Bintang Barcelona Jadi Korban Rasis Saat Prancis Permalukan Rusia
Pemain depan Barcelona Ousmane Dembele menjadi sasaran pelecehan rasialis dalam kemenangan Prancis 3-1 dari Rusia, Selasa (27/03/18).
Menurut laporan dari LâEquipe, pemain depan itu menjadi korban rasis dimana ânyanyian monyetâ dilontarkan ke pemain berusia 20 tahun itu saat ia mengambil dua tendangan sudut di babak akhir pertandingan tersebut.
Keamanan dan rasisme tampaknya telah menjadi dua keprihatinan utama bagi komunitas sepakbola menjelang Piala Dunia Rusia 2018.
Dan FIFA kemungkinan akan didesak untuk bertindak berdasarkan laporan terbaru bahwa Dembele menjadi sasaran selama pertandingan.
1. Ledekan
Prancis mengalahkan Rusia di St Petersburg berkat dua gol dari Kylian Mbappe dan tendangan bebas Paul Pogba.
Dembele menjadi pemain pengganti di menit ke-72 dalam kemenangan 3-1 atas tuan rumah Piala Dunia musim panas ini.
Dilansir dari Express UK, ‘lantunan monyet’ yang dilontarkan selama pertandingan itu jelas-jelas ditujukan ke pemain internasional Prancis.
2. Desakan kepada FIFA
Dilansir dari Tribuna, berkaitan dengan aksi pelecehaan ras tersebut, Kementerian Olahraga Prancis Laura Flessel mendesak badan internasional untuk mengambil tindakan.
“Rasisme tidak memiliki tempat di lapangan sepakbola. Kita harus beraksi bersama di tingkat Eropa dan internasional untuk mengakhiri perilaku tidak terpuji itu.”
Musim ini FIFA juga telah menyaksikan dugaan pelecehan terhadap Rhian Brewster Liverpool oleh Spartak Moscow dan klub yang sama menggambarkan pemain hitam mereka sebagai ‘cokelat yang meleleh di bawah matahari’, menurut Express UK.
3. Akan Mencermarkan Rusia
Kembali pada tahun 2015, mantan pemain depan Zenit FC Hulk menegaskan dia mengalami pelecehan rasis secara teratur di Liga Premier Rusia.
Hanya tinggal 80 hari sebelum Piala Dunia 2018 dimulai pada tanggal 14 Juni, dengan Rusia menghadapi Arab Saudi di pertandingan pembukaan turnamen.
Dan contoh terbaru penyalahgunaan rasis di pertandingan persahabatan yang dialami Dembele itu akan semakin merusak reputasi tuan rumah yang memang telah sering dilanda skandal dalam beberapa tahun terakhir.