Sepakbola Mengubah Nasib, 3 Bintang Timnas Indonesia Dulunya Penggembala Kambing
Hidup sejahtera dan serba berkecukupan tentu menjadi impian hampir semua orang. Tanpa terkecuali pemain para sepakbola. Tak heran, jika olahraga ini menjadi pilihan bagi sebagian orang untuk mengubah nasib.
Mencari peruntungan di sepakbola salah satunya. Terlebih saat ini, sepakbola sudah berkembang menjadi industri yang menjanjikan. Tak ayal banyak pesepakbola yang sukses mengubah hidupnya dari kehidupan yang serba terbatas menjadi serba cukup.
Tapi di balik itu semua, tersimpan cerita-cerita menarik dalam perjalanan karier mereka. Berikut INDOSPORT menghadirkan 3 pemain yang pernah membela Timnas Indonesia sebelumnya pernah jadi penggembala ternak.
1. Tugiyo
Gol tugiyo yang memanfaatkan umpan dari Ali Sunan pada menit ke-89 sukses membawa PSIS Semarang unggul tipis 1-0 atas Bajul Ijo di Stadion Klabat Manado tahun 1999 silam.
Gol Tugiyo itu disambut suka cita oleh para pendukung PSIS Semarang sampai sekarang. Bagaimana tidak, kala itu Laskar Mahesa Jenar berhasil menjuarai Liga Indonesia musim 1998/99.
Lalu, bagaimanakah latar belakang Tugiyo?
Tugiyo, lahir doi Grobogan, Purwodadi (Jawa Tengah) tahun 1977. Ia adalah Striker jebolan Diklat Ragunan dan sempat memperkuat tim PSSI U-16.
Tugiyo diketahui berasal dari keluarga sederhana. Melansir Fandom.id, ayahnya Tugiyo seorang penarik becak, dan ibunya berprofesi sebagai buruh tani.
Tugiyo sendiri ditugaskan orang tuanya untuk menggembala kambing, tentunya sambil bermain sepakbola yang memang menjadi hobinya.
Tak ingin jadikan sepakbola sekedar hobi, Tugiyo lantas mulai serius dengan masuk tempat pendidikan dan latihan (Diklat) yang mengorbitkan banyak atlet. Mulai dari Diklat Salatiga, Ragunan.
Ia pernah bergabung dengan Timnas U-16 dan berlaga ke Iran. Pemain bertumbuh gempal yang sempat dijuluki 'Maradona dari Purwodadi' sempat dipanggil ke timnas senior saat diasuh Bernard Schumm pada 1999 silam.
Sayangnya, cedera parah yang dideritanya membuatnya gagal mewujudnya impian menjadi penyerang andalan Merah Putih.
2. Yadi Mulyadi
Yadi Mulyadi mendadak tenar kala sukses meraih trofi pemain terbaik nasional U-12 tahun 2014 silam. Ia dianugerahi pemain terbaik berkat kepiawaiannya mengolah si kulit bundar sekaligus mencetak gol.
Pada tahun itu, Yadi masih duduk di bangku SMPN 6 Purwakarta. Yadi besar dari keluarga sederhana. Sewaktu kecil pernah menggembala kambing dan kerbau. untuk membantu kehidupan keluarga kecilnya.
Yadi dan kakeknya pernah tinggal di sebuah rumah panggung dari kayu. Ukurannya kecil, nyaris tak memiliki pembatas. Letaknya berada di daerah pelosok Plered, Purwakarta. Sang kakek bekerja sebagai petani. Sejak kecil, ia hidup bersama sang kakek, karena ibunya bekerja di luar negeri sebagai TKI.
Penyerang masa depan Indonesia ini sekarang tergabung dalam Timnas U-16 asuhan Fachri Husaini. Sebelumnya ia juga sempat akan diberangkatkan ke Piala AFF U-15 2017 lalu. Namun karena sakit, namanya tercoret dari daftar pemain.
3. Eriyanto
Karier Eriyanto diawali melambung jauh go international. Ia merupakan Ia merupakan bagian The All Star Team Milan Junior Camp yang diasuh pesepakbola Yeyen Tumena.
Mewakili Indonesia mereka berhasil mengukir sejarah dengan memenangi Milan Junior Camp Day Tournament, yang berlangsung di Milan, Italia pada 2010 silam. Eriyanto bahkan terpilih sebagai kapten terbaik pada turnamen tersebut.
Pemain yang biasa berposisi sebagai bek ini juga sempat bergabung dengan timnas U-17 sempat diboyong saat ada turnamen di Hongkong 2012 lalu. Bersama timnas U-19, Eri bahkan berhasil membawa Indonesia juara umum di Hongkong 2013 so;a,.
"Saya membela timnas tanpa bayaran sedikitpun. Saya bangga memakai kaos Garuda. Jika dipanggil lagi untuk perkuat timnas, saya tetap mau demi Garuda," ucap pemain kelahiran 12 Maret 1996 itu.
Bek yang saat ini berkostum Madura United berasal dari keluarga kurang mampu. Orangtuanya, adalah seorang buruh kasar. Dan untuk menutupi kebutuhan keluarganya Eriyanto kerap mencari rumput untuk kambing ternak usai sekolah.
Namanya semakin terkenal ketika media mengangkat cerita soal janji presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang sempat tak ditepati soal bantuan renovasi rumah Eriyanto yang kena musibah longsor.
SBY sempat menjanjikan kepada Eriyanto akan meronovasi rumahnya, saat ia diterima Presiden SBY di Istana atas prestasinya sebagai kapten terbaik di Milan Junior Camp Day Tournament 2010.
Hingga akhirnya media ramai memberitakan, lalu Menpora Roy Suryo langsung mengunjungi rumah Eri yang terkena longsor dan memberikan bantuan berupa uang tunai dan material.