5 Pesepakbola yang Mewarisi DNA Sang Ayah di Timnas
Kompetisi liga sepakbola di Eropa akan sejenak berhenti berganti dengan pertandingan internasional antar negara bertajuk laga persahabatan akhir pekan ini.
Beberapa tim menggunakan kesempatan tersebut sebagai ajang persiapan mereka sebelum bermain di Piala Dunia 2018, termasuk juga mencoba beberapa pemain baru yang diberi kesempatan melakoni laga internasional.
Beberapa nama debutan akan bermain dalam akhir pekan ini, seperti misalnya Marcos Alonso yang akan menjalani debutnya di Timnas Spanyol dalam usia yang sudah menginjak 27 tahun.
Meski terhitung sudah tidak muda lagi, pencapaian itu jelas sangat spesial bagi pemain Chelsea tersebut, karena dengan itu dirinya kini bisa menjadi suksesor orang tuanya yang juga pernah memperkuat Timnas Spanyol, Marcos Alonso Pena.
Selain nama Alonso, sebenarnya sudah ada beberapa pemain yang mampu melanjutkan supremasi orang tuanya untuk berseragam Tim Nasional. Seperti beberapa nama yang INDOSPORT rangkumkan berikut.
- 4 Tim Kuda Hitam di Piala Dunia 2018 Versi INDOSPORT
- Rekam Jejak Taufik Suparno, Pemain Keturunan Jawa di Timnas Singapura
- Berasal dari Jawa dan Riau, 3 Pemain Timnas Singapura Berdarah Indonesia
- Bintang Chelsea Tidak Bahagia dengan Timnas Spanyol
- Pelatih Timnas Singapura U-23 Pernah Mencampakkan Juara Liga Champions Demi Bela Klub Indonesia
1. Maldini
Jika menyebut pemain dan orang tuannya yang sama-sama sukses, sulit untuk melupakan nama Paolo Maldini dan Cesare Maldini. Bapak dan anak ini bukan hanya sama-sama sukses bisa berseragam Timnas Italia, namun mereka juga memiliki kesamaan dengan memperkuat klub yang sama, AC Milan.
Cesare yang telah berpulang ke maha kuasa pada 3 April 2016 dalam usia 84 tahun tersebut, mencatatkan total 14 penampilan bersama Gli Azzuri pada medio 1960-1963.
Sementara sang anak, Paolo Maldini lebih sukses lagi. Dengan catatan caps 126 pertandingan dan tujuh gol, Paolo juga dipercaya menjabat ban kapten Timnas Italia dalam beberapa tahun sebelum akhirnya pensiun dari Timnas usai gelaran Piala Dunia 2002.
Paolo juga tercatat pernah beberapa kali membawa Italia melaju hingga final gelaran turnamen internasional, seperti pada pada Piala Dunia tahun 1994 di Amerika Serikat dan Piala Eropa 2000 di Prancis.
2. Schmeichel
Buat para penggemar Liga Primer Inggris tentu tidak asing dengan nama Schmeichel. Jika generasi saat ini akan langsung mengarah pada penjaga gawang Leicester City, Kasper Schmeichel, maka generasi terdahulunya akan langsung ingat pada penjaga gawang legendaris Manchester United, Peter Schmeichel.
Bapak dan anak asal Denmark ini memang merupakan contoh luar biasa dalam dunia sepakbola. Bukan hanya mewarisi bakat sang bapak di lapangan hijau, posisi dan prestasi yang didapat Kasper juga bisa menyerupai dan menyaingi sang bapak secara persis.
Sama-sama bermain sebagai penjaga gawang, Karier Kesper mencapai puncaknya ketika mampu membawa Leicester City secara mengejutkan menjuarai Liga Primer Inggris. Sebuah prestasi yang pernah direngkuh sang bapak terlebih dahulu bersama Manchester United.
Sukses di klub, begitupun di Tim Nasional. Saat ini, Kasper mampu menjadi pilihan utama Timnas Denmark selepas pensiunnya Thomas Sorensen. Sementara untuk Peter, jauh lebih cemerlang. Selain menjadi pilihan utama di Timnas, Peter bahkan juga dipercaya mengemban amanat menjadi kapten tim. Peter juga berhasil memberikan prestasi bagi tim Dinamit ketika mampu menjadi juara Piala Eropa 1992.
3. Xabi Alonso
Sebelum ada nama Marcos Alonso di Timnas Spanyol, terlebih dahulu ada nama Xabi Alonso. Namun, meski memiliki kesamaan nama, mereka tidak memiliki hubungan darah sama sekali.
Karena Xabi Alonso sama seperti Marcos, merupakan pemain yang mewarisi DNA sang orang tua di Timnas Spanyol. Xabi yang begitu sukses dengan La Furia Roja dengan sumbangan satu gelar Piala Dunia dan dua Piala Eropa tersebut memiliki ayah Miguel Angel Alonso yang juga merupakan pesepakbola sukses yang bermain bagi Timnas Spanyol.
Meski hanya mencatatkan 20 caps dengan satu gol buat Timnas Spanyol, karier Miguel Angel atau yang akrab disapa Periko terhitung suskses di level klub dengan tiga kali menjuarai Liga Spanyol, dua bersama Real Sociedad dan satu bersama Barcelona.
4. Blind
Pada era keemasan Timnas Belanda di dekade 80-an, ada seorang pemain yang sering mengisi pos lini bertahan Der Orange, yaitu Danny Blind.
Mencatatkan 42 penampilan dengan satu gol, nama Danny di Timnas Belanda mungkin tidak sebesar Ronald Koeman atau Frank de Boer di era setelahnya. Namun, ayah dari pemain belakang Manchester United saat ini, Daley Blind memiliki karier yang mentereng di level klub.
Bersama Arnold Muhren, Danny menjadi dua nama pemain asal Belanda yang sukses memenangkan seluruh kompetisi klub di level Eropa.
Danny tercatat pernah sekali memenangkan Liga Champions, Piala UEFA, Piala Winners, dan Piala Super Eropa. Termasuk juga lima gelar Liga Belanda dan empat Piala Liga Belanda.
Sementara sang anak, Daley Blind yang sudah tergabung bersama Timnas Belanda sejak usia 15 tahun, prestasi terhebatnya ketika mampu membawa Der Orange menjadi juara ketiga pada Piala Dunia 2014 di Brasil.
Untuk level klub, Daley pernah beberapa kali menjuarai Liga Belanda bersama Ajax, dan juga Piala FA, Piala Liga, Liga Europa dan Community Shield bersama Manchester United.
5. Marcos Alonso
Keberhasilan Marcos Alonso untuk bisa menggunakan jersey Timnas Spanyol di usia yang sudah tidak muda lagi jelas memberikan kebanggaan bagi seorang Marcos Alonso Pena, orang tuannya.
Sama seperti Marcos Alonso yang akhirnya bisa memperkuat Timnas, Alonso Pena semasa bermain juga merupakan bagian dari skuat La Furia Roja.
Menjalani debut pada 25 maret 1981 ketika menghadapi Inggris, total Alonso Pena bermain sebanyak 22 penampilan dengan sumbangan satu gol. Sementara prestasi terbaiknya bersama Timnas hanya mampu membawa Spanyol melaju hingga final Piala Eropa 1984.
Kurang mentereng di level internasional, Alonso Pena mampu berprestasi di level klub dengan berhasil membawa Barcelona menjuarai Liga Spanyol pada musim 1984-85 dan Piala Liga pada tahun yang sama.
Bukan cuma berhenti di ayah, nyatanya Marcos Alonso juga mewarisi apa yang telah dilakukan sang kakek terlebih dahulu. kakenya, yang juga merupakan ayah dari Alonso Pena, Maros Alonso Imaz juga pernah berseragam Timnas Spanyol pada rentan tahun 1955 hingga 1960.