3 Pemain Indonesia Ini Gagal Total Saat Memilih Bermain di Liga Malaysia
Salah satu langganan Timnas Indonesia, Ferdinand Sinaga, dikabarkan telah resmi didepak oleh mantan klubnya yang berasal dari Malaysia, Kelantan FA. Hal tersebut diungkapkan secara resmi oleh akun Instagram Kelantan FA, @kelantanfa.official.
Dalam Instagram pribadinya tersebut, terlihat Ferdinand Sinaga tengah melakukan pertemuan dengan Presiden Kelantan FA, Bibi Ramjani Illias Khan. Pertemaun tersebut membahas akan pengunduran diri mantan pemain PSM Makassar itu.
"Kehadiran Ferdinand Sinaga ke Wisma Kafa untuk bertemu dengan Presiden KAFA, Hj. Bibi Ramjani Ilias Khan adalah untuk membicarakan soal pengunduran diri beliau untuk kembali kepada klub asalnya," tulis akun ofisial Kelantan FA dalam bahasa Malaysia tersebut.
Tak ayal, hal tersebut pun turut menuai pertanyaan dari publik pencinta sepakbola Tanah Air. Dikabarkan, Ferdinand tidak bias mengeluarkan performa terbaiknya bersama Kelantan FA, dengan hanya menjalani lima laga dan tidak mencetak gol sama sekali. Satu-satunya gol ya ia cetak hanya saat menjalani laga uji coba melawan Ratchaburi FC.
Namun, tahukah Anda bahwa Ferdinand Sinaga bukan pesepakbola Indonesia satu-satunya yang mengalami kegagalan ketika meninggalkan Indonesia untuk berkarier di Negeri Jiran?
Ya, terdapat beberapa pesepakbola Indonesia lainnya yang sempat mencicipi Liga Malaysia namun justru menuai kegagalan. Padahal, mereka sempat bersinar di Tanah Air-nya sendiri. Siapa saja mereka? Berikut INDOSPORT sajikan untuk Anda.
1. Robby Darwis
Bila Anda adalah Bobotoh sejati, tentunya Anda kenal dengan nama Robby Darwis, bukan? Dirinya merupakan legenda Persib Bandung, yang sempat berkarier di Negeri Jiran, Malaysia, dengan membela Kelantan FA pada 1989 silam.
Namun, di negeri tetangga tersebut membuat karier sepakbolanya meredup. Bek tengah yang terkenal tangguh di eranya itu terkena skorsing sebelum kontraknya setahun habis. Mengapa?
Itu dikarenakan Robby kedapatan melakukan tindakan tidak terpuji, dengan memukul wasit yang memimpin pertandingan antara Kelantan FA dengan Singapura, di laga perdananya yang digelar di Singapura.
Hal tersebut pun membuat Jawatan Kuasa Disiplin FAM (Football Association of Malaysia), seperti PSSI-nya Malaysia, memberikan Robby hukuman larangan bermain di Liga Malaysia selama tiga bulan.
Meskipun Robby mengakui tidak memukul sang wasit, serta Kelantan FA masih menginginkan jasanya, PSSI tetap tidak memberikan izin kepada Robby untuk bermain di Malaysia. Alhasil, dirinya pun kembali ke Indonesia.
2. Ilham Jaya Kesuma
Dirinya terkenal tajam di lini depan klub atau tim yang ia bela. Hasilnya maut. Persita yang ia bela saat itu, menjadi salah satu klub menakutkan di Tanah Air Indonesia. Selain itu, dirinya juga berhasil mengunci satu tempat di Timnas Indonesia untuk Piala Tiger 2004 kala itu.
Kehebatannya pun membuat klub asal Malaysia, MPPJ Selangor, tertarik untuk mendatangkannya. Berhasil membawa Indonesia mencapai partai final Piala Tiger di tahun 2004 menjadi alasan utama kenapa Selangor tertarik untuk mendatangkannya di tahun 2006.
Sayang, di Malaysia dirinya tidak bisa menunjukkan kualitas yang ia miliki. Hal tersebut tak lepas dari cedera lutut yang ia miliki, dan membuat dirinya harus kembali ke Indonesia dengan hanya bermain 18 laga serta mencetak tujuh gol saja untuk MPPJ Selangor selama satu musim.
Kedatangannya ke Indonesia tidak membuat karier Ilham membaik. Cedera yang kian para membuat kariernya terus meredup, hingga pada akhirnya ia memutuskan untuk pensiun di tahun 2012.
3. Kurniawan Dwi Yulianto
Sejatinya, Kurniawan Dwi Yulianto telah dikenal sebagai penyerang tajam Indonesia ketika dirinya masih sangat muda, yakni berusia 19 tahun. Lulusan Sampdoria Primavera ini bahkan membela klub asal Swiss, FC Luzern, sebagai klub profesional pertamanya.
Namun, dirinya hanya mampu mencetak satu gol dari 10 laga yang ia mainkan. Tak ayal, hal tersebut pun membawa dirinya kembali ke Tanah Air dan bermain di liga lokal.
Namanya kian mencuat ketika membela PSM Makassar, dan menghasilkan banyak gol di klub kebanggaan Kota Makassar tersebut di tahun 1999 hingga 2001.
Malang melintang di klub Indonesia, membuat Sarawak FA memutuskan untuk mendatangkannya. Di Negeri Jiran, dikabarkan bahwa Kurniawan jarang mencetak gol dan membuat kontraknya diputus. Dirinya pun kembali ke Indonesia dengan umur yang telah menginjak 30 tahun.