Bukan Pogba dan Smalling, Man City Sendiri yang Menggagalkan Diri Menjadi Juara
Bukan karena Paul Pogba dan Chris Smalling yang menjadi penyebab Man City gagal juara malam tadi, tetapi karena diri mereka sendiri. Bagaimana bisa?
Sebelum kick off dimulai, Man City benar-benar tampil penuh percaya diri dan penuh harapan dapat mengalahkan klub rival sekota mereka, Man United dalam pertandingan ke-32 Liga Primer Inggris 2017/18.
Ya, setelah unggul 2-0 atas sang lawan melalui gol dari Vincent Kompany dan Ilkay Gundogan serta mampu mendominasi laga di sepanjang babak pertama, namun di babak kedua segalanya menjadi berakhir.
Adalah dua gol dari Paul Pogba dan juga gol dari Chris Smalling yang meruntuhkan semangat dan menggagalkan pesta juara Man City malam tadi.
Namun yang akan dibahas penyebab gagalnya City juara bukan karena Pogba dan Smalling, tetapi karena ulah pemain mereka sendiri. Bagaimana bisa? Berikut INDOSPORT membahasnya:
- 4 Fakta Terbaru di Laga Manchester City vs Manchester United
- Ini yang Diucapkan Guardiola Usai Kalah dari Man United
- 5 Top Skor Sementara Liga Top Eropa: Messi Samai Raihan Salah
- Klasemen Sementara 5 Liga Top Eropa: Man City Tunda Pesta Juara, Messi Kesurupan
- Rekap Pertandingan 5 Liga Elite Eropa: Man City Takluk, Barcelona Mengamuk
- Terbang Bak Superman, Aksi Penyelamatan De Gea Ini Undang Decak Kagum
1. Terkesan Menganggap Enteng Lawan
Manchester City jelas lebih diunggulkan dibanding tim tamu pada pertandingan tadi. Hal ini lantaran karena bukan hanya mereka bermain di hadapan pendukung mereka sendiri saja, tetapi juga rasa percaya diri tim yang ingin mengakhiri laga dengan pesta juara membumbung tinggi.
Situasi inilah yang seakan-akan membuat tim besutan Pep Guardiola menganggap enteng lawan. Man United yang tertinggal jauh dari puncak klasemen sementara jelas sangat sulit untuk mengejar Man City.
Dengan kata lain, bukan tidak mungkin sebelum laga dalam benak para penggawa City menilai Man United hanya akan pasrah dalam pertandingan dan membiarkan mereka meraih kemenangan.
Padahal jelas pemikiran ini sangatlah salah dan dapat dikatakan bodoh. Karena tak mungkin tim tamu akan membiarkan mereka meraih kemenangan, apalagi laga ini bertajuk derbi, di mana laga derbi pastinya selalu penuh gengsi.
Permainan Man City sendiri memang sempat terlihat sedikit meremehkan Man United, terutama saat mereka sudah unggul 2-0 di babak pertama di menit ke-30, di mana mereka mampu mendominasi permainan, sementara Man United cenderung bertahan
2. Terbawa Permainan Man United
Sayang seribu sayang, pada babak kedua Man United ternyata benar-benar membuat pertandingan ini bak drama yang tak akan terlupakan.
Bagaimana tidak? Kurang lebih sekitar 10 menit saat babak kedua dimulai, tim tamu mampu menyamakan kedudukan menjadi 2-2 melalui brace dari Paul Pogba.
Saat itu juga mental para pemain Man City bagaikan tembok tebal yang dihancurkan oleh mobil crane ball hingga berkeping-keping.
Siapa yang sangka permainan Man City sempat berantakan dan hingga akhirnya mereka menjadi terbawa permainan Man United yang ditangani oleh Jose Mourinho.
Ya, skema permainan Man City yang dirancang oleh Pep Guardiola menjadi berantakan hingga akhirnya membuat mereka harus kembali kebobolan di menit ke-68 melalui Chris Smalling dan mengubah kedudukan menjadi 3-2 untuk tim tamu.
3. Terpancing Emosi
Memasuki menit akhir pertandingan, emosi pemain Manchester City terpancing dengan permainan Manchester United.
Jelas saat sedang tertinggal pastinya The Citizens ingin bermain cepat agar dapat menyamakan sekaligus mengembalikan kedudukan.
Sayangnya, niatan mereka tak dapat terlaksana dengan baik. Sebab, para pemain Man United terlihat ingin men-delay atau memperlambat tempo permainan, sehingga hal ini membuat emosi dari para pemain Man City terpancing.
Tak jarang beberapa kali tim tuan rumah melakukan pelanggaran atau melakukan aksi protes terhadap Man United sehingga menyebabkan drama, ketegangan, hingga perselisihan di atas lapangan tak terhindarkan.
Akhirnya, karena emosi yang tak terkendali serta mental yang telah jatuh membuat para pemain Man City menjadi tidak tenang dan mereka pun dipaksa untuk menunda pesta juara Liga Primer Inggris.
Seandainya saja mereka dapat bermain lebih tenang dan dapat mengendalikan emosi dengan baik, bukan tidak mungkin pasukan Guardiola dapat mengembalikan kedudukan.