Pasca Juara di Jepang, Ini yang Dirasakan Pembobol Gawang Vietnam
Timnas Indonesia U-16 baru saja pulang ke Tanah Air usai menjadi juara di Turnamen Jenesys di Jepang pekan ini.
Karenanya pasukan Fakhri Husaini pun disambut dengan meriah oleh pendukung Timnas maupun oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi, Kamis (15/03/18) sore tadi di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Bersama-sama dengan rombongan Timnas U-16, pembobol gawang Vietnam, Rendy Juliansyah pun menceritakan sedikit kesan dan pesannya selama bermain di turnamen Jenesys di Jepang.
1. Paling Berkesan
Mendapat sambutan hangat, pencetak satu-satunya gol di babak final ke gawang Vietnam, Rendy Juliansyah mengaku sangat senang.
Ia mengatakan banyak mendapat pengalaman baru di kejuaraan tersebut apalagi bisa menghadapi tim kuat seperti Jepang di semifinal dan Vietnam di partai puncak.
Pertandingan melawan dua tim itu juga disebutnya paling berkesan karena merupakan dua tim yang sangat sulit dikalahkan. Terbukti Indonesianhanya menang tipis masing-masing dengan skor 1-0.
"Senang banyak dapat pengalaman, kemudian ada teman baru. Di sana kita ketemu klub elit seperti Jepang yang cukup sulit karena mereka tuan rumah (Jepang)," ucap Rendy.
"Sebenarnya semua laga memang berat tetapi kalau menurut saya yang terberat pas lawan Vietnam di final," imbuhnya.
2. Nasihat Fakhri Husaini
Rendy menjelaskan jika motivasi dan suntikan semangat yang diberikan pelatih Fakhri Husaini memang terbukti ampuh.
Semua pemain Timnas Indonesia U-16 diingatkan untuk tidak besar kepala dan tidak menganggap remeh lawan karena hal itu bisaenjadi bumerang buat Skuat Garuda. Nasihat itu rupanya menjadi faktor utama Timnas U-16 bermain tenang dan akhirnya membawa pulang piala ke Indonesia.
"Coach Fakhri selalu bilang kalau kita anggap lawan adalah besar maka kita akan kalah. Tetapi kalau kita tidak meremehkan mereka maka bisa menang dan terbukti seperti kemarin dia selalu kasih motivasi,"
"Sebelum pertandingan, coach selalu pesankan itu," beber remaja kelahiran Jakarta itu.
3. Kompetisi Usia Dini
Dengan raihan juara di Jepang tersebut, Rendy berharap pihak pemerintah, PSSI mauoun swasta bekerja sama memperhatikan pembinaan usia dini. Hal itu menjadi suatu kewajiban agar setiap pesepakbola muda yang berada di tiap daerah bisa berkembang dan menggapai mimpinya menjadi pemain profesional.
"Jam terbang di liga Jabodetabek memang sangat membantu saya. Makanya kompetisi usia dini sangat bagus, dan itu perlu banyak dikembangkan di setiap kota dimana harus punya kompetisi usia dini," tutupnya.