Termasuk Persija, 4 Klub Ini Pernah Pecat Iwan Setiawan
Pecinta sepakbola Indonesia tentunya mengenal betul sosok pelatih Iwan Setiawan. Pasalnya, pelatih kelahiran Medan tersebut kerap kali melakukan sikap kontroversial dan menebar psywar jelang pertandingan.
Deretan sikap kontroversinya tersebut membuat pelatih yang setiap tanggal 5 Juli berulang tahun tersebut dijuluki Jose Mourinho-nya Indonesia.
Kendati demikian, Iwan bukanlah pelatih ecek-ecek, lantaran memiliki prestasi yang cukup gemilang, terutama ketika menangani Timnas Indonesia U-14. Mantan pelatih Persikabo Bogor tersebut berhasil membawa Garuda Muda menjuarai Piala Asia Pasifik pada 2004 silam.
Namun ketika dirinya menukangi sebuah klub profesional di Indonesia, tidak segemilang yang dipikirkan. Iwan kerap kali terdepak dari kursi kepelatihan, meskipun kinerjanya tidak terlalu buruk.
Berikut INDOSPORT merangkum empat pemecatan mengenaskan yang diterima Iwan di klub berbeda.
1. Persija Jakarta
Iwan Setiawan pernah menukangi Persija Jakarta pada Indonesia Super League (ISL) musim 2011/12 lalu. Sebelumnya, Iwan menjabat sebagai direktur teknik klub yang dijuluki Macan Kemayoran tersebut.
Bukan Iwan namanya juga dirinya tidak melakukan sikap kontroversi. Bersama Persija juga Iwan melakukan hal itu, ketika ia secara mengejutkan memutuskan untuk mundur. Namun keputusan itu dibatalkan begitu saja.
Tak hanya itu, Iwan juga memiliki hubungan panas dengan The Jakmania. Pendukung setia Macan kemayoran tersebut sempat meminta sang pelatih untuk mundur dari jabatannya.
Permintaan Jakmania itu justru dibalas dengan konfrontasi oleh Iwan. Setiap kali pemain Persija mencetak gol Iwan selalu mendongak ke arah suporter yang memenuhi Stadion Gelora Bung Karno.
2. Persebaya Surabaya
Iwan Setiawan pernah sempat mengalami hubungan kurang baik dengan suporter setia Persebaya Surabaya, Bonek. Dirinya berselisih dan mengacungkan jari tengah ke arah Bonek setelah laga Persebaya kontra Martapura FC.
Sikap Iwan Setiawan ini sangat disayangkan oleh manajemen Persebaya. Pihak klub memahami besarnya tekanan dan ekspektasi dari pendukung. Namun seharusnya Iwan tidak melakukan tindakan kurang terpuji seperti itu.
"Semua pasti penuh tekanan dan ekspektasi. Siapa yang tidak kecewa saat kalah? Semua elemen pasti kecewa. Seharusnya kecewa tidak diluapkan dengan emosi, ini karena situasi dan kondisi, sehingga ada hal yang di luar dugaan," kata Media Officer Persebaya, Roky Maghbal kala itu.
3. PSMS Medan
Iwan Setiawan juga pernah menukangi PSMS Medan pada musim 2008/09 silam. Namun kerja sama Iwan dengan tim berjuluk Ayam Kinantan tersebut tidak berjalan lama.
Iwan langsung didepak dari kursi kepelatihan PSMS Medan dalam waktu yang cukup singkat. Dirinya hanya bertahan dua laga di tim yang saat ini bermarkas di Stadion Teladan tersebut.
Petinggi PSMS saat itu, Sihar Sitorus, tanpa pikir panjang untuk memecat Iwan setelah kalah dalam dua laga beruntun. Pemecatan tersebut terjadi tepatnya pada kekalahan 0-1 atas Persipura di ISL musim 2008/09.
Situasi seperti ini pun membuat Iwan Setiawan menjadi pelatih tersingkat sepanjang sejarah klub PSMS Medan.
4. Borneo FC
Iwan Setiawan baru saja diberhentikan sebagai pelatih Borneo FC setelah memperlihatkan sikap kurang terpuji kepada suporter. Hal itu terjadi usai pertandingan perdana Borneo FC di Liga 1 2018 kontra Sriwijaya FC.
Presiden Borneo FC, Nabil Husein, pun angkat bicara soal keputusan klub yang secara tiba-tiba memberhentikan Iwan. Ia menilai bahwa sikap kontroversi yang diperlihatkan Iwan menjadi alasan utama bagi manajemen Borneo FC.
“Kita sudah rundingkan dengan manajemen soal memutus kerja sama dengan pelatih Iwan Setiawan,” ujarnya kepada INDOSPORT.
“Pertimbangan utamanya adalah karena atas kejadian kontroversi kemaren antara pelatih Iwan dengan suporter,” tambahnya.
Pemecatan yang terjadi oleh Iwan di Borneo FC ini sejatinya bukanlah yang pertama. Sebelumnya pada tahun 2015, dirinya sempat diberhentikan setelah berhasil membawa Borneo FC promosi ke Indonesia Super League 2015.
Alasan pencopotan Iwan Setiawan kala itu dikarenakan gagalnya mewujudkan target juara kompetisi kasta kedua oleh Borneo FC.