Menakar Posisi dan Peran Egy Maulana Vikri di Lechia Gdansk
Meski belum diumumkan secara resmi, namun klub yang akan jadi pelabuhan Egy Maulana Vikri di Eropa nampaknya sudah mulai terjawab.
Adalah salah satu klub dari kompetisi sepakbola kasta tertinggi di Polandia, yang akan mendapatkan Egy, yakni Lechia Gdansk.
Kepastian Egy gabung dengan Lechia juga telah dikonfirmasi langsung oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi.
"Selamat kepada Egy Maulana Vikri, jebolan SKO Ragunan yang akan bergabung dengan Lechia Gdansk. Doa terbaik dari tanah ari untuk sukses Egy di sana," kata Imam dikutip dari Instagram resminya.
Kedatangan Egy tentu akan menambah banyak pilihan, bagi pelatih Lechia, Adam Owen di lini depan. Lantas seperti apa formasi yang akan diterapkan Owen jika Egy bergabung? Berikut INDOSPORT coba merangkumnya:
1. Formasi 3-4-3
Nampaknya Egy Maulana Vikri membutuhkan waktu agak lama, untuk beradaptasi dengan pola permainan dan formasi, yang diterapkan oleh Adam Owen selaku pelatih Lechia Gdansk.
Hal itu dikarenakan, Egy sangat jarang bermain dengan formasi 3-4-3 yang merupakan adalah formasi andalan dari Owen.
Akan tetapi, pola formasi tersebut kurang memuaskan dalam lima laga terakhir Lechia, karena tak bisa sekalipun meraih kemenangan.
Terakhir kali klub berjuluk Gedanian Lions itu menang, terjadi pada Desember 2017, saat membantai Slask Wroclaw dengan formasi 4-2-3-1.
2. Menggeser Peran Eks Bintang Juventus
Egy Maulana Vikri berpeluang besar menggeser peran mantan bintang Juventus, Milos Krasic di Lechia Gdansk. Sebab, Egy tak mungkin diplot menjadi ujung tombak yang pernah ia emban saat membela Timnas U-19.
Hal itu dikarenakan lini depan Lechia telah dihuni oleh striker haus gol, Marco Paixao yang telah mencetak 16 gol dari 26 pertandingan.
Sehingga memungkinkan Egy untuk bermain sebagai gelandang pengatur serangan, di lini kedua. Apalagi usia Krasic juga sudah tak lagi muda.
3. Pemain-pemain Muda yang Terancam
Kedatangan pemain muda potensial seperti Egy Maulana Vikri ke Lechia Gdansk, tentunya tak bisa membuat para pemain muda lainnya merasa tenang.
Nama-namam seperti Przemyslaw Macierzynski (19 tahun), Romario Balde (21 tahun), Lukas Haraslin (21 tahun), Joao Oliveira (21 tahun) bisa tergeser untuk masuk skuat inti asuhan Adam Owen.
Sebab, talenta Egy tak bisa dianggap remeh. Buktinya, pemain asal Medan itu masuk dalam jajaran 60 wonderkid terbaik di dunia versi media ternama Inggris, The Guardian pada tahun 2017 lalu.