Waspada, 3 Hal Ini Bisa Buat Karier Egy Maulana Vikri Tenggelam di Eropa
Egy Maulana Vikri akan resmi merumput untuk Lechia Gdansk di musim baru nanti saat usianya menginjak 18 tahun. Bermain di Eropa merupakan impian Egy yang akhirnya menjadi kenyataan setelah namanya gemilang bersama Tim Nasional (Timnas) Indonesia U-19.
Lechia Gdansk merupakan tempat Egy nantinya untuk mengembangkan kariernya dan mencatatkan namanya sebagai salah satu pesepakbola yang memperkuat klub Benua Biru. Meski begitu, ada beberapa faktor yang dapat membuat redup karier pemain kelahiran 7 Juli 2000 tersebut.
- Tunda Kepulangan ke Indonesia, Egy Maulana Vikri Pilih Lakukan Ini di Polandia
- Gara-gara Egy Maulana Vikri, Klub Raksasa Polandia Gunakan Bahasa Indonesia
- Nomor Punggungnya Dipakai Egy Maulana Vikri, Pemain Senior Lechia Gdansk Lempar Sindiran
- Indra Sjafri Beberkan Perlakuan Spesial Lechia Gdansk untuk Egy Maulana Vikri
Belajar dari pengalaman para pesepakbola Indonesia sebelumnya yang sempat mengecap karier di Eropa, Egy semestinya tak boleh mengulangi kesalahan yang sama. Ia harus mampu menunjukkan mampu bermain sehebat saat masih berada di Indonesia dan memperkuat Skuat Garuda.
Berikut INDOSPORT merangkum tiga faktor yang dapat meredupkan karier Egy Maulana Vikri di Eropa jika ia tak berhati-hati.
1. Star Syndrome
Egy Maulana Vikri menjelma menjadi idola baru publik Polandiam terutama di Lechia Gdansk usai diperkenalkan sebagai pemain baru. Belum resmi turun memperkuat klub yang kini menempati peringkat 13 klasemen Ekstarklasa alias liga kasta tertinggi Negara Eropa Tengah tersebut, Egy sudah banyak mendatangkan keuntungan bagi tim batrunya.
Sinar kebintangan pemain 17 tahun itu semakin bertambah mengingat di Indonesia pun ia sudah digadang-gadang sebagai salah satu wonderkid terbaik Indonesia. Kini, Egy menjadi salah satyu asset penting bagi Lechia Gdansk mengingat dampak luar biasa yang diberikan pasca kehadirannya.
Tak boleh terlarut dalam banjir pujian dan popularitas, pemain jebolan SKO Ragunan itu harus tetap focus dan down to earth. Status Egy sebagai pemain muda membuat jalannya masih panjang dan jika tenggelam dalam popularitas ke arah yang salah, bukan tak mungkin kariernya sebagai pesepakbola bisa meredup.
Egy harus dapat membedakan berbagai urusan yang bersifat pribadi dan terus menjaga profesionalitasnya di atas lapangan.
2. Pemberitaan Media Eropa yang Keras
Sejak awal bergabung, media Polandia telah memberikan sorotan yang luar biasa untuk Egy Maulana Vikri. Media Polandia, Polsat Sport, bahkan sempat memuat judul "Mendatangkan Neymar Indonesia, Akankah Penggemar Lechia Bertambah?".
Kehadiran Egy sebagai pemain asal Asia Tenggara memang menjadi sensasi tersendiri di Lechia Gdansk. Mengingat pemain kelahiran Medan 17 tahun silam itu yang menjadi pemain asal Asia Tenggara pertama di Lechia.
Gaya permainan Egy yang dinilai seprti Messi dengan pergerakan dan dribble yang luar biasa memang membuatnya mendapatkan ekspektasi besar di Polandia. Oleh karena itu lah, Egy tetap tidak boleh terpengaruh.
Pemberitaan media massa Eropa dikenal cukup keras, terutama kala mengkritisi. Sebagai contoh, Timnas Ingggris yang selalu mendapat tekanan besar dari media yang membuat para pemain tak dapat bermain lepas dan nihil prestasi di kancah dunia meski diperkuat skuat mumpuni.
Tak boleh larut dalam sorotan media dan mampu mengatasi tekanan dari pers akan menjadi kunci agar Egy dapat terus bermain lepas.
3. Gaya Hidup
Egy yang masih berusia 17 tahun harus cepat melakukan proses adaptasi saat diturunkan di musim depan saat genap menginjak 18 tahun. Jauh dari Tanah Kelahiran dan harus menyesuaikan diri, dengan bahasa, budaya, dan berbagai hal di Polandia tentu menjadi tantangan yang tak mudah untuk dilalui seorang remaja.
Proses adaptasi yang cepat akan membantu Egy untuk dapat memberikan performa terbaiknya di atas lapangan. Bahasa menjadi salah satu kendala pemain luar Eropa dan Egy harus dapat mengatasi hal tersebut.
Untuk melancarkan proses adaptasinya, Egy pun berjanji akan mempelajari bahasa Polandia. Ia juga tak menampik aka nada perubahan besar dalam hidupnya karena meninggalkan Tanah Air dan merumput di Benua Biru.
"Saya sadar akan ada perubahan besar di hidup saya karena Indonesia dan Eropa sangat berbeda," ungkap Egy seperti dikutip dari Trojmiasto.