Estimasi Peluang Jerman dan Spanyol di Piala Dunia dari Laga Persahabatan Keduanya
Piala Dunia 2018 Russia masih belum akan berlangsung hingga pertengahan bulan Juni mendatang, tapi dengan kesibukan jadwal klub yang masih akan padat hingga bulan Mei, persiapan negara-negara peserta sebenarnya tidak lebih dari satu bulan lagi.
Jeda-jeda internasional merupakan kesempatan terbaik bagi negara untuk terus mengevaluasi skuat, lini per lini, sektor per sektor. Belum lagi selalu ada risiko cedera pemain kunci yang selalu menghantui kepala pelatih-pelatih Timnas jelang turnamen empat tahunan tersebut.
Dua negara terakhir yang mengangkat trofi Piala Dunia, Jerman (2014) dan Spanyol (2010), juga tengah dalam masa persiapan akhir. Keduanya bahkan saling berjibaku di pertandingan persahabatan di Dusseldorf pada hari Sabtu dini hari.
Pertandingan tersebut berakhir dengan hasil imbang 1-1. Pertandingan ini juga dapat menjadi tolak ukur kesiapan dua superpower sepakbola ini dalam menghadapi Piala Dunia 2018 yang akan segara mengetuk pintu.
1. Kedalaman Skuat
Dalam hal kedalaman skuat, Spanyol dan Jerman sama-sama tidak perlu khawatir akan kekurangan pemain.
Dengan kompetisi domestik (La Liga dan Bundesliga) yang berada di peringkat lima teratas Eropa dan pemain-pemainnya yang tersebar di liga-liga top lain seperti Liga Primer Inggris, Spanyol dan Jerman selalu memiliki kolam bakat yang seperti tidak berujung.
Hanya tinggal sang pelatih yang menentukan karakteristik pemain yang diinginkan.
Jerman memiliki sedikit keuntungan dengan fakta bahwa di Piala Konfederasi lalu, pelatih Joachim Low dapat melakukan uji coba pada pemain-pemain mudanya dalam lingkungan kompetitif.
Sementara, pelatih Spanyol juga tidak memiliki waktu yang sedikit untuk mempersiapkan timnya. Ia telah ditunjuk sebagai pelatih kepala sejak Juli 2016, usai pensiunnya pelatih Vincente del Bosque.
2. Menemukan Sosok Striker yang Hilang
Terdapat satu kesamaan unik dalam dua kubu ini dalam beberapa tahun terakhir. Jerman dan Spanyol sama-sama dipenuhi oleh gelandang-gelandang kreatif yang terlihat mampu merubuhkan dinding pertahanan manapun. Tapi soal sosok penyerang tengah, keduanya masih belum menemukan sosok yang dapat diandalkan dan menjadi tumpuan.
Di Piala Dunia lalu, Jerman menjadi juara dengan menggunakan Mario Gotze sebagai false nine. Sedangkan dua tahun sebelumnya, Spanyol menjadi pemenang di turnamen Piala Eropa 2012 dengan Cesc Fabregas dengan peran yang sama. Keduanya tim cenderung menghindari penggunaan penyerang tengah di dalam kesebelasan utama.
Tapi di pertandingan persahabatan antara keduanya, dua penyerang diberikan kesempatan dan langsung mengukir senyuman di wajah masing-masing pelatih. Penyerang Valencia, Rodrigo, di Timnas Spanyol, yang mencetak satu gol di pertandingan dan ujung tombak RB Leipzig, Timo Werner, di kubu tuan rumah, yang meskipun tidak mencetak gol, berkali-kali merepotkan kiper sekaliber David de Gea.
Spanyol sendiri masih memiliki nama-nama seperti Diego Costa maupun Alvaro Morata untuk posisi ini. Sedangkan Jerman juga masih memiliki sosok berpengalaman seperti Mario Gomez yang siap turun jika dibutuhkan.
3. Kans di Piala Dunia
Di Piala Dunia 2018, Jerman berada di Grup F bersama Korea Selatan, Meksiko dan Swedia. Sedangkan Spanyol berada di Grup B bersama Iran, Maroko dan Portugal.
Di atas kertas, Jerman memiliki kompetisi yang lebih berat, sementara Spanyol mendapatkan satu musuh yang merupakan salah satu rival yakni Portugal.
Bagaimanapun, dengan skuat yang dimiliki dan performa yang sedang ditunjukkan masing-masing negara, lolos sebagai juara grup bagi kedua tim adalah objektif yang tidak muluk-muluk.
Sedangkan di fase gugur, tim-tim Amerika Latin seperti Argentina dan Brasil merupaka pesaing utama Jerman dan Spanyol. Melihat permainan keduanya di pertandingan persahabatan, bukan tidak mungkin Piala Dunia akan kembali jatuh ke tangan negara Eropa untuk keempat kalinya berturut-turut.