3 Bekal Bagi Egy Maulana dari Sepak Terjang Kurniawan di Eropa

Sabtu, 10 Maret 2018 11:17 WIB
Editor: Gerry Crisandy
Egy Maulana Vikri Egy Maulana Vikri

Egy Maulana Vikri akan mengambil lompatan besar dalam kariernya sebagai pesepakbola -- pemain kelahiran 7 Juli 2000 ini hanya menunggu penandatanganan kontrak resmi dengan satu klub Eropa.

Lechia Gdansk merupakan klub yang berkompetisi di Ekstraklasa -- divisi utama Polandia -- yang kini santer dikabarkan menjadi pelabuhan Egy di benua biru. 

Jika Egy resmi direkrut, transfer ini diharapkan menjadi pemicu bagi klub-klub Eropa untuk melirik bakat-bakat lokal Indonesia. Melihat seorang pemain muda Indonesia merumput di Eropa juga menjadi pengobat kekecewaan setelah sebelumnya Evan Dimas batal berkarier di Spanyol. 

Bagaimanapun, Egy harus mengingat bahwa mencapai Eropa, di mana pesepakbola-pesepakbola terbaik di planet ini berkumpul, hanyalah sebuah awal. Setiap lompatan yang berhasil dicapai, ia harus terus mengangkat palang target semakin tinggi.

Baca Juga

Indonesia tidak banyak menyediakan Egy pesepakbola-pesepakbola lokal yang mampu menaklukkan Eropa sebagai panutan, tapi Ibu Pertiwi memiliki Kurniawan Dwi Yulianto yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur dan pembelajaran.

Kurniawan merupakan pemain Indonesia pertama yang pernah mencetak gol di persepakbolaan Eropa -- sebuah pencapaian yang akan terus terukir di sejarah bangsa ini. Kurniawan adalah lambang harapan bakat-bakat muda negara ini untuk mencapai panggung Eropa yang gemerlap


1. Rebut Perhatian

Kurniawan Dwi Yulianto.

Lembaran awal kisah Kurniawan di Eropa dimulai saat ia menjalani program pengembangan bakat dari PSSI yang disebut Primavera pada tahun 1993 lalu saat ia berusia 17 tahun. Ia merupakan salah satu dari talenta-talenta muda Indonesia lainnya yang berada di program tersebut.

Yang membedakan adalah Kurniawan mampu menggenggam kesempatan sekecil apapun dan menempatkan lampu-lampu sorot terpaku padanya. Di Turnamen Mantova di tahun 1994 lalu, ia diberikan penghargaan sebagai pemain terbaik. Di situlah ketertarikan klub Italia, Sampdoria, pada Kurniawan bermula.

Seperti Kurniawan, sudah seharusnya Egy memanfaatkan seluruh peluang untuk mengalihkan pandangan orang-orang padanya. Adaptasi memang dibutuhkan, pasti, tapi mengambil hati pelatih dan kepercayaan rekan-rekan setim sejak dini juga tidak kalah pentingnya.


2. Persiapan Mental

Aksi Egy Maulana Vikri (kanan) mengecoh Hargianto. Herry Ibrahim

"Yang harus disiapkan adalah mental. Jangan mudah menyerah, apapun keadaan di sana jadikan sebagai motivasi untuk meningkatkan kemampuan diri dan untuk masa depannya dan jangan dijadikan beban," tutur Kurniawan terkait Egy di di akhir tahun 2017 lalu seperti dikutip dari detikSport.

Kurniawan tahu benar mengenai beban mental yang dialaminya. Saat masih berseragam Sampdoria, Kurniawan sempat rindu kampung halaman dan berniat untuk pulang. Tapi publik kemudian menghujaninya dengan kecaman -- menyebutnya 'tak tahu terima kasih'.

Menjadi tumpuan harapan seluruh rakyat Indonesia terhadap pesepakbola nasional untuk memiliki kiprah baik di Eropa memang beban yang sangat berat. Belum resmi bergabung saja, pemberitaan mengenai Egy telah menjadi topik pembicaraan. 

Sebagian besar pendukung Indonesia memang terbawa arus euforia dan menyematkan ekspektasi tidak realistis pada Egy. Namun ia harus mengesampingkan hal tersebut dan fokus pada kariernya sebagai pesepakbola. 


3. Fokus pada Jam Terbang

Aksi memukau Egy Maulana Vikri mencetak gol kedua ke gawang Kamboja U-19.

Kurniawan juga sempat menyarankan Egy mengutamakan klub yang dapat memberinya menit bermain. Untuk pemain muda, pengalaman berada di lapangan; melakukan kesalahan dan belajar dari kesalahan tersebut, sangat dibutuhkan.

Salah satu alasan mengapa Kurniawan gagal menaklukkan Eropa adalah kurangnya jam bermain. Kurniawan gagal mendapatkan tempat reguler di Sampdoria Primavera hingga kemudian memutuskan untuk bermain di Swiss sebagai pinjaman.

FC Luzern, nama tim Swiss yang ia bela. Pada 9 April 1995, Kurniawan mencetak gol ke gawang FC Basel. Detik itulah, ia selamanya menjadi bagian dari coretan kisah sepakbola Indonesia.

Egy masih akan memulai petualangannya di negara orang. Tapi dalam perjalanannya ia akan ditemani dukungan dan harapan seluruh rakyat Indonesia.

Kurniawan Dwi YuliantoSampdoriaEgy Maulana VikriFC Luzern

Berita Terkini