Bak Tsubasa dan Misaki, Ini 4 Pasangan Emas Terbaik Liga Indonesia Sepanjang Masa
Bagi Anda yang generasi 90-an, pasti mengenal dengan anime asal Jepang, Captain Tsubasa. Ya, baru-baru ini kartun yang pertama kali tayang pada tahun 1983 ini kembali di-remake dengan kualitas gambar lebih baik dan lebih segar dari versi sebelumnya.
Seperti sudah dijadwalkan sebelumnya, Captain Tsubasa 2018 (versi remake) telah resmi dirilis pada Selasa (03/04/18) di Jepang. Versi ini disutradarai oleh Toshiyuki Kato, dan diilustrasikan oleh Hajime Watanabe.
Tentunya, bagi penonton versi lawas, kita pasti mengingat dengan duet pasangan emas Tsubasa dan Misaki. Keduanya sudah berduet sejak level sekolah dasar (SD) hingga ketika keduanya sudah memperkuat Timnas Jepang.
Operan-operan keduanya sangat padu dan seperti sudah paham satu sama lain. Dalam bermain keduanya saling melengkapi dimana biasanya Misaki yang memberikan umpan dan Tsubasa yang mencetak gol.
Namun, tak hanya ada di dunia fiksi saja yang dua pesepakbola dianggap sebagai pasangan emas. Meski dewasa ini sangat sulit menemukan duet penyerang berbahaya dalam sebuah tim.
Dari banyaknya pesepakbola di dunia tentu ada yang memiliki chemistry dengan pemain lainnya. Dua pemain itu biasa disebut duet yang mampu mengancam klub lainnya.
Di Liga Indonesia sendiri, ada beberapa tim yang sempat memiliki duet mematikan baik di klub maupun di tim nasional. Lantas siapakah yang memiliki duet penyerang paling berbahaya? Berikut INDOSPORT merangkumnya.
1. Bambang Pamungkas dan Greg Nwokolo
Persija Jakarta pernah memiliki duet maut yang ada pada Bambang Pamungkas dan Greg Nwokolo. Di ajang Liga Super Indonesia musim 2008/2009, Greg mengoleksi 16 gol dan Bambang 19 gol atau yang paling subur dari duet penyerang klub ISL lainnya. Sedang pada 2010/2011 Greg mengoleksi 13 gol dan Bambang hanya 12 gol.
Meski keduanya gagal mempersembahkan tim Macan Kemayoran meraih gelar juara, namun kedua pemain ini disegani lawan pada masa emas mereka. Sayang di Liga 1 2018, Bambang dan Greg tidak lagi satu tim. Bambang masih bertahan di Persija, sedangkan Greg berseragam Madura United.
2. Ilham Jaya Kesuma dan Zaenal Arif
Ilham Jaya Kesuma dan Zaenal Arif pernah menjadi pasangan emas saat mereka memperkuat Persita Tangerang. Pada era Liga Indonesia tahun 2002/2003, keduanya berhasil mengantarkan klub berjuluk La Viola tembus semifinal Liga Indonesia. Tak hanya itu, duetnya dengan Zaenal Arief membuat dirinya menyabet gelar top skor dengan raihan 26 gol.
3. Beto Goncalves dan Boaz Solossa
Saat pertama kali datang ke Indonesia pada 2009, Alberto Goncalves da Costa atau yang lebih dikenal dengan nama Beto bergabung dengan Persija Jakarta. Pemain berdarah Brasil yang baru menjadi warga Negara Indonesia (WNI) ini menjadi tandem Boaz Solossa di tim Mutiara Hitam besutan Jacksen F. Tiago kala itu.
Pada ISL musim 2009/2010, Persipura menjadi tim yang paling produktif dengan mencetak 62 gol. Dimana Boaz dan Beto mencetak 35 gol untuk Persipura. Boaz Solossa mengoleksi 17 gol, sementara Beto mencatatkan 18 gol. Sayang, Persipura saat itu hanya menjadi runner-up di bawah Arema Cronus yang meraih gelar juara.
4. Peri Sandria dan Kurniawan Dwi Yulianto
Peri dan Kurniawan merupakan salah satu penyerang terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Kualitas keduanya dalam mengoyak jala gawang sudah tidak perlu dipertanyakan lagi.
Keduanya mendapat panggilan dari pelatih Timnas Indonesia saat itu, Danurwindo, untuk Piala Tiger (sekarang Piala AFF) tahun 1996. Keputusan Danurwindo menduetkan Peri Sandria dan Kurniawan Dwi Yulianto terbukti tepat.
Pasalnya, Kurniawan dan Peri masing-masing mampu mencetak empat gol sepanjang Piala Tiger 1996. Sayang kolaborasi Peri dan Kurniawan gagal memberikan trofi Piala Tiger setelah kalah 1-2 dari Malaysia di babak semifinal.