya sumber pemain bagi Nilmaizar. Hasilnya, beberapa wajah-wajah baru pun bermunculan di Timnas Indonesia. Salah satunya adalah Hendra Adi Bayauw yang masih berusia 19 tahun dua bulan 13 hari.
Alasan utama terpilihnya Adi Bayauw adalah performa baiknya bersama Semen Padang kala itu. Ia mendapatkan menit pertamanya untuk Indonesia di pertandingan melawan Filipina dalam sebuah laga percobaan.
4. Boaz Solossa (18 Tahun, 6 Bulan, 26 Hari)
Untuk beberapa dekade ke depan atau bahkan lebih, bagaimana Boaz memulai kiprahnya membela timnas Indonesia tidak akan terlupakan.
Remaja yang kala itu berusia 18 tahun belum pernah berlaga di kompetisi utama Indonesia, membuat publik awalnya bertanya mengenai keputusan pelatih timnas saat itu Peter Withe untuk memanggilnya.
Bukan sekadar bocah sembarangan memang, Boaz dibekali penghargaan pemain terbaik dan top skor Pekan Olahraga Nasional (PON) 2004 bersama Papua, tapi tetap saja ia masih minim pengalaman.
Boaz dipanggil untuk mengisi skuat timnas, bahkan langsung dipercaya untuk bermain sejak menit pertama di kualifikasi Piala Dunia 2006 melawan Arab Saudi. Meskipun ia tidak membobol gawang lawan di pertandingan tersebut, pertandingan ini mengenalkan kita pada sosok yang kini telah melegenda di sepakbola Indonesia.
5. Egy Maulana Vikri (17 Tahun, 4 Bulan, 25 Hari)
Egy berdiri di pinggir lapangan, bersama ofisial yang mengangkat papan pengumuman dengan kedua tangannya. Miftahul Hamdi berjalan menuju pinggir lapangan dan Egy menginjakkan kakinya di lapangan hijau, bukan hanya sebagai pemain pengganti tapi juga pemain termuda dalam sejarah yang merumput untuk timnas Indonesia.
Debutnya tersebut didapatkan Egy pada pertandingan melawan Brunei di ajang Aceh World Solidarity 2017. Indonesia menang dengan skor 4-0 di akhir pertandingan.
Uniknya, seperti Boaz, Egy juga belum bermain untuk tim profesional saat pertama kali mengenakan seragam timnas. Ia merupakan produk dari timnas U-19 yang kemudian dinilai mampu bermain di level timnas senior.