5 Tim Kejutan di Sepanjang Sejarah Liga Indonesia
Jika Anda diminta sebutkan nama klub-klub besar Indonesia, maka jawaban Anda akan merujuk pada Persib, Persija, Persipura, Arema, Sriwijaya, Persebaya, dll. Klub-klub yang disebutkan ini adalah klub tradisional yang memiliki kualitas dan kemampuan finansial di atas klub-klub lainnya. Mereka pun hampir selalu dijagokan untuk merengkuh trofi.
Namun, nama besar dan kemampuan finansial ternyata tak lantas menjamin kesuksesan. Liga Indonesia sebagai kompetisi sepakbola tertinggi tanah air ternyata kerap menghadirkan kejutan di sepanjang sejarahnya. Inilah lima klub tanah air yang pernah menghadirkan kejutan masif di Liga Indonesia.
1. Persikota Tangerang (Musim 1999/00)
'Bayi ajaib' begitu julukannya. Berdiri di tahun 1994, Persikota mendadak merangsek sebagai tim papan atas tanah air. Kejutan ini pun memuncak di gelaran Liga Indonesia (Divisi Utama) musim 1999/00. Persikota yang memulai perjuangan dari divisi dua, tak butuh waktu lama utnuk merangsek ke semifinal Divisi Utama 1999/00. Walau tak berhasil juara, pencapaian ini tetap mengejutkan banyak pemerhati sepakbola tanah air mengingat usia Persikota masih seumur jagung. Di semifinal kala itu, Persikota kalah dari tim kuat, PKT Bontang, melalui babak adu penalti.
2. Persita Tangerang (Musim 2001/02)
Setelah Persikota, kini giliran saudara tuanya, Persita Tangerang, yang membuat kejutan. Setelah dua musim sebelumnya promosi ke Divisi Utama, Persita secara pasti mulai menyaingi klub-klub besar tanah air seperti Persija, Persib, PSM, hingga Persebaya.
Nama-nama beken seperti Ilham Jaya Kesuma dan Zaenal Arif berjasa mengangkat Persita hingga diperhitungkan di persepakbolaan tanah air. Diasuh oleh pelatih legendaris, Benny Dollo, Persita berhasil masuk ke final Divisi Utama musim 2001/02. Setelah menyingkirkan klub-klub kuat seperti Arema, Petrokimia, dan Persipura di Grup A, Persita kembali melangkahi juara tahun 2000, PSM Makassar, di babak gugur. Tim berwarna kebesaran ungu ini pun masuk final. Sayang di babak final mereka mesti kalah melawan Petrokimia Gresik. Walau begitu, keberhasilan mereka masuk final menjadi kejutan tersendiri bagi sepakbola tanah air kala itu.
3. Persekabpas Pasuruan (Musim 2006)
Tahu Zah Rahan? Ya, pemain asing yang pernah bermain di Persipura sekaligus Timnas Liberia itu dulunya adalah bintang dari Persekabpas Pasuruan. Persekabpas, sebuah tim yang berasal dari kota kecil Pasuruan, menjadi pembicaraan banyak orang saat mengarungi Liga Indonesia musm 2006.
Bermaterikan pemain seadanya, Persekabpas berhasil lolos ke babak delapan besar dengan bertengger di posisi keempat wilayah barat. Mereka berhasil mengungguli tim kuat, PSMS Medan ,yang ada di peringkat keempat.
Di babak grup delapan besar, Persekabpas tergabung bersama dua klub unggulan, Persija Jakarta dan PSM Makassar. Alih-alih tersingkir, Persekabpas justru menjuarai grup dan tak terkalahkan. Persija dan PSM pun tersingkir. Padahal, di musim sebelumnya Persija adalah runner up liga.
4. Persik Kediri (Juara musim 2003)
Siapa sangka sebuah klub dari kota kecil, Kediri, berhasil menggondol dua gelar Liga Indonesia di era 2000-an. Dari dua gelar tersebut, gelar pertamalah yang paling mengejutkan. Bagaimana tidak, Persik merupakan tim promosi di musim 2003. Namun, baru saja mencicipi kasta tertinggi, Persik sudah berhasil menjadi juara Liga Indonesia.
Layaknya tim promosi, target Persik sejatinya hanyalah bertahan di Divisi Utama. Akan tetapi, dengan modal kekompakan tim, Persik malah tampil konsisten dan mampu menjungkalkan tim-tim unggulan saat itu. Pelatih Persik ketika itu, Jaya Hartono, bahkan sampai tak bisa percaya akan keberhasilan timnnya.
Keberhasilan Persik ini berlanjut di tahun 2006 ketika mereka dihuni pemain asing papan atas seperti Ronald Fagundes, Danilo Fernando, dan Cristian Gonzales. Namun, pencapaian di tahun 2003 dianggap sebagai kejutan terbesar Persik Kediri.
5. PSIS Semarang (Musim 1998/99)
PSIS Semarang cukup dikenal di era perserikatan. Sebagai tim tradisional, PSIS mungkin bisa digolongkan tim besar. Namun, di era penyatuan Liga Indonesia yang dimulai pada tahun 1994, PSIS bukanlah tim spesial.
Namun begitu, PSIS berhasil menorehkan salah satu prestasi yang tidak bisa dilupakan dalam sejarah persepakbolaan nasional. Tampil terseok-seok di musim 1998/99, PSIS justru tampil sebagai juara di akhir musim.
Di awal musim mereka dililit persoalan finansial. Dengan modal terbatas, mereka tak mampu mengontrak pemain-pemain bagus. Beruntungnya, mereka mendapat 'hibah' dari bubarnya klub Arseto Solo. Para pemain Arseto menyebrang ke PSIS. PSIS pun berhasil mengontrak tiga pemain asing murah yang ternyata mampu berkontribusi besar.
Walau penampilannya tak begitu dominan, PSIS akhirnya mampu melaju ke babak final menantang Persebaya Surabaya. Di final pun mereka kembali tak diunggulkan. Namun, dewi keberuntungan memang berpihak pada PSIS. Mereka berhasil menang dengan skor 1-0 di partai puncak.